<p>Pengendara melintasi genangan air saat hujan deras disertai angin kencang melanda Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini sebelumnya untuk waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang dalam durasi singkat di sebagian wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur pada sore dan menjelang malam hari. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

BMKG Prediksi Kemarau Basah Hingga Agustus 2025, Simak Tips Jaga Kesehatan

  • Setelah puncak musim kemarau pada Agustus, musim pancaroba atau peralihan diprediksi berlangsung dari September sampai November, sebelum musim hujan datang pada Desember 2025 hingga Februari 2026.

Nasional

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Di penghujung bulan Mei tahun ini, Indonesia sebenarnya telah memasuki musim kemarau. Namun, musim kemarau kali ini terasa agak basah karena hujan masih sering turun dengan intensitas tinggi di beberapa daerah. 

Kondisi ini disebut kemarau basah, yaitu saat musim kemarau tetapi curah hujan tetap tinggi, bisa mencapai lebih dari 100 milimeter per bulan. Padahal biasanya, saat musim kemarau, curah hujan hanya kurang dari 50 milimeter per bulan.

Fenomena kemarau basah ini terjadi karena beberapa faktor, seperti suhu laut yang lebih hangat, angin muson yang masih aktif, serta pengaruh cuaca La Nina dan fenomena di Samudra Hindia. Kondisi tersebut membuat hujan masih turun meskipun secara kalender sudah memasuki musim kemarau.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sekitar 26 persen wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami kemarau basah pada musim kemarau 2025. Wilayah yang diperkirakan terkena hujan lebih banyak saat musim kemarau ini antara lain sebagian Aceh, Lampung, Jawa bagian barat hingga tengah, Bali, NTB, NTT, sebagian Sulawesi, dan Papua bagian tengah.

Lebih lanjut, BMKG memperkirakan kemarau basah ini akan berlangsung intens mulai Juni hingga Agustus 2025. Pada bulan Juni, sekitar setengah wilayah Indonesia diprediksi lebih basah dari biasanya. Angka ini kemudian meningkat pada Juli dan Agustus, sehingga hampir 85 persen wilayah mengalami curah hujan yang lebih tinggi.

Meski curah hujan lebih tinggi dari biasanya, musim kemarau tahun ini justru diperkirakan lebih singkat dibandingkan musim kemarau di tahun-tahun sebelumnya. Durasi kemarau bervariasi di setiap daerah, misalnya di Sumatera diperkirakan berlangsung antara 30 sampai 120 hari, di Jawa sekitar 100 sampai 210 hari, dan daerah lain memiliki durasi yang berbeda-beda. 

Setelah puncak musim kemarau pada Agustus, musim pancaroba atau peralihan diprediksi berlangsung dari September sampai November, sebelum musim hujan datang pada Desember 2025 hingga Februari 2026.

Tips Jaga Kesehatan 

Kondisi kemarau basah seperti ini rentan menimbulkan risiko kesehatan karena perubahan cuaca yang tidak menentu dan lingkungan yang lembap. Oleh karena itu, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan agar tubuh tetap sehat selama musim kemarau basah.

Pertama, perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan membantu melawan infeksi. Meski udara terasa lembap, kebutuhan cairan tubuh tetap tinggi agar stamina dan fungsi organ tetap optimal. Selain itu, selalu jaga kebersihan tangan dan makanan dengan mencuci tangan secara rutin dan memastikan makanan matang sempurna, guna mencegah penyebaran kuman dan penyakit.

Pakaian yang nyaman dan cepat kering juga penting dipilih, karena hujan yang sering turun dapat membuat pakaian mudah basah dan lembap, berpotensi memicu infeksi kulit. Hindari juga tempat yang lembap dan genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit seperti demam berdarah.

Untuk perlindungan tambahan, gunakan obat anti nyamuk dan kelambu saat tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk berbahaya. Jangan lupa juga untuk istirahat cukup dan mengelola stres dengan baik, karena perubahan cuaca yang tidak menentu dapat melemahkan daya tahan tubuh.

Terakhir, jika muncul gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, atau gangguan pencernaan, segera periksakan diri ke dokter agar penanganan bisa dilakukan lebih awal dan kondisi tidak semakin parah.

Dengan menjalankan langkah-langkah tersebut, kita dapat menjaga kesehatan dengan baik selama musim kemarau basah yang diprediksi berlangsung hingga Agustus 2025, meskipun cuaca sering berubah dan kelembapan tinggi.