<p>Ilustrasi pertambangan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) / Dok Perseroan</p>
Bursa Saham

Emiten Kontraktor Tambang DEWA Optimalkan Transformasi Bisnis, Prospek Saham Menjanjikan

  • Kinerja margin EBITDA DEWA diproyeksikan mengalami peningkatan signifikan, dari 14,2% di 2024 menjadi 26,5% di 2025, dan terus melonjak ke angka 40,3% pada 2026 hingga mencapai 43,1% pada 2027.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA - PT Darma Henwa Tbk (DEWA) saat ini tengah melakukan perubahan signifikan dalam strategi bisnisnya yang berpotensi memberikan hasil positif besar bagi investor. Saham DEWA bahkan diprediksi mampu memberikan keuntungan lebih dari dua kali lipat.

Perusahaan ini dikenal sebagai salah satu kontraktor pertambangan dengan pertumbuhan tercepat di industrinya. Transformasi yang tengah dijalankan fokus pada pergeseran model bisnis ke penggunaan armada sendiri secara internal, menggantikan ketergantungan pada subkontraktor.

Riset dari Samuel Sekuritas Indonesia, yang dirilis Selasa, 3 Juni 2025, penggunaan armada milik sendiri diperkirakan meningkat dari 46% pada 2024 menjadi 60% di tahun 2025, dan akan terus bertambah hingga 79% pada 2026. Hal ini didukung oleh penambahan alat berat baru yang akan mulai beroperasi penuh pada 2027.

Kinerja margin EBITDA DEWA diproyeksikan mengalami peningkatan signifikan, dari 14,2% di 2024 menjadi 26,5% di 2025, dan terus melonjak ke angka 40,3% pada 2026 hingga mencapai 43,1% pada 2027.

Pada tahun 2023, margin EBITDA DEWA masih rendah di angka 14% karena lebih dari separuh pekerjaan overburden dilakukan oleh subkontraktor, di bawah rata-rata industri yang mencapai 25%. Kondisi ini mempengaruhi performa keuangan dan nilai saham perusahaan.

Namun, dengan langkah efisiensi yang dijalankan, Samuel Sekuritas memperkirakan tingkat pertumbuhan laba bersih DEWA selama 2024 hingga 2027 mencapai 289%.

Selain itu, pada 2024, Darma Henwa melakukan penguatan neraca dengan mengonversi utang sebesar US$83 juta (sekitar Rp1,4 triliun) menjadi modal saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Strategi ini berhasil mengurangi rasio utang dan membuka akses bagi perusahaan untuk mendapatkan pinjaman baru.

Setelah menerima pinjaman sebesar Rp2,6 triliun dari Bank Central Asia (BCA) pada 2024, kapasitas operasional DEWA diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 57 juta bcm menjadi 122 juta bcm di 2025, dan berpotensi naik lagi menjadi 150 juta bcm pada 2027.

Walaupun sektor batu bara sedang mengalami tekanan, analis tetap melihat prospek positif bagi sektor jasa pertambangan di Indonesia. Hal ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa biaya jasa pertambangan di Indonesia tetap stabil meski harga batu bara global turun drastis pada tahun 2020.

Melihat rencana pembangunan energi jangka panjang Indonesia (RUPTL 2021-2030), batu bara masih akan memegang peran penting dalam bauran energi nasional, dengan proporsi diperkirakan tetap di atas 59% pada tahun 2030.

Berbekal alasan-alasan tersebut, Samuel Sekuritas kembali merekomendasikan saham Darma Henwa dengan target harga Rp350 per saham berdasarkan metode discounted cash flow (DCF). Dibandingkan dengan harga penutupan saham pada 3 Juni 2025, potensi kenaikan mencapai sekitar 110%.

Meski demikian, terdapat risiko yang perlu diwaspadai seperti kondisi cuaca buruk, keterlambatan persetujuan RKAB, serta kemungkinan keterlambatan pengiriman alat berat.