1000453647.jpg
Nasional

Ekonomi RI Melambat, UMKM Dapat Jadi Penyelamat

  • Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, OJK akan terus mengoptimalkan peran sektor keuangan agar lebih kontributif terhadap perekonomian nasional. Mahendra menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas dengan tetap memperhatikan aspek manajemen risiko dan tata kelola yang baik.

Nasional

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Perekonomian Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat hanya tumbuh sebesar 4,87%. Meskipun angka ini lebih rendah dari proyeksi awal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya untuk memperkuat akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk dorong pertumbuhan karena segmen tersebut dinilai sebagai tulang punggung perekonomian dalam negeri. 

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tekanan global yang meningkat. Ia menyebut pengumuman tarif oleh Amerika Serikat serta eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok sebagai dua faktor utama yang menciptakan ketidakpastian tinggi di pasar global.

“Dinamika global saat ini menimbulkan risiko ketidakpastian yang semakin tinggi. Dengan adanya perang dagang antara Amerika dan RRC, kompleksitas yang dihadapi oleh masing-masing negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya semakin besar,” ujar Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK yang diselenggarakan secara virtual, Jumat, 9 Mei 2025.

Ia juga menambahkan bahwa banyak lembaga internasional telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2025. Hal ini turut berpengaruh pada capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama.

Pertumbuhan Indonesia Masih Lebih Baik dari Negara Tetangga

Meski hanya tumbuh 4,87%, Mahendra menyatakan bahwa penurunan tersebut tidak separah yang dialami oleh negara-negara lain di kawasan ASEAN. Ia menilai Indonesia masih menunjukkan daya tahan yang cukup baik dalam menghadapi tekanan global.

“Kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, penurunan itu sebenarnya relatif tidak sebesar negara-negara lain. Oleh karena itu, meskipun pertumbuhannya lebih rendah dari perkiraan, kita berharap resiliensi perekonomian Indonesia tetap kuat,” tuturnya.

Baca Juga:  Lewat Program dari DANA, UMKM Perempuan dan Disabilitas Bisa Raih Pendanaan hingga Rp750 Juta!

OJK Fokus Perkuat Peran Sektor Keuangan

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, OJK akan terus mengoptimalkan peran sektor keuangan agar lebih kontributif terhadap perekonomian nasional. Mahendra menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas dengan tetap memperhatikan aspek manajemen risiko dan tata kelola yang baik.

“OJK fokus untuk mengarahkan dan memberikan ruang bagi sektor keuangan untuk semakin kontributif bagi perekonomian, termasuk dengan mengambil peran strategis dalam program pemerintah pusat maupun daerah,” ujar Mahendra.

Perluasan Akses Keuangan dan Pendalaman Pasar

Mahendra juga mengungkapkan bahwa OJK tengah merumuskan berbagai kebijakan untuk memperdalam pasar keuangan. Ini termasuk perluasan aktivitas lembaga jasa keuangan, pengembangan instrumen keuangan inovatif, serta kemudahan akses keuangan bagi masyarakat dan pelaku usaha, khususnya untuk UMKM. 

“Kami terus menjalankan berbagai langkah seperti pengembangan instrumen keuangan yang inovatif dan mengurai hambatan yang dihadapi industri jasa keuangan saat ini,” jelasnya.

Salah satu fokus kebijakan yang sedang difinalisasi oleh OJK adalah penyusunan ketentuan untuk mempermudah akses pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Dorong Daya Saing Sektor Keuangan

Lebih lanjut, Mahendra mengatakan bahwa OJK juga mendukung berbagai kegiatan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memperkuat daya saing sektor keuangan nasional. Hal ini dinilai penting agar sektor keuangan bisa berkontribusi dalam mendorong daya saing sektor-sektor lain secara menyeluruh.

“Kami mendukung dunia usaha dan para pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan daya saing di sektor keuangan. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan daya saing sektoril secara menyeluruh,” pungkasnya.