
Beli Saham MEDC dan ENRG di Pucuk? Jangan Panik, Ini Langkah yang Harus Diambil
- Saham migas MEDC dan ENRG anjlok seiring meredanya tensi Israel-Iran. Terlanjur beli di harga puncak? Simak analisis dan strategi terbaik bagi investor.
Tren Pasar
JAKARTA – Saham minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Mega Energi Persada Tbk (ENRG) kompak melemah pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025. Pasalnya, kekhawatiran investor akan kendala rantai pasok minyak global mulai mereda setelah ketegangan Israel dan Iran menemui titik temu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hingga perdagangan sesi pertama hari ini, saham MEDC diparkir melemah 8,62% ke level Rp1.325 per saham. Selama periode tersebut, saham milik keluarga Panigoro ini telah ditransaksasikan 1,05 juta lot dengan nilai transaksi Rp140 miliar.
Pada saat yang sama, saham ENRG juga mengalami pelemahan yang lebih dalam, yakni turun 10,36% ke level Rp346 per saham. Dalam periode ini, saham afiliasi Grup Bakrie telah dibelanjakan sedikit agresif sebesar 5,18 juta lot dengan nilai transaksi Rp179 miliar.
- Harganya Kembali Pulih setelah Anjlok, Bitcoin Makin Kuat Guncangan Geopolitik
- Donasikan Rp60 M Bangun Pusat Perawatan Autisme di Korsel, Berapa Kekayaan Suga BTS?
- BRI Salurkan Pembiayaan Kepada Koperasi Penyuplai Bahan Pangan MBG
Situasi ini tentu membuat kalang kabut investor retail yang membeli saham ini dipucuk. Pasalnya, sejak pecahnya konflik Israel dan Iran pada 13 Juni 2025, saham yang bergerak di bidang minyak dan gas di Bursa Efek Indonesia berhasil mencuri perhatian karena kenaikannya eksplosif.
Saham ENRG, misalnya, meroket 23,42% dari level Rp274, sementara MEDC yang berawal dari Rp1.400 sempat menyentuh harga tertingginya di Rp1.500. Kini, pembalikan arah tersebut menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana strategi terbaik bagi investor yang telanjur membeli di harga tinggi?
Sebagai gambaran, ada seorang investor ritel yang ikut euforia konflik dan membeli 100 lot (10.000 lembar) saham MEDC di harga puncaknya, yaitu Rp1.500 per saham. Artinya, modal yang ia keluarkan saat itu adalah Rp15 juta.
Namun, setelah tensi mereda, harga saham MEDC anjlok ke Rp1.325. Kini, nilai portofolio sahamnya menyusut menjadi Rp13,25 juta, yang berarti ia tengah menanggung potensi kerugian (unrealized loss) sebesar Rp1,75 juta hanya dalam beberapa hari.
Komentar Analis
Nah, Stockbit Sekuritas dalam ulasannya mengungkapkan, anjloknya saham migas sejalan dengan kejatuhan harga minyak mentah global. Harga minyak Brent berjangka untuk kontrak Agustus 2025 tercatat turun signifikan ke level US$68,62 per barel pada pagi ini.
Pelemahan ini, menurut Stockbit, didorong oleh langkah de-eskalasi yang ditafsirkan pasar dari serangan terbatas Iran ke pangkalan militer AS. "Sebelumnya The New York Times melaporkan bahwa Iran telah memberikan peringatan guna meminimalkan korban," terang riset tersebut. Klaim gencatan senjata sementara dari Presiden AS Joe Biden juga turut mendinginkan pasar.
Penurunan ini sebenarnya sejalan dengan peringatan yang telah diungkapkan sebelumnya oleh Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Ia menyatakan bahwa sentimen positif pada saham migas kemungkinan hanya bersifat jangka pendek dan bisa mereda jika terjadi de-eskalasi di Timur Tengah.
Padahal sebelumnya, sentimen sangat positif. Goldman Sachs jika situasi di Timur Tengah tidak kunjung mereda sempat memproyeksikan harga minyak Brent bisa mencapai US$110 per barel. Konsensus analis Bloomberg bahkan menargetkan harga MEDC di Rp1.601 dan ENRG di Rp460.
Namun, dengan kondisi terkini, Stockbit Sekuritas menyimpulkan bahwa penurunan harga minyak berpotensi memberikan sentimen negatif jangka pendek bagi emiten produsen dan penunjang migas, termasuk MEDC dan ENRG.
Artinya, untuk jangka panjang, investor perlu melihat fundamental perusahaan. Asal tahu saja, laba bersih MEDC pada Kuartal I-2025 tercatat turun, kontras dengan ENRG yang justru berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang positif pada periode yang sama. Lantas bagaimana jika sudah kadung nyangkut, di tengah euforia kemarin?
Solusi Bagi Investor 'Nyangkut'
Bagi investor yang sahamnya "nyangkut" akibat anjloknya harga saham migas, jangan panik. Solusi terbaik bergantung pada alasan awal Anda membeli saham, apakah untuk spekulasi jangka pendek atau investasi jangka panjang.
Jika Anda membeli karena spekulasi konflik, tesis itu kini telah patah. Alasan Anda membeli sudah hilang, sehingga solusi paling logis adalah disiplin cut loss untuk mengamankan sisa modal dari risiko penurunan lebih lanjut.
Namun, jika Anda berinvestasi karena fundamental jangka panjang, penurunan ini adalah diskon. Setelah evaluasi ulang fundamentalnya, pertimbangkan strategi average down atau membeli lagi di harga rendah untuk menurunkan harga rata-rata.
Pada akhirnya, strategi yang tepat bergantung pada tujuan awal Anda. Pastikan keputusan Anda didasari oleh logika dan analisis yang jernih, bukan oleh emosi seperti kepanikan atau harapan kosong tanpa dasar.