Boy Tohir Saratoga - Panji 2.jpg
Bursa Saham

Cuan Dividen Boy Thohir di ESSA Tembus Puluhan Miliar, Ritel Dapat Berapa?

  • ESSA menetapkan dividen Rp10 per saham. Dengan kepemilikan sebanyak 2,5 miliar saham atau sekitar 14,55% dari total saham beredar, Boy menjadi salah satu penerima dividen terbesar di antara para pemegang saham utama perusahaan energi dan kimia tersebut.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA - Pengusaha Garibaldi Thohir atau Boy Thohir kembali menikmati cuan dari portofolio investasinya. Melalui kepemilikannya di PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), Boy Thohir diperkirakan menerima dividen sebesar Rp25,05 miliar dari total pembagian dividen tunai ESSA senilai Rp172,26 miliar untuk tahun buku 2024.

ESSA menetapkan dividen Rp10 per saham. Dengan kepemilikan sebanyak 2,5 miliar saham atau sekitar 14,55% dari total saham beredar, Boy menjadi salah satu penerima dividen terbesar di antara para pemegang saham utama perusahaan energi dan kimia tersebut.

Tak hanya Boy Thohir, pemegang saham terbesar lainnya, Chander Vinod Laroya, juga akan mengantongi dividen jumbo senilai Rp28,2 miliar dari kepemilikannya yang mencapai 2,82 miliar saham atau setara 16,38%. 

Selain itu, Theodore Permadi Rachmat dengan Rp12,3 miliar, PT Akraya International Rp13,5 miliar, serta Bank Julius Baer & Co Ltd yang memperoleh Rp16,6 miliar. Sementara itu, kelompok masyarakat non warkat sebagai pemegang saham publik mayoritas dengan 44,38% saham akan menerima dividen secara kolektif sebesar Rp76,4 miliar.

Presiden Direktur dan CEO ESSA, Kanishk Laroya, mengatakan bahwa pembagian dividen tahun ini menjadi bentuk apresiasi perusahaan terhadap kepercayaan investor serta mencerminkan fundamental keuangan yang solid. "Kami berkomitmen untuk terus menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham," ujar Kanishk dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 April 2025.

ESSA mencatat posisi kas sebesar US$63 juta setelah menyelesaikan seluruh kewajiban keuangannya. Peningkatan margin dan keberhasilan dalam strategi deleveraging menjadi faktor utama yang membuka ruang bagi perusahaan untuk meningkatkan distribusi dividen tanpa mengganggu arus kas operasional.

Di sisi lain, ESSA juga tengah fokus pada pengembangan dua proyek strategis berbasis energi berkelanjutan. Pertama adalah transformasi pabrik amoniak menjadi fasilitas rendah karbon dengan target penyerapan 1 juta ton CO₂ per tahun, yang direncanakan beroperasi pada kuartal IV-2028. 

Kedua, pembangunan pabrik sustainable aviation fuel (SAF) oleh anak usaha PT ESSA SAF Makmur di Jawa Tengah, dengan kapasitas ±200.000 metrik ton per tahun dan ditargetkan mulai beroperasi komersial pada kuartal I-2028.

Dengan strategi yang menyeimbangkan antara distribusi keuntungan dan investasi jangka panjang, ESSA memperkuat posisinya sebagai emiten energi dan kimia yang adaptif, sekaligus mendukung transisi energi nasional menuju ekonomi rendah karbon.