4ppxd65kfhxif8p.jpeg
Energi

Habiskan Rp10 Triliun, Ini Profil Lapangan Minyak Forel dan Terubuk di Riau

  • Lapangan Forel dan Terubuk merupakan bagian dari Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, Kepulauan Riau. Adapun, proyek pengembangan ini dikerjakan afiliasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Medco E&P Natuna Block B Ltd.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia meresmikan produksi perdana Lapangan Minyak Forel dan Terubuk, Kepulauan Riau yang disebut akan menambah produksi minyak sebesar 20 ribu barel per hari.

Kedua lapangan ini menjadi bagian dari Blok South Natuna Sea Block B di Kepulauan Riau. Peresmian dilakukan secara hibrida di Istana Presiden, Jakarta oleh Presiden Prabowo Subianto dan langsung di Natuna pada Jumat, 16 Mei 2025.

Sementara di lapangan, ada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang hadir didampingi Kepala SKK Migas Djoko Siswanto. Hadir di samping mereka CEO PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro dan Director Of Operations at PT Medco Energi Internasional Tbk Ronald Gunawan.

"Dengan mengucap bismillah, pada siang ini, hari Jumat 16 Mei 2025, saya Prabowo Subianto Presiden RI meresmikan produksi perdana lapangan minyak Forel dan Terubuk," kata Prabowo melalui YouTube Sekretariat Presiden RI pada Jumat, 16 Mei 2025.

Profil Lapangan Minyak Forel dan Terubuk, Kepulauan Riau

Lapangan Forel dan Terubuk merupakan bagian dari Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, Kepulauan Riau. Adapun, proyek pengembangan ini dikerjakan afiliasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Medco E&P Natuna Block B Ltd. 

Perusahaan memegang hak partisipasi 40% dan Medco Daya Abadi Lestari dengan hak partisipasi 35%. Sisanya, dipegang oleh Prime Energy sebesar 25%. Bahlil mengatakan, produksi minyak dari 2 lapangan ini mencapai 20 ribu barel per hari dan gas 68 million standard cubic feet per day. 

Produksi dari 2 lapangan ini akan menambah lifting migas yang nasional yang saat ini masih rendah di level 580 ribu barel per hari. Selain potensi produksi minyak sebesar 20 ribu BPH dan gas sebesar 60 MMSCFD, Bahlil menyoroti potensi produksi minyak hingga 7 ribu BPH yang berasal dari wilayah di sekitar blok tersebut.

Pengembangan proyek ini menghabiskan dana sekitar US$600 juta atau Rp10 triliun. Bahlil mengaku bangga pada Medco karena proyek ini menyerap banyak tenaga kerja sebanyak 2.300 orang saat konstruksi hingga komponen lokal (TKDN) hampir 100%.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto berharap proyek ini mampu mendorong produksi minyak di lepas pantai Natuna dan swasembada energi. Tujuan akhirnya dapat menghemat keuangan negara karena Indonesia bisa mandiri terhadap kebutuhan energi. Apalagi Prabowo menargetkan Indonesia bisa mengejar lifting minyak 1 juta barel pada 2029-2030.