
Dari Jembatan hingga Terowongan: Menilik Koridor Satwa Liar di Dunia
- Untuk membantu hewan bergerak lebih aman dan menghindari tabrakan dengan kendaraan di jalan, para pelindung alam di berbagai negara menemukan solusi terbaik yaitu jalur penyeberangan satwa liar. Fasilitas khusus ini memungkinkan hewan bermigrasi melintasi jalan dengan aman.
Dunia
JAKARTA – Bayangan bertemu dengan rusa besar atau rusa biasa saat mengemudi dengan kecepatan tinggi di jalan raya tentu sangat menakutkan. Hewan malang yang menyeberang jalan pasti akan merasa jauh lebih cemas dalam situasi seperti itu.
Dilansir dari Bright Side, suara bising dan kendaraan yang melaju cepat membuat mereka merasa terjebak sehingga bereaksi tidak tepat. Namun, hewan-hewan tersebut bisa diselamatkan dari bahaya jika kita mau lebih memperhatikan desain infrastruktur jalan.
Banyak hewan secara alami bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan, tempat tinggal yang lebih baik, atau kondisi berkembang biak yang lebih ideal. Dalam perjalanan ini, mereka sering harus melewati berbagai bagian hutan, yang kadang-kadang berarti harus menyeberangi jalan raya.
- Mengupas Stablecoin USDT, Tren Investasi Baru Konglomerat RI
- Reformasi, KPK dan Danantara
- MDKA Genjot Produksi Emas, Tembaga, dan Nikel di Tahun 2025, Ini Rinciannya
Beberapa hewan merasa takut dengan jalan raya dan suara bisingnya. Jalan-jalan ini membuat mereka terperangkap dalam “pulau-pulau” habitat yang terbatas. Jika hewan tersebut nekat menyeberang, akibatnya bisa sangat serius.
Untuk membantu hewan bergerak lebih aman dan menghindari tabrakan dengan kendaraan di jalan, para pelindung alam di berbagai negara menemukan solusi terbaik yaitu jalur penyeberangan satwa liar. Fasilitas khusus ini memungkinkan hewan bermigrasi melintasi jalan dengan aman.
Jalur penyeberangan satwa liar pertama kali dibangun di Prancis pada tahun 1950 dengan tujuan membantu para pemburu mengarahkan rusa. Konsep ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, dan saat ini Eropa menjadi pelopor dalam bidang ini.
Negara-negara seperti Belanda, Swiss, Jerman, dan Prancis telah membangun banyak jembatan penyeberangan dan terowongan untuk melindungi berbagai hewan seperti amfibi, bajing, hewan berkuku, invertebrata, serta mamalia kecil lainnya.
Jalur Penyebrangan Satwa Liar
Dilansir dari Rewilding, berikut koridor atau jalur penyeberangan satwa liar membantu spesies bertahan hidup:
1. Jembatan Penyeberangan di Taman Nasional Banff, Kanada
Ketika Jalan Raya Trans-Kanada yang melintasi Pegunungan Rocky diperluas dari dua jalur menjadi empat pada tahun 1980-an, para pemerhati lingkungan menyadari perlunya tindakan untuk membantu hewan-hewan seperti beruang grizzly, coyote, serigala, rusa elk, dan domba bighorn menyeberang jalan dengan aman.
Solusi yang diambil adalah membangun sistem yang terdiri dari enam jembatan penyeberangan, 38 terowongan bawah tanah, dan pagar pengaman. Kini, ini menjadi kawasan dengan konsentrasi struktur penyeberangan satwa liar terbesar di dunia. Antara tahun 1996 hingga 2012, sebanyak 11 spesies mamalia besar telah menggunakan fasilitas ini lebih dari 150.000 kali.
2. Terowongan Penyeberangan Kura-kura di Wisconsin, Amerika Serikat
Menurut Goldfarb, beberapa hewan yang paling terancam oleh lalu lintas jalan justru adalah makhluk-makhluk kecil seperti amfibi dan reptil. Kecelakaan kendaraan diyakini menjadi salah satu penyebab utama menurunnya populasi kura-kura di Amerika Serikat.
Untuk melindungi hewan bercangkang ini, para peneliti dari universitas bersama lembaga negara bagian di Wisconsin membangun sebuah terowongan di bawah jalan raya yang sibuk, menghubungkan kolam dan lahan basah. Upaya ini berhasil menurunkan jumlah kematian kura-kura dari 66 ekor dalam satu tahun menjadi 40 ekor selama tiga tahun.
3. Jembatan dan Terowongan Khusus Kepiting di Pulau Christmas
Setiap tahun, setelah hujan pertama di musim penghujan, jutaan kepiting merah di Pulau Christmas memulai migrasi dari hutan menuju laut.
Untuk memastikan perjalanan mereka aman, penduduk setempat mengidentifikasi titik-titik jalan yang paling sering dilintasi kepiting, lalu membangun terowongan di bawah jalan dan dinding penghalang agar kepiting tidak masuk ke jalur kendaraan.
Di jalan paling sibuk, mereka bahkan membangun satu-satunya jembatan kepiting di dunia. Selama masa migrasi, lalu lintas juga dialihkan atau dihentikan sementara demi melindungi para kepiting.
4. Terowongan Bawah Tanah Khusus Harimau di India
Goldfarb menyatakan bahwa infrastruktur jalan raya di Amerika Utara dibangun tanpa mempertimbangkan keberadaan satwa liar. Namun, para perencana jalan di negara berkembang kini memiliki kesempatan untuk melakukan hal tersebut dengan lebih baik, dan beberapa di antaranya telah melakukannya.
Salah satu contohnya adalah pembangunan jalan layang di jalan raya 44 yang melintasi Cagar Harimau Pench di India, yang selesai pada tahun 2019. Awalnya, para pemerhati satwa liar berusaha menolak pembangunan jalan tersebut sepenuhnya, hingga akhirnya Otoritas Jalan Nasional India setuju untuk merancang jalur yang ramah bagi harimau.
Mereka membangun sebuah terowongan di bawah jalan layang yang disebut-sebut sebagai terowongan bawah tanah khusus satwa liar terpanjang di dunia. Kini, harimau bersama macan tutul, anjing liar, rusa tutul, bison India, babi hutan, dan landak dapat melintas dengan aman di bawah lalu lintas kendaraan.
5. Jalan Lebah di Oslo, Norwegia
- Kenapa Harga Kelapa Semakin Mahal?
- Akhirnya Bebas, Dua Dekade Alex Denni jadi Korban Kriminalisasi
- Alex Denni Bebas Lewat PK, PBHI Soroti Peradilan Sesat
Di Oslo, Norwegia, masyarakat setempat sangat peduli dengan populasi lebah dan melakukan berbagai upaya untuk melindunginya, salah satunya dengan menciptakan “jalan lebah.”
Baik orang dewasa maupun anak-anak menanam bunga matahari, bunga marigold, dan berbagai bunga penghasil nektar lainnya, serta menempatkan sarang lebah di berbagai titik strategis di kota. Usaha ini membantu menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi lebah, karena serangga kecil ini sangat penting bagi kelangsungan ekosistem di bumi.