
Bitcoin Diproyeksi Cetak Rekor Tertinggi Sebelum Akhir Mei 2025
- Bitcoin kembali menarik perhatian besar dari pelaku pasar keuangan internasional berkat performa yang sangat impresif. Data terbaru menunjukkan bahwa aset kripto terbesar ini memiliki peluang besar untuk menembus rekor harga tertinggi sepanjang masa sebelum akhir Mei 2025.
Fintech
JAKARTA - Bitcoin kembali menarik perhatian besar dari pelaku pasar keuangan internasional berkat performa yang sangat impresif. Data terbaru menunjukkan bahwa aset kripto terbesar ini memiliki peluang besar untuk menembus rekor harga tertinggi sepanjang masa sebelum akhir Mei 2025.
Glassnode, platform data blockchain terkemuka, melaporkan bahwa realized cap Bitcoin, yang mengukur nilai total berdasarkan harga terakhir ketika koin berpindah tangan, mengalami kenaikan signifikan sebesar US$ 30 miliar sejak 20 April 2025. Saat ini, nilai realized cap Bitcoin tercatat mencapai US$ 900 miliar, atau naik sekitar 3% hanya dalam bulan Mei 2025 ini saja.
Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyampaikan bahwa kenaikan realized cap tersebut menandakan bahwa arus modal yang masuk ke Bitcoin bukan sekadar aktivitas spekulatif semata. “Ini mencerminkan perubahan persepsi pelaku pasar yang mulai memandang Bitcoin sebagai instrumen lindung nilai, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak geopolitik global,” ujar Fyqieh dalam keterangan persnya pada Kamis, 16 Mei 2025.
- Dari Lapas hingga Sitaan Korupsi, Pemerintah Cari Lahan untuk 3 Juta Rumah
- Profil Ben & Jerry’s yang Pendirinya Ditangkap karena Protes Serangan Gaza
- COVID-19 di Singapura Naik Jadi 14 Ribu Kasus, Varian Baru Dominasi
Dari segi teknikal, pergerakan harga Bitcoin menunjukkan pola konsolidasi yang sehat dan stabil. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan dalam kisaran harga US$ 100.678 hingga US$ 105.700. Jika pola ini terus bertahan, Bitcoin berpotensi menembus level psikologis US$ 110.000 dalam waktu dekat.
Fyqieh menambahkan, “Struktur harga saat ini memperlihatkan pola higher high dan higher low yang jelas. Dengan indikator RSI (Relative Strength Index) yang masih berada pada kisaran netral, ruang bagi kenaikan lanjutan masih sangat terbuka.”
Tidak hanya faktor teknikal, beberapa aspek eksternal juga turut mendukung penguatan harga Bitcoin. Meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China setelah adanya kesepakatan penurunan tarif selama 90 hari, memicu sentimen positif atau risk on di pasar global.
Selain itu, inflasi AS yang turun drastis ke level 2,3% pada April 2025—angka terendah sejak Februari 2021—meningkatkan ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Menurut Fyqieh, Bitcoin kini tengah memasuki fase pasca-halving yang secara historis seringkali memicu tren bullish jangka menengah hingga panjang. Halving terakhir yang terjadi pada April 2024 diperkirakan akan menjaga momentum penguatan harga hingga setidaknya paruh kedua tahun ini.
“Kombinasi faktor pengurangan pasokan Bitcoin, masuknya likuiditas baru dari institusi besar, serta dukungan kondisi makroekonomi menciptakan ekosistem yang ideal untuk pertumbuhan harga Bitcoin dalam beberapa bulan ke depan,” tutup Fyqieh.
Dengan berbagai indikator positif tersebut, Bitcoin tampak semakin menarik bagi investor yang mencari peluang di tengah kondisi pasar yang masih penuh ketidakpastian. Tren kenaikan yang berkelanjutan juga bisa menjadi sinyal bagi pasar global bahwa aset kripto ini bukan hanya alat spekulasi, tetapi mulai berperan sebagai aset strategis yang mampu memberikan perlindungan nilai.