Opening Gerai Xiaomi Kokas - Panji 3.jpg
Bursa Saham

Daya Beli Tertekan, Saham Konsumer Ini Dapat Rekomendasi Overweight dari JP Morgan

  • Di tengah tekanan konsumsi domestik, sentimen deflasi akhir 2024, serta ancaman kompetitor baru, bank investasi global JP Morgan justru melirik sejumlah saham konsumer Indonesia sebagai unggulan utama pada 2025.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Di tengah tekanan konsumsi domestik, sentimen deflasi akhir 2024, serta ancaman kompetitor baru, bank investasi global JP Morgan justru melirik sejumlah saham konsumer Indonesia sebagai unggulan utama pada 2025.

Dalam riset terbarunya, JP Morgan merekomendasikan lima emiten konsumer dengan peringkat overweight. Kelima saham tersebut adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

“Kami yakin 2025 secara keseluruhan akan menjadi tahun yang lebih baik untuk saham konsumen, didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendukung dan dinamika pertumbuhan rasio price-earning versus EPS yang menarik,” tulis tim analis JP Morgan, termasuk Benny Kurniawan, dalam riset yang dikutip Selasa, 22 April 2025.

JP Morgan mencermati sejumlah stimulus fiskal yang dianggap mendukung daya beli masyarakat, seperti kenaikan upah minimum sebesar 6,5%, subsidi tarif listrik rumah tangga, dan penundaan kenaikan tarif PPN. Kebijakan tersebut dinilai paling menguntungkan emiten ritel kebutuhan pokok seperti AMRT.

AMRT dinilai memiliki struktur keuangan solid dengan kas bersih dan tanpa utang dolar AS. Selain itu, bisnis Alfamart yang berbasis kebutuhan harian membuat emiten ini lebih tahan terhadap tekanan nilai tukar maupun fluktuasi harga bahan baku.

MAPI dan anak usahanya, MAPA, juga mendapat sentimen positif seiring prospek pemulihan konsumsi kelas menengah atas. Sementara INDF dan ICBP diyakini masih memiliki ruang pertumbuhan melalui penjualan mi instan dan efisiensi biaya bahan baku.

Di sisi lain, lanskap kompetisi kian ketat. Maybank Sekuritas mencatat kemunculan pemain baru seperti Aquviva dari Wings Group dan minuman herbal Hada Angin, yang mulai menantang dominasi ICBP, CLEO, dan Sido Muncul (SIDO).

Kondisi tersebut membuat Maybank memberi peringkat netral untuk sektor konsumer domestik. Mereka menilai kehadiran produk baru bisa menekan margin laba beberapa pemain besar, terutama yang mengandalkan produk FMCG massal.

JP Morgan sendiri masih selektif. Mereka mempertahankan peringkat netral untuk SIDO dengan target harga Rp630, dan menurunkan peringkat UNVR menjadi underweight dengan target harga Rp1.480.

Sementara itu, indeks IDX Sector Consumer Cyclical per 21 April 2025 masih terkoreksi sebesar 0,29 persen ke level 686,38. Namun, sejumlah saham seperti SMSM, MAPI, ERAA, dan ACES justru membukukan return harian tertinggi, menurut data Bloomberg.

Analis Ciptadana Sekuritas, Alif Ihsanario, menyatakan bahwa prospek ritel masih dibayangi oleh kekhawatiran akan pelemahan daya beli, terutama setelah tren deflasi yang sempat muncul pada akhir 2024.

Secara keseluruhan, JP Morgan menegaskan pentingnya selektivitas dalam memilih saham konsumer. Mereka cenderung fokus pada emiten kebutuhan pokok seperti AMRT dan INDF untuk paruh pertama 2025, sambil menunggu perkembangan nilai tukar dan sentimen belanja konsumen di semester kedua.

Dengan struktur fundamental yang kuat dan dukungan kebijakan pemerintah, saham-saham pilihan seperti AMRT, MAPI, dan INDF tetap menarik sebagai portofolio defensif di tengah ketidakpastian ekonomi domestik.