3imageartikelpromobank-bankBI.jpg
Tren Ekbis

BI Diprediksi Pangkas Suku Bunga, Ini Sederet Peluang Finansial Bagi Generasi Muda

  • Bila terjadi, pemangkasan suku bunga acuan akan berdampak langsung pada penurunan biaya pinjaman dari perbankan. Hal ini membuka akses lebih luas bagi anak muda untuk mengajukan kredit modal usaha, terutama bagi mereka yang sedang membangun usaha rintisan

Tren Ekbis

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Sebagian besar ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,50% menjadi 5,25% pada Rabu, 16 Juli 2025. 

Langkah ini dipandang sebagai sinyal positif bagi generasi muda untuk mulai memaksimalkan peluang finansial, mulai dari pembiayaan usaha rintisan (startup), pinjaman pendidikan, hingga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 

Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan konsumsi domestik dan investasi bisa kembali menggeliat, sehingga mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Dikutip laman Reuters, Selasa, 15 Juli 2025, berdasarkan survei Media Reuters terhadap 29 ekonom, sebanyak 15 di antaranya atau sekitar 52 persen memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan menjadi 5,25 persen. 

Sementara itu, 14 ekonom lainnya memperkirakan BI masih akan menahan suku bunga di level 5,50 persen. Walaupun prediksi terbagi, mayoritas ekonom memproyeksikan bahwa BI akan memangkas bunga ke 5,25 persen pada akhir kuartal ini, dan bahkan bisa mencapai 5,00 persen pada akhir tahun 2025. 

Krystal Tan, ekonom dari ANZ, menyatakan bahwa BI memiliki kecenderungan untuk melonggarkan kebijakan moneter, meskipun masih menunggu momen yang tepat untuk memastikan stabilitas makroekonomi tetap terjaga.

Peluang Finansial bagi Milenial dan Gen Z

Bila terjadi, pemangkasan suku bunga acuan akan berdampak langsung pada penurunan biaya pinjaman dari perbankan. Hal ini membuka akses lebih luas bagi anak muda untuk mengajukan kredit modal usaha, terutama bagi mereka yang sedang membangun usaha rintisan atau menjalankan UMKM.

Dengan bunga kredit yang lebih ringan, pelaku usaha muda bisa memperluas jangkauan usahanya tanpa terbebani cicilan tinggi. Selain itu, penurunan bunga juga meringankan biaya cicilan KPR maupun pinjaman pendidikan, yang dapat memberi keleluasaan finansial bagi generasi produktif dalam membangun masa depan.

Meskipun ruang pelonggaran suku bunga terlihat terbuka, risiko dari faktor eksternal tetap perlu diwaspadai. Ancaman kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat Donald Trump, khususnya tarif baru yang ditargetkan berlaku mulai 1 Agustus 2025, menjadi sumber ketidakpastian yang bisa mengguncang pasar global. 

Jika tarif itu benar-benar diterapkan, bukan tidak mungkin Bank Indonesia akan menghadapi tekanan untuk bertindak lebih agresif demi menjaga pertumbuhan ekonomi. 

Lavanya Venkateswaran, ekonom dari OCBC, menekankan bahwa kebijakan tersebut berpotensi memicu volatilitas dan ketidakpastian yang berkelanjutan, sehingga BI perlu siaga dalam merespons dampaknya terhadap stabilitas rupiah dan arus modal.

"Dampaknya bagi BI akan berupa peningkatan volatilitas dan ketidakpastian yang terus-menerus jika penerapan tarif tertunda dan hasil negosiasi tidak diketahui," jelas Lavanya Venkateswaran, ekonom senior ASEAN di OCBC Bank, dikutip Reuters, Selasa, 15 Juli 2025.

Terlepas dari risiko global, beberapa indikator domestik menunjukkan bahwa kondisi saat ini relatif stabil dan mendukung pelonggaran kebijakan moneter. 

Sejak pertemuan terakhir BI pada Juni lalu, nilai tukar rupiah tercatat menguat sebesar 0,5 persen. Selain itu, inflasi utama Indonesia pada bulan Juni 2025 berada di angka 1,87 persen, yang masih berada dalam rentang target BI sebesar 1,5 hingga 3,5 persen. 

"Kondisi telah membaik sejak BI melakukan jeda pada rapat terakhirnya di bulan Juni, dengan nilai tukar USD/IDR yang cukup stabil, BI memiliki bias pelonggaran yang jelas dan telah berulang kali mengisyaratkan adanya peluang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut." tambah Krystal Tan, ekonom di ANZ. 

Dalam pernyataannya sebelumnya, Bank Indonesia juga menegaskan kesiapannya untuk melakukan pemangkasan lanjutan apabila stabilitas nilai tukar dan kondisi eksternal tetap mendukung. Dengan latar belakang ini, peluang pelonggaran suku bunga dinilai cukup kuat.

Rencana pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia memberikan momentum strategis bagi generasi muda untuk mengelola keuangan dengan lebih progresif. 

Dengan akses kredit yang lebih murah, anak muda bisa mulai membangun aset, merintis usaha, atau merancang rencana pendidikan jangka panjang tanpa tekanan bunga yang tinggi. Namun, mereka tetap perlu bijak dan melek finansial dalam merespons peluang ini.