Screenshot 2025-07-11 152919.png
Tren Leisure

Di Balik Riders Artis, Ada Kunci Sukses dari Detail Kecil

  • Dalam banyak kasus, rider juga mencerminkan nilai-nilai pribadi, budaya, atau bahkan ritual tertentu yang dianggap penting oleh si artis.

Tren Leisure

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Dalam dunia pertunjukan, rider bukan sekadar daftar camilan, air mineral, atau handuk bersih di ruang ganti. Rider merupakan dokumen yang sangat penting dan sering kali menjadi bagian dari kontrak resmi antara artis dan penyelenggara acara. 

Rider mencerminkan kebutuhan dasar hingga preferensi personal sang artis demi menciptakan lingkungan yang mendukung performa terbaik mereka di atas panggung. Rider mencakup berbagai hal, mulai dari permintaan teknis seperti tata suara dan pencahayaan, hingga kebutuhan non-teknis seperti makanan, minuman, dekorasi ruang ganti, bahkan temperatur ruangan.

Lebih dari sekadar daftar permintaan, rider adalah bentuk komunikasi profesional antara artis dan tim produksi. Ia menjadi wujud perlindungan bagi artis agar hak dan kenyamanannya terpenuhi, serta sebagai pedoman bagi penyelenggara untuk menunjukkan kesiapan dan keseriusan dalam bekerja sama. 

Dalam banyak kasus, rider juga mencerminkan nilai-nilai pribadi, budaya, atau bahkan ritual tertentu yang dianggap penting oleh si artis. 

Misalnya, beberapa artis lokal meminta herbal tradisional seperti kencur atau jahe karena dipercaya dapat menjaga performa vokal mereka, sementara artis internasional bisa meminta hal-hal nyeleneh seperti sofa berwarna tertentu atau permen dengan warna-warna yang dipilih secara khusus.

Cerita-cerita di balik rider sering kali menjadi anekdot yang menarik. Di balik permintaan yang terdengar aneh, kadang tersimpan makna simbolik atau alasan praktis yang kuat. 

Rider bukan hanya soal “keinginan selebritas”, melainkan tentang bagaimana menciptakan kondisi kerja yang optimal, aman, dan profesional bagi setiap pihak yang terlibat. Singkatnya, rider adalah bagian penting dari logistik dan etika kerja dalam industri hiburan yang sering kali luput dari perhatian penonton.

Rider Artis Indonesia: Cerminan Gaya, Budaya, dan Profesionalisme

Yura Yunita – Kencur Mentah untuk Suara Prima

Yura punya ritual khas sebelum naik panggung: makan kencur mentah yang sudah dikupas dan siap dikonsumsi. Kencur dikenal sebagai herbal yang baik untuk tenggorokan, dan ini menjadi simbol dedikasinya terhadap kualitas vokal serta sentuhan budaya dalam setiap penampilannya.

Tulus – Kuliner Lokal & Herbal Anti Masuk Angin

Rider Tulus mencerminkan kedekatannya dengan budaya lokal. Ia kerap meminta makanan khas daerah dan obat herbal, tentunya dengan catatan: tanpa kambing dan udang. Rider ini tak hanya menyehatkan, tapi juga memperkuat koneksi dengan audiens lokal.

Sheila on 7 – Utamakan Keselamatan

Sheila on 7 mengedepankan keselamatan dan kenyamanan kerja. Rider mereka mencantumkan tenaga medis, ambulans, pemadam kebakaran, hingga layanan laundry di hari yang sama. Sederhana, namun krusial untuk kelancaran acara.

Denny Caknan – Rokok 

Denny punya kebutuhan khas: stok rokok favorit seperti Esse dan Marlboro Ice Blast. Bagi perokok aktif seperti dia, ini bukan soal gaya, melainkan bagian dari ritme kerja dan relaksasi sebelum tampil.

Slank – Panggung Bersih & Cermin Besar

Slank meminta area backstage bebas asap rokok dan dilengkapi cermin besar. Tujuannya jelas: menjaga kualitas visual serta memungkinkan personel memantau performa secara real-time.

Agnez Mo – Nasi Padang, Panggung Kuat, Alphard & Low Grease Food

Gabungan kekuatan energi lokal (Nasi Padang), keamanan performa (panggung kokoh), kenyamanan transportasi (Alphard), hingga pola makan sehat (low grease food) menunjukkan standar tinggi dari seorang performer internasional.

Afgan – Colokan Banyak & Snack untuk Kru

Afgan peduli dengan efisiensi. Rider-nya meminta banyak colokan listrik di ruang ganti serta snack praktis untuk kru. Backstage yang rapi dan energik adalah kunci dari performa yang maksimal.

Superman Is Dead – Sopir Non-Fans & Stok Bir

SID menekankan kenyamanan psikologis: sopir yang bukan penggemar untuk menjaga profesionalitas, serta bir dalam jumlah tertentu untuk menjaga suasana santai.

Raisa – Air Galon, Dekor Ungu, Alphard, & Permen Spesifik

Estetika ungu, kenyamanan kendaraan, kebutuhan hidrasi, hingga permen favorit—semua dikemas dalam rider Raisa untuk menciptakan mood yang tepat dan kesegaran maksimal saat tampil.

Glenn Fredly – Handuk Putih & Privasi

Rider Glenn mencerminkan kesederhanaan dan profesionalisme. Permintaan handuk putih bersih dan ruang yang privat adalah bentuk penghormatan pada momen-momen penting sebelum naik panggung.

Nosstress (Bali) – Buku untuk Perpustakaan

Unik dan berkelas. Rider Nosstress kerap meminta buku bacaan untuk ditambahkan ke perpustakaan komunitas mereka. Sebuah bentuk penghargaan pada intelektualitas dan budaya baca.

Ify Alyssa & Ari Lasso – Camilan Ringan dan Permen Jelly

Rider yang ringan dan bersahaja. Permen jelly, snack sehat, dan makanan praktis adalah permintaan yang mencerminkan sikap ramah dan merakyat dari keduanya.

Baca Juga: Scarlett Johansson Jadi Artis Terlaris dalam Sejarah, Ini Deretan Film Box Office-nya

Rider Artis Internasional: Antara Estetika, Gimmick, dan Strategi

Van Halen – "No Brown M&M’s"

Permintaan paling legendaris: "Absolutely NO brown M&M’s." Terdengar remeh? Justru sebaliknya. Ini adalah cara cerdas Van Halen menguji apakah promotor benar-benar membaca seluruh isi rider teknis mereka. 

Jika brown M&M’s masih ada, bisa jadi aspek teknis panggung seperti rigging dan listrik diabaikan—bahkan pernah terjadi insiden panggung ambruk karena detail teknis tak dijalankan.

Marilyn Manson – Daging Mentah & “Shock Value”

Rider Manson penuh unsur teatrikal: boneka babi, daging mentah, dupa gothic, hingga permintaan nyeleneh seperti “pelacur gigi ompong.” Semua ini adalah ritual psikis—panggung dan backstage harus mencerminkan energi artistiknya yang gelap dan provokatif.

Diplo – Action Figure & Dartboard Nicolas Cage

Diplo dikenal dengan rider yang lucu dan absurd: boneka gorila, hewan inflatable, dartboard wajah Nicolas Cage, hingga mainan tahun 1983. Semua ini adalah bagian dari “ujian” apakah promotor benar-benar membaca rider secara menyeluruh.

Beyoncé – Lilin Mawar & Straw Titanium

Beyoncé adalah lambang ketelitian. Rider-nya memuat permintaan suhu ruangan yang presisi, lilin beraroma mawar, dan sedotan khusus dari titanium—semua mencerminkan standar kenyamanan dan kontrol estetika yang tinggi.

Kanye West – Vas Minimalis

Rider Kanye dikenal sederhana tapi penuh makna. Ia meminta vas bunga silinder dengan estetika floral minimalis, sebagai bagian dari ruang yang tenang dan berseni.

Rihanna – Karpet Motif Binatang

Untuk menciptakan nuansa glamor yang khas, Rihanna meminta ruang ganti dilengkapi karpet motif animal print—glamor, bold, dan eksentrik.

Drake – Aroma & Dupa

Backstage Drake harus memiliki aroma tertentu dan dupa. Ini bukan hanya gaya, tapi bagian dari ritual untuk menjaga suasana hati dan fokus menjelang pertunjukan.

Adele – Teh, Tisu, & No Honey!

Rider Adele sangat sederhana: teh, tisu, dan larangan madu (karena alergi). Justru karena kesederhanaannya, rider ini mencerminkan kejujuran dan ketulusan sang artis.

Justin Timberlake & Madonna – Obsesif pada Kebersihan

Kedua artis ini sangat memperhatikan kebersihan. Rider mereka mengharuskan pintu kamar ganti didisinfeksi dan toilet diganti baru sebelum digunakan.

Jack White – Guacamole "Tipu-Tipu"

Jack White pernah mencantumkan resep guacamole yang rumit hanya untuk melihat apakah kru akan benar-benar membuatnya. Sebuah prank cerdas untuk mengecek atensi tim produksi.

Josh Homme (Queens of the Stone Age) – Peta Irlandia & Cokelat Semut

Rider Josh Homme benar-benar nyentrik. Ia pernah meminta cokelat berbentuk semut dan peta Irlandia—hiburan kecil yang tak biasa di balik panggung.

Di Balik Rider: Ada Strategi dan Logika

Rider biasanya terdiri dari dua komponen utama:

  • Technical Rider: mencakup kebutuhan teknis seperti sound system, pencahayaan, rigging, dan keamanan.
  • Hospitality Rider: berisi detail soal makanan, akomodasi, suasana ruang ganti, dan kebutuhan khusus lainnya.

Jangan salah, pelanggaran kecil pada rider bisa berarti batal tampil—dengan konsekuensi tetap dibayarnya honor sang artis secara penuh. Banyak permintaan yang tampak ekstrem, namun sebenarnya punya alasan kuat:

  • Menghindari risiko teknis fatal (seperti Van Halen).
  • Menjaga mood dan kenyamanan sebelum tampil.
  • Mengukur profesionalisme promotor.
  • Menjaga identitas visual dan atmosfer artistik.

Rider bukan semata-mata cap "diva". Ia adalah bagian dari strategi kerja yang matang dan profesional:

  • Menjaga performa optimal dan keamanan (Van Halen, Yura Yunita).
  • Mewakili citra visual dan budaya artis (Beyoncé, Agnez Mo).
  • Menguji kepatuhan kru terhadap kontrak (Diplo, Jack White).
  • Mencerminkan karakter unik tiap artis—santai, nyentrik, atau sangat teknis.

Di balik setiap permintaan, dari kencur hingga guacamole, dari dekor ungu hingga larangan madu, selalu ada cerita dan filosofi. Rider adalah narasi di balik layar—bukti bahwa pertunjukan besar bukan hanya soal lampu dan musik, tapi juga detail kecil yang membuat segalanya sempurna.