<p>Bitcoin </p>
Tren Pasar

Harga BTC Gila, Saatnya Indonesia Punya Cadangan Kripto?

  • Bitcoin mendekati rekor tertinggi, investor global borong habis. Di tengah euforia ini, Indonesia mulai wacanakan Bitcoin jadi aset cadangan nasional. Apakah langkah ini realistis atau sekadar sensasi?

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.IDBitcoin kembali ngegas dan mendekati rekor harga tertinggi sepanjang masanya. Pada Selasa, 12 Agustus 2025, harga aset kripto terbesar ini sempat menembus US$122.000, didorong oleh gelombang aksi borong dari investor institusional dan korporasi raksasa.

Di bursa lokal seperti Indodax, harganya bahkan sempat menyentuh Rp1,98 miliar per koin. Reli ini menunjukkan selera investor besar terhadap aset kripto yang kian menggila, di mana perusahaan-perusahaan kini tercatat memegang cadangan Bitcoin senilai total US$113 miliar.

Namun, di tengah euforia beli global ini, Indonesia justru sedang disibukkan dengan wacana yang berbeda: haruskah Bitcoin menjadi aset cadangan nasional? Perbedaan fokus ini menunjukkan dua arah pemikiran yang sangat kontras. Lantas, apa saja pendorongnya?

1. Institusi Pindah dari Emas ke Bitcoin

Menurut analis BTC Markets, Rachael Lucas, 'bensin' utama di balik reli ini adalah arus masuk yang stabil dari para investor institusional. Mereka secara aktif mengalihkan cadangan kas perusahaannya dari aset tradisional ke aset digital seperti Bitcoin.

Salah satu pemicunya adalah kebijakan tarif baru AS terhadap emas batangan. “Dengan emas menghadapi hambatan pasokan dan risiko kebijakan, Bitcoin kian dipandang sebagai penyimpan nilai tanpa batas dan bebas tarif,” jelasnya.

2. Aksi Borong Korporasi Raksasa

Sinyal ini diperkuat oleh aksi borong dari para 'sultan' kripto. Perusahaan Strategy milik Michael Saylor, misalnya, baru saja menambah koleksi Bitcoin-nya senilai US$18juta, membuat total kepemilikannya kini mencapai lebih dari US$75 miliar.

Langkah korporasi besar seperti ini menambah kepercayaan pasar. Selain itu, perusahaan bioteknologi yang beralih ke sektor keuangan, Alt5 Sigma Corp, bahkan mengumumkan rencana menghimpun dana hingga US$1,5 miliar untuk menjadi pengelola cadangan token kripto.

3. Sentimen Pasar Super Bullish

Sentimen super bullish ini juga digaungkan oleh tokoh-tokoh berpengaruh. Eric Trump, putra Presiden Donald Trump, secara terbuka menyindir para short seller atau pihak yang bertaruh harga akan turun. "Berhentilah bertaruh melawan BTC dan ETH, Anda akan tergilas," ungkapnya di akun X dikutip Selasa, 12 Agustus 2025.

Pasar opsi atau derivatif juga menunjukkan sinyal serupa. Analis FalconX Ltd., Sean McNulty, mengatakan bahwa mayoritas posisi perdagangan saat ini condong ke opsi call (bertaruh harga akan naik), sejalan dengan perkiraan pemangkasan suku bunga The Fed.

4. Babak Baru di Indonesia

Di saat dunia sedang 'pesta pora', Indonesia justru memulai sebuah diskusi yang lebih fundamental. Wacana untuk menjadikan Bitcoin sebagai salah satu opsi aset cadangan nasional kembali mencuat setelah komunitas Bitcoin Indonesia diundang ke kantor Wakil Presiden.

Undangan ini sontak memicu spekulasi bahwa pemerintah tengah serius mengeksplorasi integrasi aset digital ke dalam cadangan strategis negara. Meskipun belum ada langkah konkret, ini adalah sebuah perkembangan yang sangat signifikan bagi industri kripto lokal.

5. Apresiasi, Tapi Jangan Spekulasi

Vice President Indodax, Antony Kusuma, mengapresiasi langkah pemerintah untuk membuka dialog. Namun, ia mengingatkan agar publik tidak salah paham dan menjadikan wacana ini sebagai dasar spekulasi investasi.

"Perlu ditegaskan bahwa pembahasan ini bersifat konseptual dan belum menjadi keputusan resmi pemerintah, sehingga tidak semestinya dijadikan dasar spekulasi investasi," ujar Antony, menekankan pentingnya akurasi informasi.

Menurutnya, menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan nasional bukanlah keputusan yang bisa diambil dalam waktu singkat. "Diperlukan studi jangka panjang, pendekatan data-driven, serta keterlibatan lintas sektor agar kebijakan yang dihasilkan tidak hanya progresif, tetapi juga akuntabel," tutupnya.