Ilustrasi wanita menabung sebagian dari gajinya.
Tren Leisure

Gaji Pas-pasan Bisa Nabung Dana Darurat? Gini Caranya!

  • Hidup penuh dengan ketidakpastian, dan pengeluaran tak terduga bisa muncul kapan saja. Mulai dari perbaikan kendaraan, biaya pengobatan, hingga kehilangan pekerjaan secara mendadak, semua itu bisa mengganggu kondisi keuangan. Memiliki dana darurat memberikan rasa aman dan ketenangan pikiran.

Tren Leisure

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Hidup penuh dengan ketidakpastian, dan pengeluaran tak terduga bisa muncul kapan saja. Mulai dari perbaikan kendaraan, biaya pengobatan, hingga kehilangan pekerjaan secara mendadak, semua itu bisa mengganggu kondisi keuangan. Memiliki dana darurat memberikan rasa aman dan ketenangan pikiran.

Rencana menabung untuk dana darurat berfungsi sebagai perlindungan dari masalah keuangan yang bisa muncul secara tiba-tiba.

Pengeluaran tak terduga dapat mengganggu anggaran jika kalian tidak memiliki dana cadangan. Tanpa dana darurat, banyak orang terpaksa mengandalkan kartu kredit atau pinjaman, yang pada akhirnya bisa menimbulkan utang jangka panjang dan tekanan finansial.

Memiliki dana darurat memberikan keamanan finansial karena kalian bisa menghadapi kebutuhan mendesak tanpa harus berutang. Misalnya, jika mobil rusak, kalian bisa langsung membayar biaya perbaikan tanpa menggunakan kartu kredit berbunga tinggi. Atau jika tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tabungan tersebut bisa membantu membayar sewa dan tagihan selama mencari pekerjaan baru.

Selain itu, dana darurat juga memberikan keleluasaan finansial. Ketika muncul peluang baik, seperti tawaran pekerjaan di kota lain kalian bisa pindah tanpa terbebani secara ekonomi. Jika kalian perlu cuti kerja karena alasan pribadi, dana darurat yang memadai memastikan kalian tetap bisa mengelola pengeluaran tanpa khawatir kehilangan penghasilan.

Cara Efektif Menabung Dana Darurat dengan Gaji Pas-pasan

Dilansir dari beberapa sumber, berikut cara nabung dana darurat:

1. Susun Anggaran yang Jelas

Langkah awal dalam menyusun rencana menabung untuk dana darurat adalah menentukan jumlah yang ingin dicapai.

Catat seluruh pemasukan dan pengeluaran, sekecil apa pun nominalnya. Dengan mencatat secara rinci, kalian bisa membedakan kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan tempat tinggal, dan mana keinginan, seperti langganan layanan hiburan, hangout di kafe, atau belanja impulsif secara online.

Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan utama saja. Dari pendapatan yang tersisa, alokasikan persentase tetap, misalnya 5-10% per bulan, khusus untuk dana darurat. Jangan khawatir jika jumlahnya belum besar, karena yang terpenting adalah kebiasaan menabung secara konsisten.

Lakukan peninjauan rutin setiap bulan untuk memastikan pengeluaran tetap terkendali dan dana darurat berkembang sesuai rencana.

2. Buat Rekening Tabungan Terpisah

Jika kalian menaruh uang di rekening yang sering digunakan untuk transaksi harian, ada risiko uang tersebut terpakai tanpa disadari. Buka rekening khusus yang didedikasikan untuk dana darurat.

Memisahkan dana ini dari rekening utama akan membantu kalian menghindari godaan menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak mendesak. Pilihlah rekening tabungan dengan bunga yang kompetitif agar dana darurat kalian tetap berkembang seiring waktu, namun tetap mudah diakses saat dibutuhkan.

3. Cari Penghasilan Tambahan

Pertimbangkan untuk mengambil pekerjaan paruh waktu atau pekerjaan lepas guna menambah pemasukan. Gunakan seluruh penghasilan tambahan ini khusus untuk mengisi dana darurat. Dengan cara ini, kalian bisa mempercepat pertumbuhan tabungan tanpa terlalu membebani keuangan harian.

4. Terapkan Gaya Hidup Hemat dan Konsisten

Menjalani hidup hemat merupakan langkah penting dalam membangun dana darurat.
Hindari kebiasaan konsumtif yang sering kali menguras keuangan tanpa terasa. Contohnya, dengan mengurangi frekuensi makan di luar, memanfaatkan transportasi umum, atau mencari promo untuk kebutuhan sehari-hari.

Selain berhemat, yang tak kalah penting adalah menjaga konsistensi. Jika menabung dalam jumlah besar terasa berat, mulailah dari nominal kecil.

Tetapkan komitmen untuk menyisihkan jumlah tertentu setiap bulan, bisa berupa nominal tetap seperti Rp25 ribu atau persentase dari penghasilan, misalnya 5%. Yang terpenting adalah konsistensi, karena seiring waktu, kontribusi kecil tersebut akan berkembang menjadi jumlah yang berarti.