HERO IMAGE 20.jpg
Tren Ekbis

Defisit APBN Mei 2025 Capai Rp21 T, Bagaimana Negara Lain?

  • Nilai belanja yang lebih besar dari pendapatan negara membuat APBN mengalami defisit Rp21 triliun. Defisit itu setara dengan 0,09% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Tren Ekbis

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  (APBN) Mei 2025 mencatatkan defisit Rp21 triliun.

Penerimaan pajak mencapai Rp683,3 triliun atau 31,2% dari target APBN 2025 senilai Rp2.189,2 triliun. Kinerja penerimaan pajak itu turun 11,28% (year on year/YoY) dari Mei 2024 senilai Rp760,38 triliun.

Jika dirinci lebih lanjut kata Sri Mulyani pendapatan negara sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai Rp995,3 triliun. Realisasi belanja negara hingga Mei 2025 tercatat senilai Rp1.016,3 triliun. Pengeluaran itu terdiri dari belanja pemerintah pusat senilai Rp694,2 triliun dan transfer ke daerah (TKD) senilai Rp322 triliun.

Nilai belanja yang lebih besar dari pendapatan negara membuat APBN mengalami defisit Rp21 triliun. Defisit itu setara dengan 0,09% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sri Mulyani juga memaparkan bahwa keseimbangan primer APBN Mei 2025 tercatat surplus Rp192,1 triliun. Sebagai perbandingan tahunan, keseimbangan primer pada Mei 2024 adalah surplus Rp184,2 triliun. Perbandingan secara bulanan, keseimbangan primer April 2025 adalah surplus Rp173,9 triliun.

Semua Negara Mengalami Penurunan Pertumbuhan Ekonomi

Menkeu menyoroti, dampak tekanan geopolitik global yang menyebabkan pelemahan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 mengalami koreksi signifikan. Amerika Serikat diperkirakan hanya tumbuh 1,4%, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,3%. Eropa mengalami koreksi 0,3% menjadi 0,7%, sementara Jepang terkoreksi 0,5% menjadi hanya 0,7%.

China relatif stabil di angka 4,5%. Sementara India, meskipun masih di atas 6%, turun menjadi 6,3% atau koreksi 0,4% dari prediksi sebelumnya.

Tak terkecuali Indonesia. Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional hanya mencapai 4,7%, turun 0,4% dari proyeksi awal. Koreksi tersebut didasarkan pada laporan dan proyeksi lembaga internasional IMF (International Monetary Fund).