Shahid_Khan_2015.jpg
Tren Inspirasi

Dari Pencuci Piring Jadi Miliarder: Kisah tentang Muslim yang Jadi Orang Terkaya di AS

  • Khan hijrah ke Amerika Serikat saat usianya baru 16 tahun, membawa harapan dan impian besar untuk menjadi arsitek. Tapi realitas di negeri orang nggak semanis yang dibayangkan. Untuk bisa bertahan dan membiayai kuliah di University of Illinois, ia bekerja sebagai pencuci piring dengan bayaran cuma US$1,20 per jam.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Kalau kamu butuh inspirasi tentang bagaimana mimpi besar bisa diwujudkan dengan kerja keras, kisah Shahid Khan bisa jadi jawaban yang pas. Pria kelahiran Lahore, Pakistan, pada 18 Juli 1950 ini bukan cuma jadi salah satu orang terkaya di Amerika Serikat dengan kekayaan mencapai US$13,3 miliar (sekitar Rp218 triliun), tapi juga simbol perjuangan dan ketekunan yang luar biasa. Nggak heran kalau kisah hidupnya jadi kebanggaan tersendiri, terutama bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Khan hijrah ke Amerika Serikat saat usianya baru 16 tahun, membawa harapan dan impian besar untuk menjadi arsitek. Tapi realitas di negeri orang nggak semanis yang dibayangkan. Untuk bisa bertahan dan membiayai kuliah di University of Illinois, ia bekerja sebagai pencuci piring dengan bayaran cuma US$1,20 per jam.

Meski hidup serba pas-pasan, semangat Khan untuk belajar nggak pernah luntur. Ia terus berjuang hingga akhirnya berhasil lulus tahun 1971 dengan gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Industri. Bisa dibilang, inilah titik awal dari perjalanannya menuju kesuksesan.

Dari Pegawai Hingga Pemilik Perusahaan

Setelah lulus kuliah, Khan bergabung dengan perusahaan manufaktur suku cadang otomotif bernama Flex-N-Gate. Di sana, ia menunjukkan performa kerja yang luar biasa hingga dipercaya menjadi Direktur Teknik. Khan juga dipercaya memimpin divisi Bumper Works yang fokus pada pembuatan bemper mobil, terutama untuk truk pikap dan kebutuhan perbaikan bengkel.

Tahun 1980, ia mengambil langkah besar dengan membeli Flex-N-Gate. Hanya dalam waktu sembilan tahun, perusahaan ini berhasil menjadi satu-satunya pemasok suku cadang untuk Toyota di Amerika Serikat. Keberhasilan ini bikin nama Shahid Khan mulai diperhitungkan di industri otomotif dunia.

Baca Juga: Jadi Ormas Islam Terkaya di Dunia, dari Mana Sumber Kekayaan Muhammadiyah?

Sukses di Dunia Olahraga: NFL & Sepak Bola Inggris

Buat Khan, dunia bisnis bukan cuma soal pabrik dan manufaktur. Ia juga punya ambisi besar di bidang olahraga. Tahun 2010, Khan mencoba membeli 60% saham klub NFL, St. Louis Rams. Walau sempat gagal, ia nggak menyerah.

Usahanya akhirnya membuahkan hasil setahun kemudian. Pada 2011, Khan resmi membeli klub NFL Jacksonville Jaguars setelah mendapat persetujuan dari liga. Langkah ini jadi momen bersejarah, karena ia menjadi pemilik tim NFL pertama yang berasal dari latar belakang imigran Muslim.

Nggak berhenti di situ, Khan juga melebarkan sayap ke sepak bola Eropa dengan membeli klub Fulham yang bermarkas di London, Inggris. Investasinya di dunia olahraga terbukti jitu, terutama karena nilai klub NFL melonjak tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Ekspansi Bisnis yang Makin Gila

Kegigihan Khan dalam dunia bisnis benar-benar nggak ada habisnya. Pada tahun 2020, ia mengakuisisi 60% saham St. Louis Rams—klub NFL yang dulu sempat gagal dibelinya. Ia bahkan sempat menyatakan niat untuk membeli Stadion Wembley di Inggris senilai Rp10,9 triliun. Gila, kan?

Langkah-langkah besar ini menunjukkan bahwa Shahid Khan bukan cuma visioner, tapi juga punya keberanian tinggi dalam mengambil risiko besar. Bukan hal mudah buat membagi fokus antara industri otomotif dan dunia olahraga, tapi Khan berhasil menjalankannya dengan sangat apik.

Simbol Perjuangan dan Inspirasi Dunia

Yang bikin kisah Khan makin spesial adalah latar belakangnya sebagai imigran yang datang dari keluarga sederhana. Ia nggak lahir dari keluarga konglomerat atau pewaris bisnis besar. Semua yang ia capai hari ini adalah hasil dari kerja keras, dedikasi, dan tekad yang nggak pernah padam.

Khan juga menunjukkan bahwa kesuksesan bisa diraih tanpa harus meninggalkan nilai-nilai hidup yang benar. Sebagai Muslim, ia tetap menjaga prinsip dan menjunjung tinggi integritas dalam setiap langkah bisnisnya. Nggak heran kalau banyak orang, khususnya dari komunitas Muslim global, menjadikannya sebagai panutan.

Pelajaran Berharga dari Perjalanan Shahid Khan

Kalau ada satu hal yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Shahid Khan, itu adalah: mimpi besar layak dikejar. Tapi tentu saja, mimpi itu nggak akan jadi kenyataan tanpa kerja keras, keberanian, dan ketekunan.

Khan membuktikan bahwa asal-usul bukanlah penghalang. Datang dari negara berkembang, menjalani hidup sebagai buruh cuci piring, hingga akhirnya jadi miliarder global—semua itu bisa dicapai asalkan punya tekad yang kuat dan nggak mudah menyerah.