1000591076.jpg
Tren Leisure

Butuh Liburan Tenang? Ini 3 Desa Wisata untuk Slow Travel di Indonesia

  • Slow travel identik dengan kegiatan yang lebih mengenal kebiasaan, kebudayaan, dan karakter masyarakat sekitar. Penikmat slow travel biasanya tinggal lebih lama di tujuan.

Tren Leisure

Debrinata Rizky

JAKARTA - Berlibur menikmati alam menjadi pilihan sebagian orang yang ingin mencari ketenangan dari hiruk-pikuk kehidupan.

Slow travel jadi tren liburan terkini yang ingin lebih menikmati pesona destinasi wisata. Slow travel identik dengan kegiatan yang lebih mengenal kebiasaan, kebudayaan, dan karakter masyarakat sekitar. Penikmat slow travel biasanya tinggal lebih lama di tujuan.

Di Indonesia ada beberapa desa yang kerap dijadikan sebagai tempat berlibur yang nyaman. Berikut 3 desa wisata yang ada di Indonesia:

1. Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta

Terkenal dengan Gunung Api Purba Nglanggeran yang cantik, desa ini menawarkan trekking, camping ground, edukasi cokelat lokal, homestay warga, dan suasana pedesaan asri. Desa ini sering jadi percontohan desa wisata berkelanjutan dan pernah masuk 100 besar desa wisata terbaik versi Kemenparekraf.

Desa Wisata Nglanggeran telah mendapat penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award pada 2018 dan ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award 2017.

Desa Wisata Nglanggeran mendapat predikat Best Tourism Village oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) pada tahun 2021 bersama dengan 44 desa dari 32 negara di antara 174 desa yang diusulkan dari 75 negara anggota UNWTO.

2. Desa Panglipuran, Bangli, Bali

Ikonik dengan jalan utama rapi dan rumah tradisional Bali yang terawat. Panglipuran juga menawarkan pengalaman tinggal di rumah adat, belajar budaya dan ritual Hindu Bali, hingga mencicipi kuliner lokal. Desa ini kerap jadi salah satu desa terbersih di dunia.

3. Desa Wisata Pentingsari, Sleman, Yogyakarta

Berada di kaki Gunung Merapi, menawarkan aktivitas edukasi pertanian, membajak sawah, membuat kerajinan tradisional, hingga outbond alam. Cocok untuk keluarga, pelajar, atau wisatawan yang mau merasakan hidup desa khas Jawa.

Pada 1990-an, Pentingsari adalah dusun miskin dengan tantangan ekonomi yang sulit. Namun, melalui pengembangan desa wisata di tahun 2008, keajaiban dan transformasi terjadi. Kini, Pentingsari bukan hanya desa yang mandiri secara ekonomi, tetapi juga menjadi model bagi desa-desa lain yang ingin menggali potensi alam dan budaya mereka.