Ilustrasi wanita sedang mengelola keuangan.
Tren Ekbis

Gaji Cukup Tapi Tetap Bokek? Mungkin Kamu Kena FOMO Finansial

  • Gaji terasa cukup di awal bulan, tapi baru lewat seminggu saldo rekening udah ngos-ngosan? Kalau kamu sering tanya ke diri sendiri, “ke mana ya uang gue perginya?”. Bisa jadi kamu lagi kena sindrom yang namanya FOMO finansial.

Tren Ekbis

Debrinata Rizky

JAKARTA – Gaji terasa cukup di awal bulan, tapi baru lewat seminggu saldo rekening udah ngos-ngosan? Kalau kamu sering tanya ke diri sendiri, “ke mana ya uang gue perginya?”. Bisa jadi kamu lagi kena sindrom yang namanya FOMO finansial.

Bukan cuma soal boros, FOMO (fear of missing out) finansial muncul saat kamu merasa harus ikut nongkrong di kafe kekinian, checkout skincare viral, langganan aplikasi, sampai ikutan investasi hanya karena semua orang di timeline kamu melakukannya.

FOMO Finansial (atau Financial FOMO) adalah kondisi ketika seseorang merasa takut ketinggalan dalam hal keuangan atau gaya hidup terkait uang, sehingga akhirnya membuat keputusan finansial yang kurang bijak demi "tetap terlihat up to date".

FOMO yaitu rasa takut merasa tertinggal dari orang lain baik dalam pengalaman, kepemilikan, atau pencapaian. Dalam konteks keuangan, FOMO Finansial bisa muncul dalam berbagai bentuk.

Karena Keinginan, Bukan Kebutuhan

Misalnya, beli barang mahal hanya karena semua teman punya, bukan karena butuh. Contoh: iPhone terbaru, skincare high-end, outfit branded. Surya (26), pekerja agensi yang sempat stres karena keuangan bocor padahal gaji naik. 

Ia mengaku akhir-akhir ini suka tidak bisa mengontrol keuangannya karena mengikuti gengsi untuk terus nongkrong di cafe atau tempat hits sedang ramai diperbincangkan. "Awalnya cuma ngopi bareng temen. Tapi kalau tiap minggu harus ke tempat yang beda biar nggak ketinggalan, itu bukan lifestyle lagi, itu tekanan sosial," ujar Surya

Menurut Surya, banyak gen Z yang secara pendapatan terbilang cukup. Tapi masalahnya, pengeluaran juga naik seiring standar gaya hidup circle-nya. Hal itu, imbuhnya, sering terjadi tanpa sadar.

Menurut laporan OCBC Financial Fitness Index 2024, 6 dari 10 anak muda Indonesia mengaku lebih memprioritaskan “experience” dan “social spending” dibanding menabung. Sebagian bahkan rela utang demi tampil “oke” di media sosial.

Saat ini Surya pada akhirnya, menyadari bahwa financial freedom bukan soal kelihatan kaya, tapi tenang secara mental dan aman secara finansial. "Ternyata, nggak semua orang kaya suka pamer, dan nggak semua yang pamer itu kaya. Jadi, jangan balapan gaya hidup kalau kamu belum tahu arah finish-nya," celetuknya.

Apa Dampaknya?

  • Kebocoran anggaran bulanan.
    Uang habis di hal-hal impulsif, bukan kebutuhan esensial.
  • Utang konsumtif meningkat.
    Karena ingin “tetap terlihat mampu”, jadi pakai kartu kredit atau paylater terus-menerus.
  • Tekanan mental & perasaan gagal.
    FOMO bikin kamu membandingkan diri terus-menerus, merasa tertinggal meski sebenarnya nggak.

Lalu Harus Gimana?

Berikut beberapa cara biar kamu bisa ‘healing’ dari FOMO finansial:

  • Bikin goal pribadi, bukan sosial. Punya dana darurat, bayar utang, atau liburan impian akan lebih memuaskan ketimbang ikut-ikutan gaya hidup orang.
  • Boleh self-reward, tapi harus sadar. Beli barang mahal? Boleh, asal bukan karena panik ketinggalan tren.
  • Tahan posting. Kadang kita belanja karena pengen pamer, bukan karena butuh. Makin jarang posting, makin sedikit tekanan untuk belanja.
  • Kurasi circle medsos. Unfollow akun yang bikin kamu ngerasa “harus punya juga”. Follow yang edukatif dan inspiratif.