
Bitcoin Menghijau karena Komentar Trump, Investor Masih Harus Waspada
- Dalam situasi saat ini, Fahmi menyarankan agar investor bersiap menghadapi potensi reli besar, baik di pasar kripto maupun saham AS. Ia menyebut bahwa strategi pengelolaan portofolio secara aktif akan menjadi semakin relevan.
Fintech
JAKARTA - Pasar kripto kembali bergairah setelah Bitcoin mencetak kenaikan lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan di kisaran US$93.000 per-23 April 2025. Per-24 April 2025 pukul 14.00 WIB, Bitcoin bergerak di kisaran US$92.500.
Performa impresif ini turut mendorong sejumlah altcoin dan meme coin mengalami lonjakan tajam. Akan tetapi, reli kali ini masih harus dicermati dengan waspada oleh para investor.
Ethereum naik hingga 13% ke level US$1.784, Solana melonjak 20% ke US$151, dan Dogecoin (DOGE) menguat hampir 19%. Penguatan ini tidak terjadi di pasar kripto saja—saham-saham utama di Amerika Serikat juga mencatat pemulihan, menyusul penurunan tajam sebelumnya. Sebaliknya, harga emas justru terkoreksi sekitar 1% dari puncak tertingginya.
- Fachri Albar Ditangkap Polisi Terkait Narkoba, Berikut 8 Film yang Pernah Dibintanginya
- Menggali Potensi Produk Indonesia dan Peluang Pasar Baru di Tengah Sengitnya Perang Tarif
- Lo Kheng Hong Kantongi Rp13,47 Miliar dari Dividen BBRI
Komentar Trump dan Bessent Jadi Katalis Pasar
Analis dari Reku, Fahmi Almuttaqin, menjelaskan bahwa pernyataan dari Presiden Trump dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent menjadi pemicu utama reli pasar kali ini. Keduanya mengindikasikan akan ada pelonggaran kebijakan tarif terhadap China, yang selama ini menjadi beban dalam perdagangan global.
“Namun, beberapa pertimbangan mengisyaratkan bahwa reli ini bisa saja turut membawa risiko penurunan harga kembali,” ujar Fahmi melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Kamis, 24 April 2025.
Dalam pidatonya, Trump menyampaikan bahwa tarif 145% atas barang-barang impor dari China akan dipangkas secara signifikan. Sementara itu, Scott Bessent menilai tarif saat ini sebagai bentuk embargo perdagangan yang tidak berkelanjutan. Ia berharap ketegangan dagang antara kedua negara bisa segera mereda.
Aset Berisiko Diminati, Meme Coin Pimpin Kenaikan
Sentimen positif tersebut langsung meningkatkan minat terhadap aset-aset berisiko seperti kripto. Kenaikan yang dipimpin oleh meme coin memperlihatkan bahwa investor memanfaatkan momentum untuk mencari keuntungan jangka pendek.
“Selain dikarenakan banyak aset berada di kondisi jenuh jual, hal ini disebabkan oleh kebanyakan meme coin dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar, secara umum cenderung memiliki kekuatan likuiditas dan volume perdagangan yang tinggi," jelas Fahmi.
Ia menambahkan, kedua faktor tersebut akan memudahkan investor untuk keluar dari posisi yang diambilnya di tengah momentum yang ada jika sentimen positif yang ada dirasa mulai meredup.
“Akan tetapi, hal itu bukanlah satu-satunya kemungkinan yang bisa terjadi. Seperti yang kita tahu, minat investor ritel terhadap meme coin di berbagai negara cukup besar. Semakin banyaknya investor dan traders yang bergabung dengan tren yang ada dapat menahan reli untuk berlangsung lebih lama,” katanya.
Permintaan Institusional Terhadap Bitcoin Naik Tajam
Lebih lanjut, pasar juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari sisi investor institusi. Dalam dua hari terakhir, dana masuk bersih ke ETF Bitcoin spot mencapai US$381 juta pada 21 April dan US$719 juta pada 22 April, menurut data dari Coinglass.
Namun demikian, Fahmi mengingatkan bahwa secara keseluruhan, likuiditas pasar kripto masih belum sepenuhnya pulih.
“Dengan masih relatif rendahnya kenaikan likuiditas secara umum di pasar kripto, yang salah satunya dapat dilihat dari total nilai terkunci (TVL) di berbagai platform DeFi, menandakan bahwa investor dari kalangan penggemar kripto sendiri mungkin masih mengambil posisi wait and see,” katanya.
Risiko dan Peluang dalam Dinamika Makroekonomi
Kenaikan harga Bitcoin kali ini, menurut Fahmi, adalah bentuk respons cepat pasar terhadap sentimen makro yang positif, seperti kabar terkait geopolitik dan ekspektasi suku bunga.
Ia mengingatkan, “Pertimbangan tersebut turut berpotensi menjadi faktor yang dapat membuat para investor lebih waspada dalam reli kali ini, terlebih dinamika tarif AS ini telah berlangsung selama beberapa pekan sejak pertama kali mencuat.”
Ia juga menyoroti peran penting The Fed dalam kondisi pasar saat ini. “Seperti yang kita tahu, Trump ingin The Fed menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga di tengah kondisi inflasi yang ada saat ini dan potensi kenaikan inflasi di masa depan imbas telah diberlakukannya tarif impor AS dapat sangat mengkhawatirkan bagi investor yang menyimpan asetnya di instrumen seperti uang fiat atau bahkan mungkin juga surat hutang. Hal ini jika terjadi dapat memicu kenaikan harga besar-besaran di pasar kripto dan saham AS,” papar Fahmi.
Strategi Investasi: Momentum untuk Bertindak?
Dalam situasi saat ini, Fahmi menyarankan agar investor bersiap menghadapi potensi reli besar, baik di pasar kripto maupun saham AS. Ia menyebut bahwa strategi pengelolaan portofolio secara aktif akan menjadi semakin relevan.
“Bagi investor yang ingin mengoptimalkan keuntungan, maka strategi pengelolaan portofolio secara lebih aktif semakin menarik untuk dipertimbangkan di situasi seperti ini. Sementara bagi investor pemula, saat ini belum tergolong telat untuk mulai berinvestasi kripto dan saham AS,” jelasnya.
- Bukan di LK21, Layarkaca21 dan LokLok, Berikut Cara Nonton Weak Hero Class 2 dengan Aman
- Sejarah Hari Kartini yang Selalu Diperingati Setiap 21 April
- Kilas Balik Kasus Santara Milik Mardigu Wowiek yang Diangkat Jadi Komisaris Utama BJB
Rekomendasi Investasi Aman untuk Pemula
Bagi investor yang masih ragu untuk menjajaki pasar kripto dan saham AS, Fahmi menyarankan untuk memulai dari aset yang lebih stabil dan memiliki kapitalisasi besar. Ia juga memperkenalkan fitur Packs dari Reku sebagai solusi praktis dan terjangkau.
“Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai crypto blue chip seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, XRP, dan lainnya, serta US Starter Packs yang berisikan ETF Saham AS dengan performa terbaik dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi,” jelasnya.
Fitur ini hadir dengan minimum investasi hanya Rp200.000 dan sudah dilengkapi sistem Rebalancing otomatis agar alokasi investasi dapat menyesuaikan kondisi pasar. Dengan demikian, strategi DCA (Dollar-Cost Averaging) menjadi lebih mudah, efisien, dan optimal.