
Demam Emas Melanda Bursa, Saham MDKA hingga ANTM Tancap Gas
- Senada dengan gerai-gerai penjualan emas yang belakangan diserbu warga, saham-saham produsen emas di Bursa Efek Indonesia juga ramai diburu investor. Saham MDKA, ANTM, dan BRMS tancap gas.
Bursa Saham
JAKARTA – Senada dengan gerai-gerai penjualan emas yang belakangan diserbu warga, saham-saham produsen emas di Bursa Efek Indonesia juga ramai diburu investor pada perdagangan hari ini, Senin, 14 April 2025. Tren ini terjadi seiring reli harga logam mulia yang terus menguat sepanjang tahun.
Berdasarkan data Stockbit Sekuritas, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memimpin penguatan di sektor produsen emas dengan lonjakan harga sebesar 8,05% ke level Rp1.410 per saham. Meski demikian, secara year-to-date saham MDKA masih mencatatkan pelemahan sebesar 11,60%.
Valuasi saham MDKA pun tergolong premium, tercermin dari rasio price to book value (PBV) yang mencapai 3,66 kali. Tingginya valuasi ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan, terutama dari proyek-proyek tambang emas yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
- Usai Reli, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp8.000 per Gram
- LinkedIn Top Companies 2025: Bank Mandiri Raih Peringkat Pertama dalam Pengembangan Karir di Indonesia
- Harga Sembako di Jakarta Senin, 14 April 2025, Beras Setra I/Premium Naik, Gula Pasir Turun
Sementara itu, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga kompak menguat di level masing-masing 5,92% ke level Rp1.785 per saham, dan 5,17% ke Rp366 per saham.
Dari sisi valuasi, ANTM diperdagangkan pada price to earnings ratio (PER) sebesar 12,55 kali dan PBV 1,34 kali, menunjukkan valuasi yang masih wajar. Kinerja ANTM ditopang oleh segmen logam mulia dan nikel, meski margin keuntungan dari emas cenderung lebih rendah dibandingkan nikel.
Adapun BRMS memiliki PER sangat tinggi di level 177,07 dan PBV 2,75 kali, mengindikasikan valuasi yang cukup mahal. Angka tersebut merefleksikan ekspektasi pasar yang tinggi terhadap potensi pertumbuhan dari proyek-proyek tambang emas baru yang sedang digarap perusahaan.
Reli harga saham-saham emas ini sejalan dengan tren positif harga emas dunia yang terus mencetak rekor baru. Sepanjang 2025, harga emas global telah naik lebih dari 17%, dari kisaran US$2.730 per troy ons pada awal Januari menjadi sekitar US$3.235,89 per 14 April 2025.
Nah, lonjakan harga logam mulai ini dipicu oleh kombinasi faktor global, mulai dari ketegangan geopolitik, kebijakan tarif Amerika Serikat, ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed, hingga akumulasi emas oleh bank sentral dunia.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, sejumlah analis memproyeksikan bahwa harga emas dunia dapat mencapai level US$3.400 per troy ons pada kuartal III atau IV tahun 2025. Namun, ini dengan catatan jika kondisi global tetap tidak stabil.
Rekomendasi Saham
Analis Bahana Sekuritas, Jeremy Mikael, menilai bahwa permintaan terhadap emas kemungkinan akan tetap kuat sepanjang 2025. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi global dan tarik ulur kebijakan tarif AS membuat emas tetap menjadi aset lindung nilai utama bagi investor.
“Kami memperkirakan selama harga emas terus reli, investor ritel akan mengejar harga emas sebagai bentuk ketakutan kehilangan momentum (fear of missing out) dan mencari safe haven,” tulis Jeremy dalam risetnya dikutip pada Senin, 14 April 2025.
Ia juga menyebut, peluncuran bullion bank oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari lalu menjadi katalis positif tambahan bagi industri emas Tanah Air. Inisiatif ini dinilai mampu memanfaatkan potensi emas nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Jeremy merekomendasikan beli (buy) untuk saham ANTM dengan target harga Rp1.900 per saham. Namun, ia mengingatkan sejumlah risiko, mulai dari potensi produksi dan penjualan yang tidak sesuai ekspektasi, harga komoditas yang lebih rendah, hingga ketidakpastian regulasi.
Rekomendasi positif juga datang dari analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, yang memberikan rating buy untuk saham MDKA dengan target harga Rp1.600 per saham. Sementara itu, Hasan Barakwan dari Maybank Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy untuk BRMS dengan target harga Rp480 per saham.
Sebagai informasi, ketiga emiten ini memiliki operasi tambang di berbagai daerah. MDKA mengelola tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, serta proyek Pani di Gorontalo. ANTM aktif di tambang Pongkor (Bogor, Jawa Barat) dan Cibaliung (Pandeglang, Banten), sementara BRMS menggarap tambang emas Poboya yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah.