adidas.jpg
Tren Global

Desainer Adidas Minta Maaf atas Sepatu yang Dirampas dari Meksiko

  • Apropriasi atau perampasan budaya didefinisikan sebagai "pengambilalihan adat istiadat, praktik, dan gagasan suatu kelompok atau masyarakat yang tidak diakui atau tidak pantas oleh anggota kelompok atau masyarakat yang biasanya lebih dominan

Tren Global

Amirudin Zuhri

JAKARTA,TRENASIA.ID- Perancang busana Amerika Serikat Willy Chavarria telah meminta maaf setelah sepatu yang ia ciptakan bekerja sama dengan Adidas Originals dikritik karena "perampasan budaya".

Oaxaca Slip-On terinspirasi oleh sandal kulit tradisional yang dikenal sebagai huaraches yang dibuat oleh perajin pribumi di Meksiko.

Presiden Meksiko merupakan salah satu yang menentang alas kaki tersebut, yang kabarnya dibuat di China tanpa konsultasi atau penghargaan kepada komunitas yang pertama kali membuat desain tersebut.

Chavarria mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke BBC: "Saya sangat menyesal bahwa sepatu tersebut diadopsi dalam desain ini dan tidak dikembangkan dalam kemitraan langsung dan bermakna dengan komunitas Oaxaca."

Apropriasi atau perampasan budaya didefinisikan sebagai "pengambilalihan adat istiadat, praktik, dan gagasan suatu kelompok atau masyarakat yang tidak diakui atau tidak pantas oleh anggota kelompok atau masyarakat yang biasanya lebih dominan".

"Perusahaan besar sering kali mengambil produk, ide, dan desain dari masyarakat Pribumi,” kata Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan dalam konferensi pers. Dia menambahkan sedang mempertimbangkan aspek hukum untuk dapat mendukung mereka.

Di bagian lain wakil menteri kebudayaan Meksiko Marina Nunez mengatakan Adidas telah menghubungi pejabat Oaxaca untuk membahas ganti rugi kepada orang-orang yang dijiplak.

Sandal Huaraches Meksiko 

Dalam pernyataan melalui email, Adidas menyampaikan kepada BBC bahwa mereka mengakui dan menghargai kekayaan budaya masyarakat Pribumi Meksiko dan makna warisan kerajinan mereka. 

"'Oaxaca Slip-On' terinspirasi oleh desain dari Oaxaca, yang berakar pada tradisi Villa Hidalgo Yalálag. Kami menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan menegaskan kembali komitmen kami untuk berkolaborasi dengan Yalálag dalam dialog yang saling menghormati dan menghargai warisan budaya mereka."

Dalam pernyataannya, Chavarria mengatakan dia ingin  berbicara dari hati tentang slip-on Oaxaca yang saya dia dengan Adidas. "Tujuannya selalu untuk menghormati semangat budaya dan seni Oaxaca yang kuat dan komunitas kreatifnya—sebuah tempat yang keindahan dan ketahanannya telah menginspirasi saya. Nama Oaxaca bukan sekadar kata—budayanya yang hidup, masyarakatnya, dan sejarahnya."

Ia melanjutkan dengan mengatakan  sangat menyesal karena tidak bekerja sama dengan komunitas Oaxaca dalam desain tersebut.

"Hal ini tidak mencerminkan rasa hormat dan pendekatan kolaboratif yang selayaknya diberikan kepada Oaxaca, komunitas Zapotec di Villa Hidalgo Yalalag, dan masyarakatnya," tambahnya. "Saya tahu cinta tidak diberikan begitu saja, tetapi diperoleh melalui tindakan."

Chavarria adalah wakil presiden senior desain Calvin Klein hingga tahun 2024 dan merupakan pendiri dan kepala bagian kreatif label eponimnya.

Associated Press melaporkan bahwa Adidas menanggapi pihak berwenang Meksiko melalui sebuah surat pada hari Jumat.

Perusahaan tersebut dilaporkan mengatakan bahwa pihaknya "sangat menghargai kekayaan budaya masyarakat Pribumi Meksiko dan mengakui relevansi" kritik tersebut, serta meminta pertemuan untuk membahas cara "memperbaiki kerusakan" yang dialami masyarakat Pribumi.