Para petani bekerja di persawahan di Bulacan, Filipina.
Nasional

Dianggap Maju, Malaysia Ingin Belajar Pertanian dan Impor Beras dari Indonesia

  • Malaysia mengapresiasi pencapaian hasil panen padi di Indonesia yang rata-rata mencapai 7 ton per hektare, bahkan maksimal bisa tembus 12 hingga 13 ton.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Indonesia kembali mendapat pengakuan atas kemajuan sektor pertaniannya. Dalam pertemuan bilateral antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) dan Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, menyatakan ketertarikannya untuk belajar dari Indonesia, terutama terkait teknologi pertanian komoditas padi dan jagung.

Menteri Pertanian Malaysia, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu, secara langsung menyampaikan kekagumannya terhadap produktivitas pertanian Indonesia. Mohamad mengapresiasi pencapaian hasil panen padi di Indonesia yang rata-rata mencapai 7 ton per hektare, bahkan maksimal bisa tembus 12 hingga 13 ton.

"Saya ingat hasilnya sampai 12 ton, 13 ton yang paling tinggi dan rata-rata sudah ada di angka 7 ton," ungkap Mohamad kala memberikan keterangan pers di kantor Kementan, Jakarta, dikutip Selasa, 22 April 2025.

Pihaknya mengaku tertarik untuk mempelajari bagaimana Indonesia berhasil meningkatkan produktivitas pertanian, terutama untuk padi dan jagung. Malaysia juga membuka peluang kolaborasi lebih luas, termasuk transfer teknologi, pelatihan, dan pembinaan bersama antar kedua negara. Dalam hal ini, lembaga riset pertanian Malaysia, MARDI (Malaysian Agricultural Research and Development Institute), menyatakan siap menjalin kemitraan erat dengan Kementan RI untuk mendorong modernisasi pertanian.

“Kami akan berupaya untuk melakukan pertukaran teknologi atau melakukan pembinaan bersama sehingga kami juga dapat memperoleh segala bentuk teknologi baru di bidang pertanian, khususnya padi, ikan, jagung,” tambah Mohamad.

Pertemuan tersebut juga menyinggung isu strategis kawasan. Kedua belah pihak sepakat pentingnya memperkuat solidaritas pertanian ASEAN dalam menghadapi tantangan global, seperti kebijakan tarif perdagangan dari negara-negara besar.

Malaysia Ajukan Impor Beras, Indonesia Menolak untuk Sementara

Selain membahas kerja sama teknologi, pihak Malaysia juga menyampaikan permintaan impor beras dari Indonesia. Hal ini disebabkan oleh minimnya produksi beras domestik Malaysia yang hanya mampu mencukupi sekitar 40–50% dari total kebutuhan nasional.

Namun, Menteri Pertanian RI (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menolak permintaan tersebut untuk sementara. Penolakan itu dilakukan guna menjaga ketahanan stok beras nasional, terlebih di tengah potensi tantangan cuaca akibat perubahan iklim.

"Menarik, menanyakan apakah bisa impor beras dari Indonesia. Namun, saya katakan untuk sementara kami menjaga stok beras dulu,” ungkap Mentan.

Mentan mengungkapkan stok beras nasional saat ini mencapai 3,36 juta ton, dan diperkirakan akan naik menjadi 4 juta ton pada bulan Mei mendatang. Meski demikian, Indonesia tetap terbuka untuk perdagangan komoditas lainnya. Malaysia diketahui tetap mengimpor produk pertanian dari Indonesia seperti kelapa, sayur-sayuran, dan ikan.

Mentan juga menyebut setelah kunjungan dari Malaysia, delegasi dari Jepang juga dijadwalkan akan datang ke Indonesia. Negara itu kini tengah menghadapi kenaikan harga beras yang signifikan, bahkan mendekati Rp100 ribu per kilogram.

Pengakuan dari negara tetangga seperti Malaysia dinilai sebagai bentuk apresiasi atas transformasi pertanian yang dilakukan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Diharapkan, kerja sama yang dibangun tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di sektor pertanian regional, tetapi juga membuka peluang ekspor yang lebih besar ke pasar luar negeri.