Ilustrasi FinTech di Afrika
Tren Global

China Cengkeram Afrika Lewat 5G dan Dompet Digital

  • Perusahaan teknologi Huawei dan Alipay memperluas jaringan 5G dan dompet digital di Afrika. Kini 40% populasi Afrika terkoneksi fintech China.

Tren Global

Muhammad Imam Hatami

BEIJING - Perusahaan teknologi raksasa asal China seperti Huawei dan Alipay memainkan peran strategis dalam membangun infrastruktur digital di pedesaan Afrika. Melalui ekspansi jaringan 5G dan ekosistem dompet digital, dua raksasa teknologi ini telah membantu menghubungkan lebih dari 40% populasi Afrika dengan layanan keuangan digital. 

Huawei telah membangun jaringan 5G di sejumlah negara Afrika menggunakan teknologi RuralStar Plus, yang mengandalkan tenaga surya dan microwave untuk menjangkau daerah terpencil yang belum memiliki akses listrik maupun jaringan fiber. Teknologi ini sukses meraih penghargaan GSMA Award 2025 untuk inovasi terbaik di pasar negara berkembang.

Huawei juga dilaporkan menggandeng operator lokal seperti MTN, Vodacom, dan Mafab Communications di negara seperti Nigeria, Kenya, dan Afrika Selatan. Di Nigeria, lebih dari 100 situs 5G telah dipasang di kota-kota besar seperti Lagos dan Abuja. Sementara itu, di Kenya, teknologi ini mulai digunakan untuk pertanian presisi, meningkatkan produktivitas sektor agrikultur.

Menurut proyeksi asosiasi perdagangan GSMA, teknologi 5G berpotensi menyumbang US$26 miliar ke PDB Afrika pada 2030, terutama dari sektor fintech, pertanian, dan layanan kesehatan.

Alipay dan WeChat Pay Kuasai Dompet Digital

Di sisi lain, Alipay dan WeChat Pay memperluas jangkauannya di lebih dari 20 negara Afrika. Lewat kemitraan dengan bank lokal dan perusahaan seperti Stripe, Alipay menawarkan layanan pembayaran, pengiriman uang, hingga mikrofinansial lewat ponsel. 

Hasilnya, transaksi mobile money di Afrika tembus US$800 miliar pada 2023, dengan lebih dari 60% transaksi kini diproses melalui dompet digital berbasis China.

Bagi masyarakat pedesaan yang sebelumnya tidak memiliki akses ke bank konvensional, kehadiran dompet digital membuka jalan bagi inklusivitas keuangan. Remaja dan pelaku UMKM menjadi target utama ekspansi ini, termasuk lewat program pelatihan digitalisasi usaha yang dijalankan oleh Alibaba.

5G untuk Pertanian, Kesehatan, dan Pendidikan

Teknologi Huawei juga diterapkan di sektor penting seperti pertanian dan kesehatan. Di Rwanda dan Kenya, petani memanfaatkan sensor IoT berbasis 5G untuk mengelola irigasi dan cuaca secara presisi, meningkatkan hasil panen hingga 30%. Di Ethiopia, jaringan 5G digunakan untuk layanan telemedis yang mempercepat penanganan kasus darurat di daerah terpencil hingga 50%.

Sementara itu, melalui platform Alibaba yang terintegrasi dengan Alipay, lebih dari 45 juta UMKM di Afrika telah mendapatkan akses pelatihan, pemasaran digital, dan sistem pembayaran lintas negara.

Tantangan Infrastruktur, Keamanan, dan Regulasi

Meski transformasi digital berkembang pesat, tantangan masih besar, baru 40% wilayah pedesaan Afrika yang terjangkau jaringan 5G. Harga perangkat masih mahal, berkisar US$300-500. Untuk mengatasi hambatan ini, Huawei mulai menjajaki penggunaan satelit orbit rendah, termasuk kerja sama dengan Starlink, serta mendorong pendanaan proyek hybrid pemerintah-swasta.

Masalah keamanan siber juga kian krusial. Dengan meningkatnya serangan siber, Alipay mengembangkan sistem verifikasi AI dan enkripsi quantum untuk melindungi data pengguna.

Selain itu, biaya spektrum 5G yang tinggi di negara-negara seperti Nigeria dan Kenya menjadi tantangan tersendiri. Huawei berusaha menjembatani regulasi ini melalui kerja sama kebijakan dengan Uni Afrika.

Menurut proyeksi Forum Industri Afrika Selatan, Digital Finance Africa 2025, pasar ekonomi digital Afrika diperkirakan mencapai US$712 miliar pada tahun 2050, dengan >50% dikuasai oleh layanan fintech asal China. Huawei sendiri telah menyiapkan investasi US$60 miliar untuk memperluas jaringan 5G ke 500 juta pengguna di Afrika pada 2035.

China juga mengembangkan chip AI seperti Ascend 910C untuk memproses data fintech secara real-time. Namun, produksi chip tersebut sempat terganggu akibat sanksi dari Amerika Serikat.

Dengan strategi "jalan tol digital" yang dibangun Huawei dan kendaraan finansial dari Alipay, China telah menciptakan ekosistem digital yang menjangkau hingga akar rumput di Afrika. Generasi muda Afrika kini tumbuh dalam lanskap teknologi yang sangat dipengaruhi oleh sistem, perangkat, dan layanan buatan China.

Pengaruh ini membuka peluang pertumbuhan ekonomi, namun juga memunculkan pertanyaan serius tentang kedaulatan digital, keamanan data, dan ketergantungan teknologi terhadap kekuatan asing.