Sebuah Truk Membongkar Berton-Ton Batu Bara di Dalam Gudang di Kota Tondo, Metro Manila
Tren Pasar

Gejolak Harga Batu Bara (Bagian 2): Euforia Sesaat dari Isu Pasokan China

  • Di tengah tren lesu, harga batu bara & sahamnya (INDY, BYAN) tiba-tiba naik. Apa pemicunya? Simak analisis isu inspeksi tambang di China di baliknya.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Di tengah tren fundamental pelemahan permintaan dari China yang telah kita bahas sebelumnya, pasar batu bara justru menyajikan sebuah 'plot twist'. Harga batu bara acuan tiba-tiba 'ngegas' pada Selasa, 22 Juli 2025, dan saham-saham seperti INDY dan BYAN ikut menghijau hari ini, Rabu, 23 Juli 2025..

Lonjakan yang kontras ini tentu membuat bingung. Apakah fundamental jangka panjang sudah tidak relevan? Ternyata, ada sentimen jangka pendek dari sisi pasokan yang saat ini lebih mendominasi perhatian pasar dan memicu euforia sesaat.

Untuk menjawab kebingungan ini, mari kita bedah empat pemicu utama di balik kenaikan harga batu bara yang mengejutkan ini.

1. Pemicu Utama: Isu Inspeksi Tambang di China

Kenaikan harga batu bara kokas di China dipicu oleh beredarnya sebuah dokumen yang diklaim berasal dari Administrasi Energi Nasional (NEA). Dokumen tersebut memerintahkan adanya inspeksi besar-besaran di tambang batu bara di delapan provinsi utama.

Pasar khawatir inspeksi ini akan mengganggu pasokan batu bara domestik China secara signifikan. Kekhawatiran akan kelangkaan pasokan inilah yang menjadi bahan bakar utama yang membuat harga batu bara kokas di Bursa Dalian melonjak hingga menyentuh batas atasnya.

2. Realita di Pasar: Dokumen Belum Terverifikasi

Di sinilah letak risikonya. Meskipun isu ini berhasil memicu reli harga, Reuters melaporkan bahwa mereka belum dapat memverifikasi keaslian dokumen yang beredar di media sosial tersebut. Pihak NEA China pun belum memberikan tanggapan resmi.

Hal ini menandakan bahwa kenaikan harga saat ini masih sangat bersifat spekulatif dan didorong oleh rumor. Jika dokumen tersebut ternyata tidak benar atau dampaknya tidak signifikan, harga berpotensi untuk kembali terkoreksi dengan cepat.

3. Katalis Tambahan: Proyek Bendungan Raksasa di Tibet

Selain isu pasokan, ada sentimen positif lain dari sisi permintaan. Pemerintah China baru saja mengumumkan rencana pembangunan bendungan tenaga air terbesar di dunia di Tibet. Proyek infrastruktur masif ini diperkirakan akan menyerap kebutuhan baja dalam jumlah gigantis.

Karena batu bara kokas adalah bahan baku utama dalam produksi baja, maka proyek ini menciptakan ekspektasi akan adanya peningkatan permintaan yang kuat dalam beberapa waktu ke depan. Ini menjadi penopang tambahan bagi kenaikan harga batu bara kokas.

4. Reaksi Saham Hari Ini: Menghijau di Tengah Ketidakpastian

Isu positif jangka pendek ini berhasil membuat saham-saham yang sebelumnya tertekan menjadi bergairah. Pada perdagangan hari ini, saham INDY terpantau menguat +2,56% dan BYAN juga naik +0,52%, begitu pula dengan saham KKGI.

Namun, investor perlu waspada. Meskipun hari ini menghijau, secara year to date ketiga saham ini masih berada dalam tren pelemahan. Kenaikan saat ini lebih didorong oleh sentimen jangka pendek, bukan perubahan fundamental permintaan dari China.