Peluncuran Gopay Merchant - Panji 2.jpg
Tren Pasar

Bongkar Mesin Cuan GOTO: Bukan Cuma Gojek, Bisnis Ini Justru Paling Ngegas

  • Dari mana GOTO dapat cuan? Bongkar sumber pendapatan GOTO semester I-2025: dari Gojek, Tokopedia, hingga fintech yang kesemuanya melesat.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.ID – Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sukses memangkas kerugian bersih pada semester I-2025. Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari pertumbuhan pendapatan perseroan yang solid 10,61% menjadi RpRp8,26 triliun. 

Namun yang menarik, jika membongkar dari mana saja sumber pendapatan tersebut berasal, terlihat sebuah pergeseran yang sangat signifikan. Meskipun layanan ojek online (ojol) Gojek masih menjadi kontributor terbesar, ternyata ada mesin uang baru yang pertumbuhannya paling ngegas.

Lantas, dari tiga pilar bisnis utamanya, mana yang menjadi tulang punggung, mana yang tumbuh stabil, dan mana yang menjadi bintang pertumbuhan baru? Mari kita bedah tuntas satu per satu untuk melihat kekuatan masing-masing segmen.

1. Layanan On-Demand (Gojek)

Pilar utama yang menjadi tulang punggung pendapatan GOTO hingga saat ini masih berasal dari segmen On-Demand Services. Lini bisnis ini mencakup layanan transportasi Gojek, pesan-antar makanan GoFood, dan logistik instan GoSend yang sudah sangat melekat.

Pada semester I-2025, segmen ini berhasil menyumbang pendapatan sebesar Rp5,02 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan sehat sebesar 5,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp4,76 triliun.

Meskipun pertumbuhannya tidak secepat segmen lain, stabilitas dari lini bisnis ini sangatlah penting. Peranannya sebagai fondasi utama memberikan arus kas yang konsisten dan basis pengguna yang sangat besar bagi ekosistem GOTO secara keseluruhan.

2. E-Commerce (Tokopedia)

Pilar kedua yang juga memberikan kontribusi signifikan adalah segmen E-Commerce. Lini bisnis ini mencakup pendapatan dari marketplace Tokopedia, layanan iklan untuk para penjual, serta berbagai layanan pendukung penjualan online lainnya yang terus berkembang.

Pertumbuhan di segmen ini ternyata lebih kencang dibandingkan dengan layanan on-demand. Pendapatannya tercatat berhasil tumbuh 15,05% secara tahunan, meraup total Rp2,72 triliun dari sebelumnya Rp2,36 triliun.

Kenaikan ini membuktikan bahwa sinergi dengan TikTok masih berjalan efektif. Kemampuan untuk terus menumbuhkan pendapatan dari iklan dan layanan pendukung lainnya menjadi kunci profitabilitas segmen e-commerce ini di masa depan.

3. Financial Technology (GoPay)

Inilah bintang utama yang menjadi motor pertumbuhan tertinggi bagi GOTO saat ini. Lini bisnis Financial Technology Services, yang dimotori oleh GoPay, layanan pembiayaan, dan produk keuangan lainnya, menunjukkan performa yang paling 'ngegas' dan eksplosif.

Pendapatan dari segmen fintech ini berhasil melonjak signifikan sebesar 33,79% secara tahunan, mencapai Rp819,29 miliar dari sebelumnya Rp612,43 miliar. Pertumbuhan yang paling cepat ini menandakan bahwa strategi GOTO untuk memperkuat ekosistem keuangannya mulai membuahkan hasil.

Dengan pertumbuhan yang eksplosif, segmen fintech kini menjadi 'mesin uang' masa depan bagi GOTO. Potensinya yang masih sangat besar di pasar Indonesia menjadikannya pilar paling menarik untuk dicermati oleh para investor dalam beberapa kuartal ke depan.

4. Rapor Laba-Rugi

Kombinasi dari pertumbuhan pendapatan di semua lini dan efisiensi biaya yang agresif membuahkan hasil manis. Rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada paruh pertama 2025 tercatat berhasil menyusut drastis menjadi Rp580 miliar.

Angka ini menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan, turun 74% jika dibandingkan dengan kerugian pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp2,69 triliun. Ini membuktikan bahwa langkah efisiensi yang dijalankan manajemen sangat berhasil.

Meskipun rugi usaha sudah berhasil ditekan, laporan keuangan menunjukkan masih ada beberapa pos lain yang menjadi beban. Di antaranya adalah rugi selisih kurs dan rugi dari entitas asosiasi, yang membuat perusahaan secara total masih mencatatkan rugi periode berjalan.