
Berkunjung ke LPG Plant di Sorong, Papua
- TrenAsia mengunjungi Arar Gas dan LPG Plant di Sorong bersama Menteri ESDM Bahlil. Pemerintah dorong pendirian SPBE lokal demi efisiensi distribusi gas di Papua Barat Daya. Simak foto-fotonya di artikel ini.
Tren Ekbis
SORONG – Dalam kunjungan lapangan ke Arar Gas dan LPG Plant, tim TrenAsia mendapat kesempatan langsung untuk menelusuri salah satu pusat energi strategis di wilayah timur Indonesia. Fasilitas ini terletak di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, tepatnya di Wilayah Kerja (WK) Kepala Burung, yang saat ini dikelola oleh Petrogas (Basin) Ltd, anak usaha dari RH Petrogas Ltd.
Wilayah Kerja Kepala Burung memiliki luas lebih dari 1.000 kilometer persegi dan telah berproduksi sejak dekade lalu. Namun, peralihan pengelolaan resmi ke Petrogas (Basin) Ltd dimulai pada 1 Januari 2016. Kontrak gross split untuk wilayah kerja ini ditandatangani pada 11 Juli 2018, dan mulai efektif pada 15 Oktober 2020, berlaku hingga 14 Oktober 2040.
Fasilitas Arar Gas dan LPG Plant merupakan bagian dari infrastruktur penting di kawasan ini, yang selain memproduksi gas dari Lapangan Arar dan Klalin, juga mendukung pengolahan dan distribusi energi untuk kebutuhan lokal dan nasional. Produksi gas dari blok ini mencapai 20 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Selain itu, dari fasilitas terpisah di Kasim, blok ini juga menghasilkan lebih dari 4.500 barel minyak per hari, menjadikannya salah satu kontributor energi terbesar dari wilayah Papua Barat Daya.
Namun di balik besarnya potensi, terdapat tantangan distribusi yang belum sepenuhnya teratasi. Hingga saat ini, belum tersedia Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPBE) di wilayah Sorong. Akibatnya, gas hasil produksi harus dikirim terlebih dahulu ke Surabaya untuk diolah dan diisi ke tabung elpiji, sebelum dibawa kembali ke Papua. Proses panjang ini berdampak langsung pada tingginya biaya distribusi dan harga elpiji di tingkat konsumen.
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 09 Juni 2025 untuk Wilayah DKI Jakarta
- Ini Cara Unik Gen Z Jualan Makanan Lewat TikTok yang Bikin Viral dan Cuan
- Bahlil: Hanya Ada 1 dari 5 Tambang Nikel yang Berproduksi di Raja Ampat
Dalam kunjungannya ke fasilitas ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia turut menyampaikan pentingnya keterlibatan pengusaha lokal dalam membangun SPBE di Sorong. Bahlil menyatakan bahwa keberadaan SPBE akan memangkas rantai distribusi dan menurunkan biaya logistik energi, sekaligus membuka peluang usaha bagi masyarakat setempat.
“Saya sudah bicara dengan Pak Gubernur. Saya minta harus ada pengusaha dari Sorong yang membangun SPBE di sini, supaya hasil gas dari blok ini bisa langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal,” ujar Bahlil saat meninjau fasilitas di Sorong pada Sabtu, 7 Juni 2025.
Selain itu, Arar Gas dan LPG Plant juga telah mendukung proyek gasifikasi pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Sorong berkapasitas 50 megawatt. Gas dari Arar dialirkan melalui pipa sepanjang 600 meter menuju Metering Regulating Station (MRS), yang menjadi bagian dari program nasional pengalihan energi fosil ke gas alam. Proyek ini tak hanya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak, tetapi juga menurunkan biaya pokok produksi listrik dan mengurangi emisi karbon di wilayah timur Indonesia.
Sejak 2021, pemerintah pusat juga mulai mendorong pengembangan kawasan energi dan logistik di sekitar Arar, termasuk dengan peletakan batu pertama SPBE oleh Pertamina bersama BUMD setempat. Proyek ini ditargetkan mampu menyediakan elpiji dengan harga yang lebih terjangkau, serta mendukung ketersediaan energi subsidi yang merata di wilayah Papua, Maluku, hingga Sulawesi Utara yang selama ini hanya dilayani oleh elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 dan 12 kilogram.