
Di Balik Kinerja Stabil BBCA, Tersimpan Potensi Upside 40 Persen
- Di balik kinerja stabil BBCA, tersimpan potensi ledakan harga hingga 40%. Pahami kekuatan dana murah dan alasan analis tetap rekomendasikan Beli.
Tren Pasar
JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali membuktikan statusnya sebagai 'benteng' finansial yang kokoh. Perusahaan merilis kinerja semester I-2025 yang solid, dengan laba bersih tumbuh 8% menjadi Rp29 triliun.
Kinerja ini sejalan dengan ekspektasi pasar, menunjukkan kekuatan bisnis inti bank yang tetap stabil dan efisien. Pertumbuhannya didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih serta keberhasilan manajemen dalam menekan biaya operasional.
Meskipun kinerjanya 'sesuai prediksi', analis dari BRI Danareksa Sekuritas justru melihat potensi kenaikan yang luar biasa. Mereka mempertahankan rekomendasi "Beli" dengan target harga yang sangat tinggi, menyiratkan adanya potensi cuan hingga 40%.
Lantas, apa saja kekuatan utama BBCA yang membuat para analis begitu yakin? Riset terbaru mereka memberikan sejumlah jawaban yang menarik. Mari kita bedah tuntas empat poin penting dari analisis tersebut.
1. Kinerja Sesuai Jadwal: Laba Tumbuh Stabil dan Sehat
Laba bersih BBCA sebesar Rp29 triliun (+8% YoY) dinilai sangat sesuai dengan ekspektasi. “Pencapaian tersebut sesuai ekspektasi kami dan konsensus, yaitu 50% dari proyeksi 2025,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis dalam risetnya pada 5 Agustus 2025.
Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar 7%. Lebih impresif lagi, bank juga berhasil memangkas beban operasional sebesar 4% dari kuartal sebelumnya, menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat baik.
2. Harta Karun Utama: Dana Murah (CASA) yang Melimpah
'Harta karun' atau kekuatan utama BBCA yang sesungguhnya terletak pada struktur pendanaannya. Rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) perusahaan berhasil meningkat hingga kini porsinya mencapai 83% dari total simpanan.
Memiliki porsi dana murah yang sangat besar ini merupakan keunggulan kompetitif yang luar biasa. Hal ini membuat Biaya Dana (Cost of Fund) BBCA tetap sangat rendah di level 1,2%, yang menjadi 'bantalan' tebal bagi profitabilitasnya.
3. Kualitas Aset: Sedikit Noda, Tapi Tetap Terbaik di Kelasnya
Meskipun secara umum kinerjanya solid, ada sedikit 'noda' atau sinyal waspada pada kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau NPL tercatat sedikit meningkat menjadi 2,1%, yang membuat manajemen merevisi naik panduan Biaya Kredit (Cost of Credit).
Namun, analis Victor Stefano menegaskan bahwa angka ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena posisi BBCA yang superior. “Meski demikian, BBCA tetap mencatat NPL terendah di antara bank sejenis,” ungkapnya, menandakan kualitas aset BBCA masih yang paling solid.
4. Rekomendasi Analis: Potensi Cuan 40% ke Depan!
Berangkat dari fundamental yang kokoh ini, analis Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis dengan yakin mempertahankan rekomendasi "Buy" untuk saham BBCA. Mereka melihat prospek jangka panjang yang masih sangat cerah.
Mereka mematok target harga saham BBCA dalam 12 bulan ke depan di level Rp11.900. Mengacu pada harga saat ini di kisaran Rp8.450, target tersebut menyiratkan adanya potensi keuntungan atau upside yang sangat besar, yaitu mencapai 40,8%.
Alasan di balik rekomendasi 'Beli' ini dirangkum dengan jelas oleh para analis. “BBCA tetap menjadi saham pilihan utama kami di sektor perbankan karena likuiditasnya kuat, biaya dana tangguh, dan kualitas aset yang solid,”pungkas Victor.