20250526_121217.jpg
Fintech

Fintech 360Kredi Rebranding Jadi KrediOne, Fokus ke Penagihan Beretika dan Layanan Customer Centric

  • Perubahan nama menjadi KrediOne tidak dilakukan secara parsial. Kuseryansyah menekankan bahwa rebranding ini merupakan transformasi menyeluruh yang menyentuh berbagai aspek, mulai dari aplikasi, situs web, media sosial, hingga komunikasi ke jutaan pelanggan yang telah mengenal brand sebelumnya.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA — PT Inovasi Terdepan Nusantara resmi mengganti nama brand layanan pinjaman daring mereka dari 360Kredi menjadi KrediOne. Transformasi ini tidak hanya sekadar perubahan nama, tetapi juga mencerminkan pergeseran mendalam dalam strategi bisnis, tata kelola, dan pendekatan terhadap konsumen. 

Perubahan nama yang diresmikan pada 26 Mei 2025 ini menandai langkah strategis perusahaan dalam memperkuat posisinya sebagai platform pinjaman digital yang adaptif, inovatif, dan bertanggung jawab. Rebranding ini juga merupakan bagian dari visi jangka panjang PT Inovasi Terdepan Nusantara dalam menciptakan layanan keuangan yang inklusif, aman, dan terpercaya bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

Legalitas dan Proses Perizinan yang Sesuai Regulasi 

Direktur Utama PT Inovasi Terdepan Nusantara, Kuseryansyah, menjelaskan bahwa perubahan nama dari 360Kredi ke KrediOne telah melalui proses perizinan resmi. 

“Pengajuan perubahan nama harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah disetujui oleh OJK pada Februari lalu, kami juga menyesuaikan perizinan ke POMDIJI sebagai penyedia izin penyelenggara sistem elektronik,” terang Kuseryansyah dalam acara Rebranding PT Inovasi Terdepan Nusantara di Jakarta, Senin, 26 Mei 2025. 

Transformasi Menyeluruh: Dari Tampilan hingga Sistem Internal 

Perubahan nama menjadi KrediOne tidak dilakukan secara parsial. Kuseryansyah menekankan bahwa rebranding ini merupakan transformasi menyeluruh yang menyentuh berbagai aspek, mulai dari aplikasi, situs web, media sosial, hingga komunikasi ke jutaan pelanggan yang telah mengenal brand sebelumnya. 

“Rebranding ini tidak bisa dilakukan sepotong-sepotong. Kami ubah dari depan hingga belakang—dari kanal digital, sistem internal, sampai cara kami berinteraksi dengan nasabah. Saat ini, sekitar 90% proses rebranding sudah rampung,” ujarnya. 

Bergeser ke Pendekatan Customer-Centric 

Salah satu transformasi paling mendasar dalam perubahan ini adalah pergeseran pola pikir perusahaan, dari yang sebelumnya fokus pada produk (product-centric) menjadi berorientasi pada pelanggan (customer-centric). 

“Selama ini pendekatannya adalah ‘kami punya produk seperti ini, silakan sesuaikan’. Sekarang, kami lebih banyak mendengarkan kebutuhan pelanggan. Misalnya, meskipun kami masih menawarkan pinjaman tunai, kami menyadari bahwa banyak pelanggan menggunakan dana tersebut untuk kegiatan produktif. Maka kami melakukan penyesuaian produk dan layanan berdasarkan feedback dari mereka,” jelas Kuseryansyah. 

Penagihan Etis dengan Pemanfaatan AI 

Kuseryansyah juga menyoroti komitmen baru perusahaan dalam hal penagihan. Ia mengakui bahwa salah satu keluhan utama masyarakat terhadap platform pinjaman daring adalah praktik penagihan yang kasar dan intimidatif. 

“Kami ingin membangun citra baru sebagai platform yang menjalankan penagihan secara etis dan bertanggung jawab. Semua karyawan, termasuk call center, harus memiliki sikap yang solutif, bukan intimidatif,” tegasnya. 

Untuk mendukung hal ini, KrediOne telah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) guna memantau dan mengevaluasi komunikasi antara agen penagihan dan pelanggan. 

“Sistem AI kami bisa mendeteksi kata-kata kasar dalam bentuk teks maupun suara. Jika ditemukan pelanggaran, maka tim quality assurance akan segera melakukan pembinaan terhadap agen terkait,” ujar Kuseryansyah. 

Baca Juga: AFPI Klarifikasi Isu Kartel Bunga Pinjol: Batas Bunga Ditetapkan untuk Lindungi Konsumen

Fokus pada Generasi Milenial dan Gen Z 

Dalam strategi jangka panjangnya, KrediOne menaruh perhatian khusus pada Generasi Y (Milenial) dan Generasi Z sebagai target utama. Kuseryansyah menyebut bahwa mayoritas pengguna mereka berasal dari dua kelompok usia ini, sehingga pendekatan yang digunakan pun harus sesuai karakteristik mereka. 

“Kami terus pasang telinga untuk memahami kebutuhan mereka dan menyesuaikan pendekatan agar lebih relevan dan berdampak,” ujarnya. 

Kinerja Positif di Kuartal Pertama 2025 

Pada kuartal pertama 2025, kinerja KrediOne mencatatkan pertumbuhan signifikan sekitar 60% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Dari sisi nilai, perusahaan telah menyalurkan pinjaman sekitar Rp2 triliun, dengan rata-rata pinjaman Rp2 juta per pengguna. “Kami tidak hanya mengejar lonjakan tinggi. Yang terpenting adalah konsistensi pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. Karena dana kami terbatas, maka penyalurannya harus dilakukan secara selektif dan bertanggung jawab,” kata Kuseryansyah. 

Komitmen terhadap Literasi Keuangan dan Kemitraan Strategis 

Selain fokus pada pengembangan internal dan teknologi, KrediOne juga menunjukkan komitmennya terhadap literasi keuangan masyarakat. Perusahaan akan terus mendorong edukasi publik mengenai layanan keuangan digital agar masyarakat semakin memahami manfaat serta risiko penggunaan layanan fintech. 

“Dalam fase transformasi ini, kami tetap konsisten untuk menjadi platform yang kredibel dan profesional, yang terus tumbuh dan berdampak positif bagi ekosistem industri pinjaman daring,” kata Kuseryansyah. 

Dari sisi bisnis, KrediOne juga memperkuat kemitraan strategis dengan regulator, asosiasi industri, perbankan, hingga masyarakat.  “Kepercayaan dari mitra perbankan yang selama ini kami bangun akan terus kami jaga. Itu adalah fondasi penting untuk memperluas layanan pinjaman digital di Indonesia,” pungkas Kuseryansyah.