
Benjamin Netanyahu: Kekuasaan, Kekayaan, dan Genosida
- Netanyahu lahir di Tel Aviv pada 21 Oktober 1949. Ia berasal dari keluarga Zionis intelektual, ayahnya, Benzion Netanyahu, adalah seorang sejarawan ternama dan pendukung gerakan Zionis Revisionis.
Tren Global
JAKARTA - Benjamin “Bibi” Netanyahu merupakan salah satu tokoh politik paling menonjol dan kontroversial dalam sejarah modern Israel. Dikenal luas sebagai perdana menteri terlama dalam sejarah negara tersebut, ia telah membentuk arah kebijakan Israel di bidang keamanan, diplomasi, dan ekonomi selama lebih dari dua dekade.
Namun, Netanyahu juga menghadapi kritik tajam, dakwaan korupsi, hingga tuduhan kejahatan perang yang membuatnya menjadi figur yang sangat dipolarisasi di dalam dan luar negeri. Netanyahu lahir di Tel Aviv pada 21 Oktober 1949. Ia berasal dari keluarga Zionis intelektual, ayahnya, Benzion Netanyahu, adalah seorang sejarawan ternama dan pendukung gerakan Zionis Revisionis.
Ibunya, Tzila Segal, berasal dari keluarga imigran Yahudi. Netanyahu memiliki dua saudara, salah satunya adalah Yonatan Netanyahu, seorang pahlawan nasional yang gugur dalam Operasi Entebbe pada 1976. Dalam kehidupan pribadinya, Netanyahu menikah dengan Sara Ben-Artzi, seorang psikolog anak, dan memiliki tiga anak, Yair, Avner, serta Noa dari pernikahan sebelumnya.
Pendidikan tinggi ia tempuh di Amerika Serikat. Netanyahu meraih gelar sarjana arsitektur dan magister manajemen dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), serta mengikuti studi politik di Harvard University.
Karier Militer dan Politik
Sebelum terjun ke dunia politik, Netanyahu dikenal sebagai prajurit elite di unit komando khusus Israel, Sayeret Matkal. Ia berpartisipasi dalam beberapa operasi penting, termasuk Operasi Isotop pada 1972 untuk menyelamatkan sandera dari pesawat Sabena di Bandara Tel Aviv. Saat Perang Yom Kippur 1973 meletus, ia kembali dari AS untuk bertempur bersama pasukan Israel.
Karier politik Netanyahu dimulai sebagai Duta Besar Israel untuk PBB (1984-1988), lalu meroket dalam tubuh Partai Likud. Ia menjadi perdana menteri pertama kali pada 1996 setelah mengalahkan Shimon Peres. Netanyahu menjabat sebagai Perdana Menteri Israel dalam tiga periode: 1996-1999, 2009-2021, dan kembali menjabat sejak 2022. Pada periode terakhir ini, ia membentuk pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel dengan mitra koalisi dari sayap kanan dan religius ekstrem.
Dalam perjalanan politiknya, Netanyahu tercatat sebagai pemimpin yang menolak solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mendorong perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat, dan mendorong pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pada periode 2022–sekarang, ia meluncurkan reformasi yudisial yang membatasi kekuasaan Mahkamah Agung, memicu protes besar-besaran dari publik dan kelompok oposisi.
Dakwaan Korupsi dan Surat Penangkapan ICC
Sejak 2019, Netanyahu menghadapi tiga dakwaan pidana serius yakni suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Ia dituduh menerima hadiah mewah dari pebisnis kaya dan memengaruhi pemberitaan media demi kepentingan politik pribadi.
Meskipun mengaku tidak bersalah dan menyebut dakwaan itu sebagai "penganiayaan politik", proses hukum terhadapnya tetap berjalan bahkan saat ia menjabat. Puncak dari kontroversi hukum terjadi pada Mei 2024, ketika Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag secara resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu.
Ia dituduh terlibat dalam kejahatan perang dan genosida selama serangan Israel ke Jalur Gaza pasca peristiwa 7 Oktober 2023. Tuduhan mencakup penggunaan kekuatan militer yang berlebihan, blokade bantuan kemanusiaan, dan kematian massal warga sipil. Netanyahu menjadi pemimpin negara Barat pertama dalam sejarah yang secara resmi dituduh melakukan genosida oleh pengadilan internasional.
Kekayaan dan Gaya Hidup
Meski sebagian besar hidupnya dihabiskan dalam dunia politik, Benjamin Netanyahu diketahui memiliki kekayaan pribadi yang signifikan. Menurut laporan keuangan yang diajukan ke Knesset pada 2020, total kekayaan pribadinya mencapai sekitar 50 juta shekel (sekitar Rp232 miliar). Versi lain dari Celebrity Net Worth bahkan menyebut kekayaannya mencapai US$13 juta (sekitar Rp211 miliar).
Aset propertinya mencakup villa mewah di Kaisarea, apartemen penthouse di Jalan Gaza, Yerusalem, serta setengah bagian rumah orang tuanya di Jalan Pioneer, Yerusalem, yang jika digabungkan bernilai sekitar 35-40 juta shekel. Ia juga diketahui pernah berinvestasi pada perusahaan baja milik sepupunya, Nathan Milikowsky. Saham senilai US$600.000 yang dibelinya pada awal 2000-an dijual pada 2019 dengan nilai mencengangkan: US$4,3 juta, meningkat hampir 7 kali lipat.
Sebagai Perdana Menteri, Netanyahu memperoleh gaji sekitar NIS 56.000 per bulan (sekitar Rp260 juta) atau sekitar US$170.000-US$214.800 per tahun. Namun, sebagian besar biaya hidupnya ditanggung negara, termasuk tempat tinggal resmi, konsumsi pribadi, listrik, dan air. Di luar itu, ia juga mendapat penghasilan dari pidato publik, penjualan buku/memoar, dan melalui perusahaan konsultasi pribadinya yang melayani klien-klien swasta berskala besar.
Sebagai penulis, Netanyahu telah menerbitkan beberapa buku penting yang menyoroti terorisme internasional dan ideologi Zionis, seperti Fighting Terrorism (1996) dan A Place Among the Nations (1993). Dalam berbagai pernyataan publik, ia menganut prinsip “realisme tanpa kompromi” dalam urusan keamanan Israel, dengan menolak tekanan internasional demi menjaga dominasi militer negaranya di kawasan.