<p>Karyawan menunjukkan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) pada hari ini, Kamis 23 Juli 2020 dipatok lebih rendah untuk ukuran 1 gram dibanderol Rp977.000, sedangkan pada posisi kemarin, Rabu 22 Juli 2020 sempat menyentuh level baru Rp982.000 untuk ukuran 1 gram, yang merupakan level tertinggi sepanjang sejarah.  PT Aneka Tambang Tbk. melansir penjualan emas di tingkat ritel tetap menggeliat kendati harga emas menyentuh rekor baru. Penjualan secara daring atau online diakui meningkat signifikan dalam tiga bulan terakhir. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Bursa Saham

Gema Dividen Jelang RUPST BUMN Tambang: PTBA, ANTM, atau TINS Mana Paling Royal?

  • Menjelang RUPST pada 12 Juni 2025, emiten tambang BUMN PTBA, ANTM, dan TINS siap bagikan dividen. Market juga telah mengantasipasi dengan kenaikan saham ketiga pada penutupan perdagangan terakhir.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Emiten plat merah di bawah naungan Mining Industry atau MIND ID yang listing di Bursa Efek Indonesia, pada pertengahan bulan Juni ini dijadwalkan serempak mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).  Salah satu mata acara yang dinantikan oleh investor adalah pembagian dividen tahun buku 2024. 

Sebab, sebelumnya, sejumlah emiten plat merah lainnya, termasuk Bank Himbara, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), hingga PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga telah mengumumkan dan bahkan telah mencairkan keuntungan tahun lalu kepada para pemegang saham. 

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, tiga emiten pertambangan milik negara yang akan menggelar RUPST adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). Agenda utama dari RUPST ketiganya adalah persetujuan atas penggunaan laba bersih tahun buku 2024. RUPST tersebut dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni 2025.

Berbicara tentang histori dividen, emiten bersandikan PTBA dikenal royal dalam membagikan dividen dan tidak pernah absen. Pada RUPST tahun lalu untuk tahun buku 2023, PTBA membagikan dividen Rp4,57 triliun atau Rp397,712 per saham, setara 75% dari laba bersih Rp6,1 triliun. 

Bahkan, untuk tahun buku 2022, perseroan membagikan dividen 100% dari laba bersih. Dividen yield PTBA untuk tahun buku 2023 tercatat mencapai 15,2% menurut Mirae Asset Sekuritas. Untuk tahun buku 2024, laba bersih PTBA mencapai Rp5,1 triliun, meskipun mengalami penurunan 16,39% secara tahunan.

Senada dengan PTBA, emiten tambang emas ANTM juga memiliki historis pembagian dividen jumbo. Pada RUPST tahun lalu untuk tahun buku 2023, ANTM memutuskan memanfaatkan 100% laba bersihnya sebagai dividen, yakni sebesar Rp3,07 triliun atau Rp128 per saham.

Untuk tahun buku 2024, ANTM telah mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,64 triliun, naik 18,5% dibandingkan laba bersih 2023. Kinerja keuangan ini mencerminkan fundamental perusahaan yang impresif di tengah kenaikan harga logam mulia. 

Sementara itu, TINS pada RUPST tahun lalu memutuskan untuk tidak menebar dividen kepada pemegang saham lantaran kinerja untuk tahun buku 2023 mengalami kerugian. Meskipun demikian, pada tahun sebelumnya, TINS menebar dividen untuk tahun buku 2022 sebesar Rp312,44 miliar atau Rp41,89 per saham, yang setara dengan 30% dari total laba bersih. 

Preseden baiknya, untuk tahun buku 2024, perusahaan yang bergerak di tambang timah ini berhasil kembali membukukan laba bersih sebesar Rp1,19 triliun. Kondisi ini tentu membuka peluang dalam menebar dividen kepada pemegang saham setelah tahun sebelumnya absen.

Dari lantai bursa, market telah mengantipasi potensi pembagian dividen dalam RUPST yang tercermin dalam pergerakan harga saham PTBA, ANTM, dan TINS. Ketiga saham ini menunjukkan tren positif secara year to date (YTD) hingga perdagangan Rabu, 28 Mei 2025.

Saham PTBA, naik 5,09% YTD ke level Rp2.890 per saham, sementara saham TINS menguat 10,75% ke Rp1.185. Peningkatan paling signifikan terjadi pada saham ANTM yang melonjak 103,93% YTD ke level Rp3.110 per saham, sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap potensi dividen jumbo menyusul kenaikan laba bersih perusahaan.

Dengan demikian, pergerakan pasar mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek pembagian dividen. Perbaikan kinerja keuangan emiten tambang MIND ID selama setahun terakhir  juga menjadi pendorong bagi investor untuk mengoleksi saham-saham tersebut. 

Gelontoran Dividen Plat Merah

Sebelumnya, sejumlah emiten plat merah elah lebih dulu mengumumkan pembagian dividen besar untuk tahun buku 2024, mencerminkan kinerja keuangan yang solid sekaligus meningkatkan ekspektasi pasar terhadap emiten BUMN lainnya, termasuk dari sektor tambang.

Dari kelompok Bank Himbara, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membagikan dividen sebesar Rp43,5 triliun atau Rp466,18 per saham, dengan rasio 78% dari laba bersih. Rasio ini juga meningkat dari tahun sebelumnya yang tentunya memberikan gairah bagi pemegang saham. 

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bahkan menyalurkan dividen sebesar Rp51,74 triliun atau Rp343,40 per saham, dengan payout ratio tinggi mencapai 85,32%. Hal yang sama, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turut mencatatkan kenaikan dividen, dengan nilai Rp13,95 triliun atau Rp374,05 per saham dan rasio 65%.

Dari sektor non-keuangan, TLKM memutuskan pembagian dividen sebesar Rp21,04 triliun atau Rp212,4 per saham dengan rasio 89%, naik dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga menyalurkan dividen sebesar Rp648,75 miliar atau Rp96,21 per saham, dengan payout ratio sangat tinggi mencapai 90,13%. 

Sementara itu, emiten jalan tol, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membagikan dividen Rp1,13 triliun atau Rp156,23 per saham dengan rasio 25%, yang juga mencatatkan pertumbuhan signifikan. Teranyar, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dalam RUPST pada 28 Mei 2025 menetapkan dividen sebesar US$271,54 juta atau setara 80% dari laba bersih tahun buku 2024, meningkat dari periode sebelumnya.