Haji Robert
Tren Pasar

Haji Robert dan Manuver Besar di Panggung Tambang Nasional

  • Potret perjalanan Haji Robert dari profesional migas menjadi taipan tambang, menguasai aset strategis seperti tambang emas Gosowong dan Petrosea, dengan manuver bisnis penuh kalkulasi di pasar modal.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.ID – Di jagat bisnis sumber daya alam Indonesia, nama Haji Romo Nitiyudo Wachjo atau Haji Robert bukanlah pemain baru. Sosok ini dikenal piawai membaca peluang, berani mengambil risiko, dan lihai memainkan strategi yang kerap mengubah peta kekuatan industri tambang nasional.

Manuver terbarunya adalah melepas sebagian saham PT Petrosea Tbk (PTRO) senilai Rp715,09 miliar melalui PT Caraka Reksa Optima. Bagi sebagian orang, ini hanyalah transaksi jual beli saham. Namun, bagi yang mengikuti jejaknya, langkah tersebut adalah bagian dari kalkulasi bisnis jangka panjang.

Dari tambang emas Gosowong hingga perusahaan jasa pertambangan raksasa, perjalanan Haji Robert adalah kisah transformasi seorang profesional menjadi taipan tambang. Di balik itu, tersimpan jaringan bisnis yang luas dan aliansi dengan tokoh papan atas.

Dari Profesional ke Pemilik Aset

Karier Haji Robert berawal di sektor jasa penunjang minyak dan gas. Selama puluhan tahun ia mengasah keterampilan teknis sebelum mendirikan Indotan Group. Keputusan ini menandai peralihan penting dari pekerja profesional menjadi pemilik aset tambang bernilai tinggi di tingkat nasional.

Pada Februari 2020, ia mengakuisisi 75% saham PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), pengelola tambang emas Gosowong, dari Newcrest Mining. Sisanya dipegang PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Di bawah kepemilikannya, cadangan emas Gosowong, Maluku Utara, melonjak hingga mencapai nilai setara Rp80 triliun.

Di NHM, ia menjabat Direktur Utama, didampingi putranya Rafael Nitiyudo sebagai Direktur Operasi. Posisi strategis ini diperkuat oleh tokoh besar di dewan komisaris seperti Ilham Akbar Habibie dan Jenderal (Purn) Sutanto yang mempertegas bobot politik dan bisnis perusahaan tersebut.

Manuver dan Diverfikasi 

Pada 2022, Haji Robert mengakuisisi mayoritas saham PTRO dari PT Indika Energy Tbk (INDY), menjadikannya Presiden Komisaris. Ia bermitra dengan Ginandjar Kartasasmita, tokoh senior yang menambah legitimasi dan pengaruhnya di industri jasa pertambangan Indonesia.

Namun, setahun kemudian, ia melepas saham pengendali kepada Barito Pacific Grup milik Prajogo Pangestu. Transaksi ini rampung Februari 2024 lalu berlanjut pada 13 Agustus 2025 ketika ia kembali menjual 240,86 juta saham, menyisakan kepemilikan sebesar 27,17% di PTRO.

Manuver ini memperkuat posisi Prajogo sebagai pengendali utama PTRO. Bagi Haji Robert, langkah tersebut mencerminkan gaya bisnisnya. Kendali penuh bukan tujuan utama, melainkan kemampuan menciptakan nilai dan bergerak lincah mengikuti momentum pasar.

Kepemilikannya di PT Caraka Reksa Optima yang awalnya 89,8% kini terdilusi menjadi sekitar 39,77%. Perubahan ini terjadi seiring masuknya investor strategis seperti PT Sentosa Bersama Mitra yang dimiliki pengusaha nasional Happy Hapsoro dengan jaringan bisnis luas.

Selain PTRO, Haji Robert juga pernah tercatat memiliki 8,79% saham PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) per Februari 2023. Info saja, emiten tambang ini terafiliasi dengan mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Sosok Publik dan Citra

Berdarah Jawa dan Australia, ia memegang gelar kehormatan Panglima Tertinggi dari masyarakat Dayak. Penghargaan ini menunjukkan kedekatannya dengan komunitas lokal, terutama di daerah yang menjadi basis kegiatan tambangnya di Indonesia Timur.

Namun, citranya tidak lepas dari kontroversi. Ia pernah dipanggil KPK sebagai saksi dalam kasus suap yang menjerat mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba. Meski demikian, reputasinya di dunia bisnis tetap kuat.

Kisah Haji Robert adalah potret pengusaha era modern yang memadukan pengalaman teknis, keberanian mengambil risiko, dan jaringan strategis. Ia paham bahwa di era pasar modal digital, kecepatan membaca peluang sama pentingnya dengan kepemilikan aset.

Dari tambang emas Gosowong hingga manuver saham di Petrosea, Haji Robert memposisikan dirinya sebagai pemain kunci industri tambang Indonesia. Langkah-langkahnya menjadi cerminan strategi bisnis yang adaptif, agresif, sekaligus penuh kalkulasi jangka panjang.