Screenshot 2025-07-11 154614.png
Tren Inspirasi

Dari Ruko Kecil ke Raksasa Gadai Swasta: Perjalanan Bisnis Andrew Susanto

  • Dengan satu orang karyawan, ia mengecek sendiri setiap ponsel dan laptop yang digadaikan pelanggan. Ia tak hanya belajar menaksir harga, tapi juga memahami kualitas dan risiko kerusakan barang. Bahkan dalam sebulan, ia memastikan bahwa tingkat kerusakan tak lebih dari 0,3%—capaian yang luar biasa untuk skala usaha mikro saat itu.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pada 2006, di tengah hiruk-pikuk kawasan ITC Roxy Mas Jakarta, seorang lulusan hukum Universitas Pelita Harapan bernama Andrew Susanto memulai langkah kecil yang kelak mengubah wajah industri pergadaian di Indonesia. 

Bermodal hanya sekitar Rp50 juta, atau menurut beberapa sumber bahkan hanya Rp2 juta pinjaman dari sang kakek, Andrew nekat membuka usaha gadai elektronik—sebuah ide yang saat itu bisa dibilang belum lazim. Pasalnya, mayoritas lembaga gadai, seperti Pegadaian, hanya melayani barang jaminan berupa emas.

Namun, Andrew punya modal lain yang tak kalah penting: keberanian dan ketekunan. Dengan satu orang karyawan, ia mengecek sendiri setiap ponsel dan laptop yang digadaikan pelanggan. Ia tak hanya belajar menaksir harga, tapi juga memahami kualitas dan risiko kerusakan barang. Bahkan dalam sebulan, ia memastikan bahwa tingkat kerusakan tak lebih dari 0,3%—capaian yang luar biasa untuk skala usaha mikro saat itu.

Awal yang Perlahan Tapi Pasti

Berbeda dengan banyak pelaku bisnis yang langsung mengejar ekspansi besar-besaran, Andrew memilih pendekatan yang lebih hati-hati dan sistematis. Selama tiga tahun pertama, ia hanya membuka 1–2 outlet per tahun. Bagi Andrew, membangun fondasi yang kuat jauh lebih penting daripada pertumbuhan instan.

Keputusan ini terbukti tepat. Ia tak hanya membangun jaringan, tapi juga sistem internal, SOP, dan pemahaman mendalam terhadap pasar. Pada 2009–2010, Andrew meluncurkan lini usaha baru bernama Sinar Mutiara, yang menjual barang jaminan yang tidak ditebus oleh nasabah. Harga barang-barangnya sangat terjangkau, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 juta, menjadikan lini ini sangat diminati oleh pasar massal maupun para reseller.

PGI Tumbuh Menjadi Pemimpin Pasar

Laju pertumbuhan Pusat Gadai Indonesia (PGI) pun mulai terlihat pesat setelah fondasi bisnisnya mapan. Dari omzet sekitar Rp100 miliar pada 2010, bisnis ini tumbuh konsisten sekitar 25% per tahun, hingga pada 2023 mencapai omzet lebih dari Rp2,5 triliun.

Tak hanya omzet yang melonjak, jumlah cabang PGI pun terus bertambah secara signifikan. Memasuki 2025, PGI telah memiliki lebih dari 1.000 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Hal ini menjadikan PGI sebagai perusahaan gadai swasta terbesar di Asia Tenggara.

Yang menarik, pendekatan Andrew sangat data-driven. Ia memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis tren pasar, menilai risiko pinjaman, hingga memahami perilaku konsumen. Pendekatan ini mirip dengan strategi yang digunakan oleh raksasa teknologi seperti Amazon dan Google. Dengan sistem yang modern dan efisien, PGI mampu mengoptimalkan operasional dan merespons dinamika pasar dengan cepat dan akurat.

Baca Juga: Berapa Kekayaan Selena Gomez yang Perusahaannya Diduga Terlilit Utang?

Tak Hanya Gadai: Merambah Dunia F&B dan Lifestyle

Setelah sukses membesarkan PGI, Andrew tak berhenti di sana. Ia mulai melirik sektor lain yang potensial, khususnya di bidang kuliner dan gaya hidup. Salah satu langkah pentingnya adalah menjadi investor dan komisaris utama Holywings Group, sebuah jaringan tempat hiburan dan restoran yang sempat menjadi perbincangan hangat di berbagai kota besar Indonesia.

Holywings memang menghadapi sejumlah tantangan, termasuk krisis reputasi yang cukup serius. Namun, lewat strategi bisnis yang jeli dan perencanaan matang, brand ini tetap mampu eksis dan bertahan di tengah gejolak. Andrew menyadari bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan, dan yang terpenting adalah kemampuan untuk bangkit, mengelola risiko, dan terus beradaptasi.

Gaya Kepemimpinan yang Modern: Disiplin dan Berbasis Teknologi

Jika harus diringkas, ada tiga prinsip kepemimpinan Andrew yang paling menonjol:

  1. Disiplin dan sistematis – Semua keputusan diambil berdasarkan data dan analisis, bukan sekadar intuisi.
  2. Pemanfaatan teknologi mutakhir – Andrew percaya bahwa AI bukan hanya milik perusahaan besar, tapi juga dapat digunakan oleh pelaku usaha lokal untuk mengoptimalkan bisnis.
  3. Ekspansi bertahap – Ia lebih memilih pertumbuhan organik yang stabil ketimbang ekspansi cepat yang berisiko.

Ketiga prinsip ini menjadikan PGI sebagai perusahaan yang tak hanya tumbuh secara kuantitas, tapi juga berkualitas.

Peduli Sosial dan Bangun Personal Branding

Kesuksesan Andrew tak membuatnya lupa daratan. Ia dikenal aktif dalam berbagai kegiatan filantropi dan sosial, mulai dari:

  • Santunan untuk anak yatim
  • Senam lansia
  • Program cek kesehatan gratis
  • Kampanye edukasi HIV/AIDS
  • Aksi sosial selama bulan Ramadan

Tak hanya itu, Andrew juga membangun personal branding yang kuat di media sosial. Akun Instagram pribadinya, @andrew8is, kini memiliki lebih dari 500 ribu pengikut. Lewat platform ini, ia membagikan gaya hidup sehat, tips bisnis, hingga motivasi untuk para pengusaha muda. Kehadiran digital ini semakin memperkuat citranya sebagai pengusaha modern yang sukses dan peduli pada sesama.

Mimpi yang Bisa Jadi Nyata

Perjalanan Andrew Susanto, dari sebuah ruko kecil di Roxy Mas hingga menjadi pemimpin raksasa gadai swasta dan investor di Holywings, adalah bukti nyata bahwa mimpi besar bisa terwujud. Yang dibutuhkan adalah:

  • Keberanian untuk memulai
  • Kedisiplinan untuk membangun
  • Kecerdasan memanfaatkan data dan teknologi
  • Kepekaan terhadap peluang diversifikasi
  • Kepedulian terhadap masyarakat

Kisah ini bukan sekadar cerita sukses. Ini adalah undangan terbuka untuk siapa saja, terutama generasi muda, untuk tidak takut memulai, untuk berpikir jangka panjang, dan untuk menjadikan bisnis sebagai alat untuk menciptakan perubahan positif.

Jadi, jika kamu masih ragu memulai langkah pertamamu, ingatlah: Andrew pun memulai dari nol. Dan mungkin, langkah kecilmu hari ini akan menjadi awal dari cerita besar esok hari.