
Efisiensi dan Penurunan Pencadangan Dorong Laba Maybank Meroket 290,9 Persen
- Efisiensi biaya operasional berhasil dijaga dengan baik. Meskipun biaya overhead meningkat 7,1% karena investasi pada teknologi dan SDM, rasio beban operasional terhadap pendapatan (BOPO) turun signifikan dari 107,5% menjadi 87,5%. Rasio cost to income (CIR) pun membaik dari 72,2% menjadi 69,8%, menandakan peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Perbankan
JAKARTA — PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat pertumbuhan laba yang luar biasa pada kuartal pertama 2025. Laba sebelum pajak (PBT) melonjak 290,9% menjadi Rp506 miliar, sementara laba bersih setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) meningkat 265,1% menjadi Rp376 miliar. Peningkatan signifikan ini merupakan hasil langsung dari efisiensi operasional dan penurunan drastis biaya pencadangan.
Salah satu kunci utama lonjakan laba Maybank Indonesia adalah penurunan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang mencapai 72,9% secara tahunan. Pada periode yang sama tahun lalu, bank menyisihkan cadangan besar sebagai langkah konservatif dalam pengelolaan risiko kredit.
Selain itu, efisiensi biaya operasional berhasil dijaga dengan baik. Meskipun biaya overhead meningkat 7,1% karena investasi pada teknologi dan SDM, rasio beban operasional terhadap pendapatan (BOPO) turun signifikan dari 107,5% menjadi 87,5%. Rasio cost to income (CIR) pun membaik dari 72,2% menjadi 69,8%, menandakan peningkatan produktivitas dan efisiensi.
- Kontradiksi Angka Kemiskinan RI Versi Bank Dunia dan BPS
- HMSP Bukukan Pendapatan Rp28,79 Triliun di Kuartal I-2025, Ekspor Naik Tajam
- Dirut BRI Sebut Danantara Bisa Meningkatkan Daya Saing Bank Himbara di Tingkat Global
PPOP Tumbuh, Pendapatan Meningkat di Tengah Tantangan NIM
Laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) naik 19,4% menjadi Rp727 miliar. Peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga dari surat berharga, kenaikan saldo pembiayaan, serta pendapatan non-bunga.
Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) tumbuh 1,4% secara tahunan. Namun demikian, Net Interest Margin (NIM) terkoreksi tipis 20 basis poin menjadi 4,3%, akibat tingginya biaya dana. Meski begitu, NIM masih stabil dibandingkan akhir 2024.
Fee-Based Income Tumbuh Kuat
Pendapatan non-bunga (fee-based income) mencatat pertumbuhan 54,3% menjadi Rp571 miliar. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan pendapatan Global Market sebesar 309,5% menjadi Rp107 miliar, serta peningkatan 10,2% pada pendapatan layanan lainnya, khususnya dari bisnis wealth management dan pemulihan aset.
Kualitas Aset Terjaga, Rasio Kredit Bermasalah Turun
Kinerja positif Maybank Indonesia juga tercermin dari kualitas aset yang terus membaik. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross menurun dari 2,7% menjadi 2,4%, dan NPL net dari 1,7% menjadi 1,5%. Saldo NPL turun 12,6%, dan Loan at Risk (LAR) membaik ke 8,2%.
Likuiditas dan pendanaan tetap sehat. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di angka 92,0%, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 168,1%—jauh di atas ketentuan regulator. Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga tetap kokoh di level 106,7%.
Baca Juga: Akibat Dugaan Penggelapan Kredit Crowde, OJK Minta Bank Evaluasi Kerja Sama dengan Fintech Lending
Pertumbuhan Kredit Terkonsentrasi pada Segmen Strategis
Total kredit yang disalurkan mencapai Rp122 triliun, relatif stabil dibanding tahun lalu. Namun, bank fokus menumbuhkan pembiayaan di segmen-segmen strategis.
Portofolio Community Financial Services (CFS) tumbuh 10,4% menjadi Rp83,78 triliun. Pertumbuhan terutama berasal dari pembiayaan CFS non-ritel yang naik 16,7%, ditopang oleh segmen komersial (25,4%), SME+ (14,2%), dan Retail SME (10,5%).
Pembiayaan ritel juga naik 5,9% menjadi Rp46,54 triliun. Segmen otomotif naik 6,1% meski industri sedang lesu, KPR naik 5,2%, dan pembiayaan konsumer lainnya seperti kartu kredit dan KTA naik 7,9%.
Sementara itu, pembiayaan Global Banking secara keseluruhan turun 17,2%, meski segmen korporasi besar (LLC) tumbuh 31,4%. Penurunan disebabkan oleh strategi rebalancing portofolio untuk menjaga kualitas aset.
Dana Pihak Ketiga dan CASA
Dana Pihak Ketiga (DPK) turun 4,9% menjadi Rp111,50 triliun akibat strategi pengelolaan biaya dana. Tabungan menurun 5,2%, sementara giro naik 6,3%. Rasio CASA meningkat dari 49,7% menjadi 53,0%, mencerminkan fokus pada dana murah.
Transformasi Digital Terus Dorong Transaksi
Maybank Indonesia terus mendorong digitalisasi perbankan. Platform M2U untuk nasabah ritel mencatat lonjakan transaksi sebesar 27,7% menjadi 7,2 juta transaksi. Platform M2E untuk nasabah korporasi juga tumbuh 21,3% menjadi 1,3 juta transaksi.
Perbankan Syariah Tumbuh Solid
Segmen perbankan syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan CFS sebesar 15,8% menjadi Rp20,98 triliun. Total aset syariah tumbuh 0,7% menjadi Rp41,52 triliun, menyumbang 23,5% dari total aset bank.
Pendapatan operasional syariah naik 16%, dan PBT tumbuh signifikan 149,1% menjadi Rp149 miliar. CASA syariah naik 12%, dengan rasio CASA mencapai 57,6%. NPF gross dan net masing-masing membaik ke 2,4% dan 1,7%.
Anak Usaha: Maybank Finance dan WOM Hadapi Tantangan Otomotif
Maybank Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 2,8% menjadi Rp7,64 triliun, dengan laba sebelum pajak naik 5,4% menjadi Rp142 miliar. Rasio NPL sangat rendah, yaitu 0,2% (gross) dan 0,1% (net).
WOM Finance membukukan pembiayaan kendaraan roda dua sebesar Rp6,24 triliun, naik tipis 0,2%. Namun, PBT menurun menjadi Rp80 miliar dari Rp86 miliar. Rasio NPL tercatat 2,2% (gross) dan 1,0% (net).
- Kalahkan Taylor Swift Sebagai Wanita Terkaya di 2025, Siapa Itu Lucy Guo?
- Kian Efisien Pasca-Lepas Consumer Banking, Citi Indonesia Cetak Laba Rp2,6 Triliun di 2024
- Efisiensi Berbuah Manis, UNVR Catat Laba Rp1,24 Triliun di Kuartal I-2025
Strategi Super Growth dan Shariah First Dorong Kinerja
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menegaskan bahwa strategi super growth dan efisiensi telah menghasilkan kinerja yang solid. “Kami akan terus meninjau dan menyesuaikan portofolio pembiayaan agar tetap sejalan dengan strategi pertumbuhan dan manajemen risiko yang hati-hati,” ujarnya melalui pernyataan tertulis yang diterima TrenAsia, dikutip Kamis, 1 Mei 2025.
Presiden Komisaris Dato’ Khairussaleh Ramli menyampaikan bahwa keberhasilan strategi M25+ menunjukkan kemampuan adaptasi dan ketangguhan Maybank di tengah dinamika global.