WhatsApp Image 2022-12-20 at 09.56.52.jpeg
Tren Pasar

Danantara Resmi Suntik Modal GIAA Senilai Rp6,65 Triliun, Apa Untungnya Bagi Investor?

  • Jika dibuat ilustrasi, seorang investor yang membeli saham GIAA saat masih di level Rp36 per saham dengan modal Rp10 juta, kini nilai investasinya telah berkembang menjadi sekitar Rp19,44 juta, dan meraih keuntungan sekitar Rp9,44 juta dari kenaikan harga saham ini.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) resmi mendapatkan dukungan finansial signifikan dari Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia. Investasi senilai US$405 juta atau ekuivalen dengan Rp6,65 triliun ini menjadi babak baru dalam upaya penyehatan maskapai penerbangan milik negara ini. 

Kucuran dana ini merupakan kelanjutan dari program restrukturisasi yang telah dijalankan GIAA sejak tahun 2022. Yang menjadi pertanyaan, apakah ini bakal berdampak terhadap emiten maskapai plat merah berlogo biru ini? 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyambut positif kemitraan strategis ini. Menurutnya, dukungan dari Danantara akan menjadi fondasi bagi transformasi jangka panjang perusahaan.

"Dengan dukungan Danantara, kami memproyeksikan adanya penguatan kapabilitas operasional melalui optimalisasi bisnis dan kinerja, guna memantapkan posisi Garuda sebagai maskapai penerbangan berkelas dunia," ujar Wamildan pada hari Selasa, 24 Juni 2025. 

Dukungan finansial tahap awal ini diberikan dalam bentuk shareholder loan (pinjaman pemegang saham). Ini adalah bagian dari total komitmen pembiayaan yang dirancang untuk mencapai US$1 miliar.

Prioritas utama dari kolaborasi ini akan difokuskan pada pemeliharaan serta peningkatan kesiapan operasional seluruh armada Garuda Indonesia Group, yang mencakup Garuda sebagai maskapai layanan penuh (full service carrier) dan Citilink sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier).

Setelah fase awal ini, kemitraan akan berlanjut ke agenda optimalisasi kinerja operasional dan finansial untuk mewujudkan model bisnis maskapai yang berkelanjutan. Ini selaras dengan Danantara yang kini menjadi pemegang saham mayoritas.

Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menegaskan bahwa pendekatan mereka tidak hanya sebatas pendanaan. Danantara juga akan memberikan pendampingan kelembagaan yang berlandaskan prinsip tata kelola yang baik dan akuntabilitas.

"Melalui Danantara Asset Management, kami akan memastikan proses transformasi ini berjalan sesuai rencana. Setiap tahapan akan dievaluasi secara berkala berdasarkan capaian dan prinsip akuntabilitas," tutur Dony.

Harga Saham Telah Diantisipasi

Suntikan modal jumbo ini langsung memberikan sentimen positif di lantai bursa. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham yang menggunakan kode GIAA ini terpantau melonjak signifikan ke level Rp70 per saham.

Sebagai catatan, sentimen positif dari suntikan modal Danantara sebenarnya sudah diantisipasi investor sejak sebulan lalu. Terbukti, harga saham GIAA yang pada 16 Mei 2025 masih berada di level Rp36 per lembar, kini melesat hingga 94,44% hanya dalam kurun waktu sekitar satu bulan.

Jika dibuat ilustrasi, seorang investor yang membeli saham GIAA saat masih di level Rp36 per saham dengan modal Rp10 juta, kini nilai investasinya telah berkembang menjadi sekitar Rp19,44 juta, dan meraih keuntungan sekitar Rp9,44 juta dari kenaikan harga saham ini.

Kenaikan hargam ini mengindakasikan bahwa suntikan modal tersebut diharapkan oleh investor dapat mengatasi beban utang perusahaan yang per Desember 2024 tercatat masih sekitar US$1,4 miliar, sehingga memberikan ruang bagi pemulihan fundamental.

Di tengah optimisme tersebut, kondisi internal GIAA juga menunjukkan adanya perbaikan kinerja. Maskapai ini berhasil menyusutkan kerugian bersihnya pada kuartal I-2025 menjadi US$76,48 juta, lebih rendah dibandingkan kerugian US$87,03 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan kerugian ini ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 1,62% yang didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat selama periode hari besar dan cuti bersama. Selain itu, maskapai ini juga sukses memberangkatkan 91 ribu jemaah haji dengan on time performance(OTP) mencapai 96,4%. 

Raihan itu adalah tertinggi dalam tiga tahun berturut-turut untuk operasional haji dan menjadi indikasi GIAA segera bangkit dari keterpurukannya. Peluang ini diperkuat oleh rencana pemerintah memberikan stimulus berupa penurunan harga tiket untuk mendongkrak lalu lintas perjalanan udara.