Para petani bekerja di persawahan di Bulacan, Filipina.
Nasional

Baru Kemarin Dilarang, Prabowo Hari Ini Izinkan Ekspor Beras

  • Pernyataan Presiden ini menimbulkan pertanyaan karena belum lama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan Indonesia tidak perlu dan tidak akan mengekspor beras hingga 2026.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Kebijakan pemerintah Indonesia soal beras menjadi sorotan.  Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman sempat menyatakan bahwa ekspor beras tidak akan dilakukan demi menjaga ketahanan pangan dalam negeri. 

Pernyataan tersebut dilontarkan didepan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk, Seri Haji Mohamad Bin Sabu di kantornya Selasa, 22 April 2025, menanggapi permintaan ekspor beras dari pemerintah Malaysia.

“Soal pertemuan dengan Malaysia menarik, menanyakan apakah bisa impor beras dari Indonesia. Namun, saya katakan untuk sementara kami menjaga stok beras dulu,” kata Amran.

Namun, hari ini, Rabu 23 April 2025, Presiden Prabowo Subianto justru memberikan izin ekspor beras. Presiden Prabowo mengumumkan bahwa ekspor beras kini diizinkan karena produksi beras nasional melimpah. 

“Saya dapat laporan dari Menteri Pertanian, Menko Pangan, beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka. Saya izinkan! Dan saya perintahkan kirim beras ke mereka,“ tegas Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (23/4).

Meski belum menyebut negara tujuan secara spesifik, Malaysia telah menyatakan minatnya untuk mengimpor beras dari Indonesia. Presiden juga menekankan bahwa ekspor dilakukan atas dasar kemanusiaan, bukan mencari keuntungan besar. 

Harga beras ekspor cukup untuk menutup ongkos produksi, angkutan, dan administrasi. Prabowo juga menyebut keputusan ini sebagai bukti bahwa Indonesia kini mampu membantu negara lain.

“Kalau perlu, atas dasar kemanusiaan, kita jangan terlalu cari untung besar. Yang penting, ongkos produksi, plus angkutan, plus administrasi kembali. Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang menjadi bangsa, bukan bangsa yang minta-minta, tetapi bangsa yang bisa membantu, dan memberi bangsa lain,” tambah Prabowo dalam pidatonya.

Perubahan Sikap Pemerintah: Dari Larangan ke Izin

Pernyataan Presiden ini menimbulkan pertanyaan karena belum lama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan Indonesia tidak perlu dan tidak akan mengekspor beras hingga 2026. 

Alasannya jelas, stok beras nasional masih perlu dijaga demi ketahanan pangan. Bahkan, pada pertemuannya dengan Menteri Haji Mohamad Bin Sabu, Amran menyebut ekspor ke Malaysia belum bisa dilakukan karena fokus masih untuk kebutuhan dalam negeri.

Kebutuhan beras Malaysia sangat tinggi karena produksi dalam negeri mereka hanya mencukupi 40-50% dari total kebutuhan. Namun, Amran menegaskan bahwa Indonesia masih memprioritaskan stabilitas nasional.

Produksi beras Indonesia dalam 3-4 bulan terakhir dilaporkan meningkat signifikan. Menteri Pertanian melaporkan bahwa stok nasional per April 2025 telah menembus angka 3,36 juta ton, rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Bahkan, Mentan optimis stok bisa menembus 4 juta ton pada bulan Mei 2025.

Tidak hanya Malaysia, Jepang juga menunjukkan ketertarikan terhadap beras Indonesia karena harga beras di negara tersebut sangat tinggi—bahkan mencapai Rp100 ribu per kilogram. Malaysia pun mengakui kemajuan teknologi pertanian Indonesia dengan panen padi mencapai 13 ton/hektare di beberapa wilayah, rata-rata nasional 7 ton/hektare.

Selain beras, Malaysia tetap mengimpor komoditas lain dari Indonesia seperti kelapa, sayuran, dan ikan.

Salah satu faktor pendukung peningkatan produksi ini adalah Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), perbaikan sistem irigasi, dan prediksi cuaca dari BMKG yang menyebut tidak akan ada kemarau panjang. T

Target tanam bulan April 2025 pun cukup ambisius yakni 1,3 juta hektare lahan dengan proyeksi hasil 7,5 juta ton gabah atau setara 3,5-4 juta ton beras.

Infrastruktur dan Dukungan Pemerintah

Untuk mendukung peningkatan produksi, Presiden Prabowo juga memerintahkan pembangunan gudang-gudang penyimpanan sederhana oleh BUMN, TNI, dan Polri di lahan pemerintah. 

“Saya telah minta semua unsur, BUMN, TNI, Polri untuk turun tangan. Saya akan siapkan biaya khusus untuk bangun gudang-gudang improvisasi, gudang-gudang sementara, yang tidak terlalu mahal," ujar Prabowo.

Selain itu, dicanangkan pembangunan 70.000-80.000 koperasi desa Merah Putih yang dilengkapi gudang untuk menampung hasil panen petani.

Kunjungan kerja Presiden ke Sumatera Selatan dalam rangka tanam raya di Ogan Ilir dan peluncuran Gerina di Banyuasin menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian.

Jika produksi dan stok memang mencukupi, ekspor bisa jadi peluang. Namun, bila tidak hati-hati, keputusan ini bisa berbalik menjadi bumerang. Karena itu, transparansi data, ketegasan dalam kebijakan, serta komunikasi publik yang selaras sangat penting agar kepercayaan masyarakat tidak luntur.