
Diskon Tarif Tol Digencarkan, Jurus Ampuh Dongkrak Ekonomi?
- Pemerintah rutin menggulirkan diskon tarif tol, terutama jelang momen libur panjang atau mudik Lebaran. Tahun ini, insentif serupa kembali dihadirkan dengan harapan memicu mobilitas dan konsumsi masyarakat. Tapi benarkah kebijakan ini efektif mendongkrak ekonomi? Atau cuma jadi gimmick yang dinikmati segelintir pengguna jalan bebas hambatan?
Tren Ekbis
JAKARTA - Pemerintah rutin menggulirkan diskon tarif tol, terutama jelang momen libur panjang atau mudik Lebaran. Tahun ini, insentif serupa kembali dihadirkan dengan harapan memicu mobilitas dan konsumsi masyarakat.
Tapi benarkah kebijakan ini efektif mendongkrak ekonomi? Atau cuma jadi gimmick yang dinikmati segelintir pengguna jalan bebas hambatan? Kebijakan diskon tarif tol kerap digadang-gadang sebagai salah satu stimulus praktis untuk mendongkrak belanja masyarakat.
Dengan potongan tarif yang berkisar 20% di sejumlah ruas tol, pemerintah ingin mengurangi beban biaya perjalanan, mendorong wisata domestik, hingga memperlancar distribusi logistik.
- Akhirnya Bangkit! Harga Emas Antam Hari ini Menguat Rp16.000
- Adira & Mandala Bersatu, Buka Peluang Pembiayaan Anak Muda Seluruh Indonesia
- Harga Sembako di DKI Jakarta Selasa, 01 Juli 2025, Daging Kambing Naik, Cabe Rawit Merah Turun
Namun, efektivitas kebijakan ini masih menuai pro dan kontra. Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira, menilai diskon tarif tol bersifat stimulasi jangka pendek yang dampaknya terbatas.
“Diskon tol memang bisa menambah mobilitas selama periode tertentu, tapi tidak menjamin ada peningkatan konsumsi yang signifikan atau pemerataan efek ekonomi,” katanya beberapa waktu lalu.
Ia menyoroti diskon tol cenderung lebih dinikmati segmen menengah ke atas pengguna kendaraan pribadi. Sementara pelaku logistik skala kecil hingga UMKM belum tentu merasakan potongan biaya yang berarti.
Pro Kontra Masyarakat
Namun tidak semua pengemudi merasa terbantu dengan diskon tarif tol ini. Bayu (35), seorang pengusaha logistik kecil di Bekasi, menilai kebijakan tersebut terasa kurang menyentuh kebutuhan pelaku usaha seperti dirinya.
Menurut Bayu, potongan 20% memang terdengar menarik di permukaan, tapi implementasinya kadang tidak merata antar ruas. Belum lagi dengan biaya lain seperti BBM yang terus naik, pungutan di rest area, serta biaya operasional sopir dan kendaraan.
“Diskonnya ada, tapi enggak semua ruas, dan cuma sebentar. Saya bawa barang ke Jawa Timur, tarif tol potong, tapi bensin tetap mahal, penginapan tetap mahal. Kalau hitung-hitungan, hematnya enggak terlalu terasa,” katanya saat dihubungi TrenAsia.id
Ia juga mengkritik minimnya sosialisasi, terutama kepada pelaku usaha. “Tiba-tiba aja ada diskon. Saya baru tahu dari grup WhatsApp sopir. Harusnya pemerintah gandeng lebih banyak stakeholder biar manfaatnya bisa maksimal,” tambahnya.
Ade (32) seorang ibu rumah tangga, mengaku langsung mengemas barang-barangnya dan memutuskan mudik ke kampung halamannya di Suraaya saat tahu pemerintah memberikan diskon tarif tol untuk libur 1 Muharam kemarin.
Kata Ade, hal ini sekaligus bertepatan dengan momen libur semester anak-anaknya. Pulang kampung menjadi pilihan untuknya menghabiskan waktu libur sekolah sekaligus momen kumpul bersama keluarga.
"Saya suka diskon, sebenarnya maju mundur untuk mudik kali ini karena sudah saat lebaran, namun lagi-lagi diskon menjadi hal yang plus untuk perjalanan panjang ini," katanya kepada Trenasia.id pada Selasa, 1 Juli 2025. Ia mengaku langsung mengajak sang suami untuk melakukan road trip ini dan memanfaatkan diskon tarif tol.
Berdasarkan data BPJT per Juni 2025, total tarif tol untuk kendaraan golongan I (sedan/MPV/SUV) dari GT Jakarta- Cikampek hingga GT Warugunung (Surabaya) mencapai Rp860.000.
Berikut simulasi tarif tol dari Jakarta sampai Surabaya untuk Kendaraan Golongan I per 2025 jika disertai diskon:
Tol Jakarta-Cikampek (Japek): Rp27.000
Tol Cikopo-Palimanan (Cipali): Rp132.000
Tol Palimanan-Kanci (Palikanci): Rp13.500
Tol Kanci-Pejagan: Rp31.500
Tol Pejagan-Pemalang: Rp66.000
Tol Pemalang-Batang: Rp53.000
Tol Batang-Semarang: Rp111.500
Tol Semarang ABC: Rp5.500
Tol Semarang-Solo: Rp92.000
Tol Solo-Ngawi: Rp131.000
Tol Ngawi-Kertosono: Rp98.000
Tol Kertosono-Mojokerto: Rp50.000
Tol Mojokerto-Surabaya: Rp43.000.
Total biaya tol dari Jakarta sampai Surabaya adalah Rp854.000