Harga Emas Pegadaian .jpg
Tren Pasar

Harga Emas Anjlok Pasca Israel dan Iran Damai, Sinyal Serok Investor?

  • Harga emas terkoreksi tajam ke level terendah. Penurunan ini akibat meredanya geopolitik dan kapan waktu terbaik bagi pemula untuk berinvestasi.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA - Harga emas dunia mengalami koreksi tajam dalam beberapa hari terakhir, menyentuh level terendah dalam lebih dari dua pekan. Penurunan drastis ini terjadi setelah munculnya kabar gencatan senjata antara Iran dan Israel, yang seketika meredakan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven).

Pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, harga emas di pasar spot sempat anjlok lebih dari 2% sebelum menetap di level US$3.319 per troy ounce. Penurunan ini sontak memicu pertanyaan di kalangan investor, terutama para investor pemula: apakah ini saat yang tepat untuk mulai membeli emas dengan harga "diskon"?

Penyebab utama anjloknya harga emas adalah meredanya konflik di Timur Tengah. Emas, sebagai aset safe haven, harganya cenderung melonjak saat terjadi ketidakpastian global seperti perang atau krisis politik. Secara teoretis, kondisi ini membuat investor berbondong-bondong membelinya untuk melindungi nilai aset mereka. 

Namun, ketika situasi mulai damai, seperti yang ditandai oleh gencatan senjata, nafsu risiko investor kembali meningkat. Mereka mulai menjual emas dan beralih ke aset yang lebih berisiko seperti saham, dengan harapan imbal hasil yang lebih tinggi. Fenomena ini disebut sebagai mode risk-on.

Penyebab Anjoknya Harga Emas

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuabi mengatakan bahwa meredanya ketegangan ini membuat permintaan emas sebagai aset lindung nilai menurun drastis. "Yang menyebabkan harga emas dunia terkoreksi adalah gencatan senjata yang dilakukan oleh Amerika antara Israel dan Iran," katanya melalui keterangannya.

Kendati demikian, masih beberapa faktor ketidakpastian yang bisa menahan laju penurunan emas, bahkan berpotensi membalikkan arahnya. Salah satunya adalah kabar gencatan senjata itu sendiri yang masih rapuh. 

Analis Zaner Metals, Peter Grant, pihaknya meragukan informasi gencatan senjata ini. Sebab, pihak Iran dilaporkan membantah telah mencapai kesepakatan, sementara Israel menyatakan pihaknya memerintahkan serangan balasan. "Masih ada pertanyaan apakah gencatan ini akan bertahan. Selama situasi belum benar-benar jelas, potensi penurunan harga emas juga kemungkinan terbatas,” ujarnya.  

Di sisi lain, faktor terbesar kedua yang membayangi pergerakan emas adalah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed). Emas sangat sensitif terhadap suku bunga; jika suku bunga tinggi, emas menjadi kurang menarik. 

Saat ini, pasar menantikan sinyal kapan The Fed akan mulai memangkas suku bunganya. Ibrahim bahkan berspekulasi penurunan suku bunga bisa terjadi pada bulan Juli, yang "akan membuat harga emas dunia kembali lagi mengalami penguatan," paparnya. 

Sinyal Masuk untuk Pemula?

Dengan harga yang menurut Ibrahim kini berada di bawah level psikologis US$3.326,. Pertanyaanny, apakah ini adalah "lampu hijau" untuk membeli? Bagi investor jangka panjang, penurunan harga saat ini bisa dilihat sebagai peluang untuk membeli di harga yang lebih murah (buy the dip). 

Oleh karena itu, jika percaya bahwa dalam jangka panjang nilai emas akan terus naik, maka ini bisa menjadi kesempatan untuk mengakumulasi aset tersebut. Namun, risiko penurunan lebih lanjut tetap ada, dan kedua analis memberikan level yang berbeda untuk diwaspadai. 

Peter Grant menyebutkan bahwa emas kemungkinan akan mendapat dukungan teknis di kisaran US$3.300. Di sisi lain, Ibrahim memproyeksikan harga logam mulai ini bisa turun lebih dalam lagi menuju titik terendah di level US$3.266. 

Artinya, jika seorang investor membeli sekarang, ada kemungkinan nilai investasi Anda akan turun terlebih dahulu sebelum naik kembali. Dengan begitu, ketimbang mencoba menebak titik terendah pasar, ada strategi yang lebih bijak seperti membeli secara mencicil atau yang dikenal sebagai Dollar-Cost Averaging (DCA). 

Caranya adalah dengan mengalokasikan dana dan membeli emas secara rutin, misalnya setiap bulan dalam jumlah yang sama, tanpa memedulikan harganya sedang naik atau turun. Dengan metode ini, investor akan mendapatkan harga rata-rata pembelian yang lebih baik dalam jangka panjang dan mengurangi risiko membeli di harga puncak.

Disclaimer: Artikel ini disusun TrenAsia.id untuk tujuan informasi dan edukasi berdasarkan materi yang diberikan. Ini bukan merupakan saran keuangan atau ajakan untuk membeli/menjual instrumen investasi apa pun. Selalu lakukan riset Anda sendiri dan konsultasikan dengan perencana keuangan profesional sebelum mengambil keputusan investasi.