
Ekspansi Agresif TPIA di Singapura, Apa Saja yang Diincar Prajogo Pangestu?
- TPIA milik Prajogo Pangestu ekspansi besar di Singapura: dari bikin anak usaha baru, akuisisi, hingga incar jaringan SPBU Exxon Mobil senilai Rp16 T.
Tren Pasar
JAKARTA – Gurita bisnis milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), terus berekspansi secara agresif di Singapura. Melalui perusahaan patungannya dengan Glencore, Aster Group, TPIA baru saja melancarkan serangkaian aksi korporasi strategis.
Langkah-langkah terbaru ini mencakup pendirian satu unit usaha baru di bidang rekayasa dan akuisisi sebagian saham perusahaan engineering lokal. Gerak lincah ini menunjukkan ambisi besar TPIA untuk membangun ekosistem bisnis yang terintegrasi di Negeri Singa.
Tidak berhenti di situ, rumor panas juga beredar bahwa grup ini kini menjadi kandidat terkuat untuk mencaplok jaringan SPBU milik Exxon Mobil. Lantas, seperti apa detail dari empat 'jurus' ekspansi TPIA ini? Mari kita bedah lebih dalam.
- Ajukan Kartu Kredit Lewat Website Resmi BRI Bisa Dapatkan E-Voucher Rp100 Ribu
- Evaluasi Kualitas Pendidikan, Pemda Siap Dukung Program TKA SMA November 2025
- YSL Masuk TikTok Live Indonesia: Strategi Mewah yang Kini Menyapa Dompet Menengah?
1. Bikin Anak Usaha Baru & Gandeng Mitra Lokal
Jurus pertama adalah memperkuat fondasi teknis. TPIA, melalui Aster Group, secara resmi mendirikan Aster Engineering Service Pte. Ltd., sebuah unit usaha yang akan fokus menyediakan layanan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi untuk fasilitas industrinya.
Untuk mempercepat langkahnya, mereka juga langsung mengakuisisi 11,9% saham di Hiap Seng Industries Limited, sebuah perusahaan rekayasa Singapura yang sudah berpengalaman selama 70 tahun. Kemitraan ini akan menjadi modal penting untuk proyek-proyek mereka di masa depan.
2. Visi Besar: Bangun Ekosistem Kimia Terintegrasi
Serangkaian aksi korporasi ini bukanlah langkah acak, melainkan bagian dari sebuah visi yang lebih besar. Tujuannya adalah untuk mendukung aset-aset yang telah mereka akuisisi sebelumnya, yaitu kilang terintegrasi di Pulau Bukom dan pabrik petrokimia di Pulau Jurong.
Direktur Proyek Aster, Mashhad Dohadwala, dalam keterangan resminya pada Jumat, 25 Juli 2025, menjelaskan bahwa tujuannya adalah membangun ekosistem terpadu. Hal ini untuk memperkuat posisi Aster sebagai pemimpin rekayasa di kawasan Singapura dan sekitarnya.
3. 'Gebrakan' Berikutnya? Incar Jaringan SPBU Exxon Mobil
Jurus ketiga yang paling membuat heboh pasar. Seperti dilaporkan Bloomberg pada Kamis, 10 Juli 2025, Aster Group kini menjadi kandidat terdepan untuk membeli 59 stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) milik raksasa migas, Exxon Mobil, di Singapura.
Nilai dari potensi transaksi ini ditaksir mencapai angka yang sangat fantastis, yaitu US$1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun. Jika berhasil, ini akan menjadi langkah raksasa TPIA untuk masuk ke bisnis hilir dan ritel di tingkat regional.
Meskipun begitu, perlu dicatat bahwa proses negosiasi ini dilaporkan masih berlangsung. Kesepakatan belum final dan masih ada kemungkinan Exxon Mobil memutuskan untuk mempertahankan asetnya. Namun, rumor ini sudah cukup menjadi sinyal betapa seriusnya ekspansi Grup TPIA.
4. Apa Artinya Ini Bagi Investor Saham TPIA?
Sentimen positif dari serangkaian ekspansi ini tampaknya direspons baik oleh pasar. Pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat, 25 Juli 2025, saham TPIA tercatat ditutup menguat +1,37% ke level Rp9.225 per saham.
Penguatan ini membuat kinerja year to date saham TPIA kini mencapai +23,00%. Bagi investor, ini adalah sinyal bahwa TPIA tidak lagi hanya dipandang sebagai produsen petrokimia, melainkan pemain energi terintegrasi dengan skala regional.
Langkah ini berpotensi mendiversifikasi sumber pendapatan TPIA di masa depan. Selain dari penjualan produk kimia, perusahaan nantinya juga bisa meraup keuntungan dari jasa rekayasa, dan jika akuisisi Exxon berhasil, dari bisnis ritel SPBU yang stabil.
Ini adalah sebuah permainan jangka panjang. Investor perlu melihatnya sebagai investasi untuk pertumbuhan masa depan, bukan keuntungan instan. Katalis terbesar yang patut dipantau saat ini adalah realisasi dari rencana akuisisi aset SPBU Exxon Mobil tersebut.