Wamenaker Kopdar Gojek - Panji 3.jpg
Tren Pasar

Era Bakar Duit Berakhir? GOTO Pangkas Rugi 74 Persen Berkat Efisiensi

  • Kabar baik bagi investor GOTO! Rugi bersih berhasil dipangkas 74% berkat efisiensi dan pertumbuhan pendapatan. Apakah ini sinyal mesin bisnisnya mulai sehat?

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.ID – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja merilis rapor kinerjanya untuk semester pertama 2025. Kabar baiknya, perusahaan teknologi ini berhasil memangkas rugi bersihnya hingga 74% secara tahunan, sebuah sinyal positif yang menunjukkan perbaikan fundamental.

Pada paruh pertama tahun ini, rugi bersih GOTO yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp580 miliar, turun dibanding tahun lalu sebesar Rp2,69 triliun. Angka ini menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan kerugian pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Perbaikan kinerja ini didorong oleh dua faktor utama: pendapatan bersih yang berhasil tumbuh solid dan efisiensi besar-besaran pada sisi beban usaha. Lantas, sedalam apa perbaikan yang terjadi di 'dapur' GOTO? Mari kita bedah tuntas.

1. Pendapatan Tumbuh Sehat 

Meskipun persaingan di industri teknologi semakin ketat, GOTO berhasil membuktikan bahwa mesin bisnis intinya tetap mampu bertumbuh. Pendapatan bersih perusahaan pada enam bulan pertama 2025 tercatat naik 10,6% menjadi Rp8,56 triliun.

Kenaikan pendapatan ini menjadi fondasi penting bagi perbaikan kinerja secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa di tengah upaya efisiensi yang sedang berjalan, GOTO tidak sampai harus mengorbankan pertumbuhan top-line atau pendapatan utamanya.

2. Rem Biaya Diinjak Dalam-dalam

Kunci utama di balik menyusutnya kerugian GOTO adalah keberhasilan manajemen dalam mengerem biaya. Total biaya dan beban perusahaan berhasil ditekan turun menjadi Rp8,73 triliun dari sebelumnya Rp9,46 triliun pada periode yang sama.

Langkah efisiensi yang agresif inilah yang secara langsung membuat rugi usaha perusahaan berkurang drastis. Dari yang semula merugi Rp1,73 triliun, kini rugi usaha GOTO hanya tinggal Rp171,6 miliar, sebuah perbaikan yang sangat signifikan.

3. Pos Lain-lain yang Masih Jadi Beban

Meskipun rugi usaha sudah berhasil ditekan, laporan keuangan menunjukkan masih ada beberapa pos lain yang menjadi beban. Di antaranya adalah rugi selisih kurs, rugi dari instrumen keuangan, serta rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama.

Kombinasi dari pos-pos inilah yang membuat GOTO masih mencatatkan rugi sebelum pajak. Namun, angkanya sudah jauh lebih baik, yaitu hanya Rp499,5 miliar, menyusut drastis dari rugi Rp2,90 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

4. Potret Neraca Keuangan: Aset Stabil, Kas Rp17 Triliun

Dari sisi neraca keuangan, posisi GOTO masih sangat solid. Per 30 Juni 2025, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp42,32 triliun. Yang lebih penting, posisi kas dan setara kasnya masih sangat tebal, yaitu mencapai Rp17,78 triliun.

Sementara itu, total liabilitas atau utang perusahaan tercatat sebesar Rp13,12 triliun, dengan total ekuitas atau modal yang masih sangat kuat di angka Rp29,19 triliun. Fondasi keuangan yang kokoh ini memberikan GOTO ruang yang luas untuk bermanuver.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, laporan keuangan ini mengirimkan sinyal yang sangat positif. Ini menunjukkan adanya pergeseran strategi fundamental dari bakar duit untuk pertumbuhan, menjadi fokus yang lebih matang pada efisiensi dan profitabilitas yang berkelanjutan.

Menyusutnya rugi bersih secara drastis adalah bukti bahwa langkah efisiensi manajemen berhasil. Hal ini secara signifikan mengurangi profil risiko perusahaan di mata investor, dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya saat kerugian masih sangat besar.

Tantangan ke depan adalah melihat apakah GOTO bisa terus menjaga momentum ini. Investor akan mencermati apakah pertumbuhan laba di masa depan akan lebih didorong oleh bisnis inti, bukan hanya efisiensi atau pos keuntungan non-operasional.