pani_pik_2_1724836376.jpg
Tren Pasar

Buyback Rp1 Triliun, Yuk Intip Prospek Saham Aguan CBDK

  • PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), emiten milik Aguan dan Anthoni Salim, menyiapkan dana Rp1 triliun untuk buyback saham. Simak proyeksi analis dan strategi perusahaan menghadapi tren bearish.

Tren Pasar

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) menyiapkan dana hingga Rp1 triliun untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham. Aksi tersebut diprediksi menjadi sentimen positif terhada emiten terafiliasi konglomerat Sugianto Kusuma (Aguan) dan Anthoni Salim tersebut. 

Retail Research Analyst CGS International Sekuritas Indonesia, Mino mengatakan saham CBDK masih berada dalam tren bearish atau penurunan. Diketahui, harga saham anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) tersebut turun 6% sebulan terakhir.  

Pihaknya menyarankan investor tidak terburu-buru membeli saham CBDK. “Wait and see dulu,” ujar Mino dalam keterangannya, dikutip Senin, 30 Juni 2025. Sementara itu, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan investor membeli saham CBDK. 

Pihaknya memperkirakan support saham CBDK berada di level 5.500 dan resistance di level 5.950. Adapun target harga CBDK, menurut Herditya di level 6.325-6.575. Hingga Senin pukul 14.38 WIB, saham milik Aguan tersebut berkisar di angka 5.750. 

Menurut Herdityaa, aksi korporasi CBDK yakni buyback saham akan menjadi sentimen positif terhadap pergerakan saham tersebut. Dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, CBDK berencana melakukan pembelian saham kembali dengan alokasi dana mencapai Rp1 triliun. 

Menjaga Keyakinan 

Direktur CBDK, Markus Kusumaputra, mengatakan jadwal buyback saham akan berlangsung dari 25 Juni 2025 hingga 24 September 2025. Perseroan tidak menyebutkan berapa banyak saham yang akan dibeli pada aksi tersebut. “Dalam melakukan pembelian saham, perseroan akan tetap memperhatikan batasan maksimum yang diperkenankan,” kata Markus.

Pihaknya menambahkan aksi buyback ini bertujuan menjaga keyakinan terhadap nilai pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Langkah ini juga sebagai upaya menjaga keseimbangan antara fundamental perseroan dengan fluktuasi pasar yang tengah berlangsung.

Hal itu sekaligus memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan perusahaan. “Untuk menunjukkan keyakinan terhadap nilai intrinsiknya, mengoptimalkan struktur modal serta memperkuat kemampuannya dalam memberikan nilai pertumbuhan,” ujar Markus.

Ia juga menekankan aksi korporasi tersebut menjadi sinyal CBDK memiliki likuiditas memadai untuk melakukan pembelian saham kembali tanpa mengganggu kondisi keuangan, kegiatan operasional, maupun rencana investasi lain. “Ini mencerminkan bahwa perseroan berada dalam kondisi keuangan yang sehat,” lanjut dia. 

CBDK resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Januari 2025, meraup dana segar Rp2,3 triliun melalui IPO. Seluruh dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan proyek MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions), sejalan dengan strategi ekspansi perusahaan di sektor properti.

Baca Juga: Saham Terjun Bebas Sejak Awal Tahun, PANI Punya Amunisi untuk Rebound!

Sejak IPO, harga saham CBDK melonjak tajam. Saham Aguan tersebut sempat berada di harga 7.350 pada awal Mei,  naik signifikan dari harga penawaran awal sebesar Rp4.060 per saham. 

Kinerja keuangan perusahaan pun mencerminkan tren positif, dengan laba bersih yang tumbuh 59,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp924,75 miliar pada 2024, naik dari Rp578,55 miliar pada tahun sebelumnya.

Peningkatan laba bersih didukung pertumbuhan pendapatan yang mencapai Rp2,25 triliun, naik 15,4% yoy dari Rp1,95 triliun pada 2023. Penjualan tanah dan bangunan menjadi kontributor utama dengan perolehan Rp2,24 triliun, sementara segmen lain menyumbang Rp6,17 miliar, dan pendapatan dari sewa lahan tercatat sebesar Rp1 miliar.

Meski pendapatan meningkat, beban pokok pendapatan hanya naik tipis 1% yoy menjadi Rp976,61 miliar. Sehingga laba kotor terdongkrak 28,87% yoy menjadi Rp1,27 triliun. Dari sisi neraca, per 31 Desember 2024, total aset CBDK mencapai Rp19,08 triliun dengan ekuitas sebesar Rp8,3 triliun.

Terkait kinerja kuartal pertama pada 2025, CBDK mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 40,28% dari Rp 217,62 miliar pada kuartal I 2024 menjadi Rp 129,94 miliar. Ini seiring pendapatan perseroan penjualan tanah dan bangunan yang terkoreksi dari Rp506,44 miliar menjadi Rp426,34 miliar. 

CBDK mengklaim hal itu bukan karena lemahnya permintaan, melainkan bagian dari strategi reposisi bisnis. Perusahaan kini tengah mengalihkan fokus dari penjualan properti ke pengembangan portofolio pendapatan berulang (recurring income).