
Empat Bensin Pendorong Saham Emas HRTA, Siap Ikuti Jejak Antam?
- Kombinasi antara strategi bisnis yang jitu dan sentimen pasar emas yang sedang membara membuat saham ini sangat menarik untuk dicermati.
Tren Pasar
JAKARTA,TRENASIA.ID – Saham emiten perhiasan dan emas batangan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dinilai memiliki prospek yang sangat cerah. Perusahaan ini sedang berada di tengah 'badai sempurna' dari berbagai katalis positif, baik dari sisi internal perusahaan maupun dari kondisi pasar global.
Analis MNC Sekuritas, Raka Junico W., dalam riset terbarunya menyoroti beberapa pendorong utama yang bisa melambungkan kinerja HRTA. Salah satu ambisi terbesarnya adalah mengikuti jejak sukses PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk meraih sertifikasi emas global.
Kombinasi antara strategi bisnis yang jitu dan sentimen pasar emas yang sedang membara membuat saham ini sangat menarik untuk dicermati. Lantas, apa saja 'bensin' yang siap mendorong laju HRTA? Mari kita bedah empat pendorong utamanya.
1. Selangkah Lagi Menuju Sertifikasi Global (LBMA)
Salah satu langkah paling strategis HRTA saat ini adalah upaya untuk mendapatkan sertifikasi dari London Bullion Market Association (LBMA). Ini adalah standar emas tertinggi di dunia yang akan menempatkan produk emas batangan HRTA sejajar dengan Antam.
Proses ini sudah menunjukkan kemajuan pesat. Menurut Raka, anak usaha HRTA di bidang pemurnian emas, PT Emas Murni Abadi (EMA), baru saja mendapatkan hasil audit positif dari firma global Deloitte. “Ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan lisensi LBMA,” ungkap Raka dalam risetnya dikutip pada Selasa, 5 Agustus 2025.
2. Durian Runtuh dari Era Bullion Bank
Katalis paling kuat bagi HRTA saat ini datang dari dimulainya era bullion bank di Indonesia. PT Pegadaian, yang menjadi bullion bank berlisensi pertama, telah menjadi 'mesin uang' baru yang luar biasa bagi HRTA.
Hasilnya sangat fantastis. Dalam risetnya, Raka menyoroti bahwa Pegadaian menyumbang Rp6 triliun atau 40% dari total pendapatan HRTA pada semester I-2025. Angka ini mendorong lonjakan pendapatan di segmen tersebut hingga 809% secara tahunan.
Cerita tidak berhenti di situ. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga telah menjadi bank bullion kedua dan menggandeng HRTA sebagai pemasok. “Sinergi ini akan mendorong volume penjualan emas HRTA ke depan,” tutur Raka.
3. Badai Sempurna di Pasar Emas Global
Strategi bisnis HRTA yang solid ini berjalan di tengah kondisi pasar emas global yang super bullish. Harga emas dunia saat ini sedang tinggi, dan diprediksi akan terus menanjak didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Pasar kini memperkirakan ada peluang 94,4% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September mendatang. Raka memproyeksikan sentimen ini bisa menjadi katalis yang mendorong harga emas global hingga mencapai US$3.700 per troy ons.
4. Potensi Tsunami Permintaan Institusional
Di luar itu, ada satu lagi potensi katalis jangka panjang yang sangat besar. Saat ini, China telah mewajibkan perusahaan asuransinya untuk menempatkan minimal 1% asetnya ke emas fisik, yang memicu aliran dana US$27 miliar.
Raka membuat perhitungan menarik. Jika kebijakan serupa diterapkan di Indonesia, maka potensi dana yang mengalir ke emas fisik bisa mencapai Rp166,3 triliun. “Kami meyakini, langkah strategis tersebut akan meningkatkan permintaan institusional global terhadap emas,” tegas Raka.