
Banyak yang Enggak Tahu, Richeese Factory Awalnya Bisnis Rumahan
- Cerita Richeese dimulai di tahun 1985, ketika pasangan suami istri asal Bandung, Krisdianto Lesmana dan Ida Surjati, memutuskan untuk memulai bisnis rumahan. Mereka mendirikan PT Nabati Jaya Indonesia, dan fokus bikin makanan ringan, terutama wafer keju yang rasanya gurih dan manis.
Tren Inspirasi
JAKARTA - Kalau kamu salah satu pecinta ayam goreng dengan saus keju yang menggoda, pasti sudah nggak asing lagi dengan Richeese Factory.
Tapi, tahukah kamu kalau brand yang sering dikira punya luar negeri ini sebenarnya lahir dari dapur rumahan di Bandung? Cerita Richeese Factory adalah bukti bahwa bisnis besar bisa lahir dari mimpi sederhana.
Yap, cerita Richeese bukan soal fast food semata, tapi tentang mimpi besar yang dibangun perlahan, dari nol, dari rumah, dari keluarga. Yuk, simak kisah lengkapnya—siapa tahu bisa jadi inspirasi buat kamu yang lagi ngebangun usaha!
- Anak Muda Harus Adaptif, Soft Skills dan Digital Talent Jadi Kunci di Dunia Kerja
- ADRO Lagi Sakit Jangka Pendek, Tapi Punya Obat Jangka Panjang
- Indonesia akan Tambah 24 Jet Tempur Rafale, Jadi Operator Terbesar di Luar Eropa
Tahun 1985: Cinta, Keju, dan Dapur Rumah
Cerita Richeese dimulai di tahun 1985, ketika pasangan suami istri asal Bandung, Krisdianto Lesmana dan Ida Surjati, memutuskan untuk memulai bisnis rumahan. Mereka mendirikan PT Nabati Jaya Indonesia, dan fokus bikin makanan ringan, terutama wafer keju yang rasanya gurih dan manis.
Dengan resep rumahan dan tekad yang nggak main-main, produk mereka mulai dikenal dari mulut ke mulut. Kualitas rasa dan konsistensi produksi jadi kunci utama. Lambat laun, usaha ini tumbuh dan meraih hati banyak orang—dari anak-anak sampai orang tua.
2002: Dari Rumahan ke Industri Serius
Seiring waktu, bisnis mereka makin berkembang. Tahun 2002 jadi titik penting karena perusahaan ini berubah jadi PT Kaldu Sari Nabati Indonesia. Dari yang awalnya cuma bikin di dapur rumah, mereka mulai membangun pabrik modern di Cicalengka, Bandung. Produknya pun makin variatif: dari wafer, biskuit, hingga minuman ringan.
Dan bukan cuma produksi aja yang makin serius, mereka juga mulai masuk ke ranah sertifikasi internasional. Di tahun 2010, mereka berhasil dapetin sertifikasi ISO 22000—sebuah bukti kalau mereka beneran serius urus keamanan pangan.
2011: Richeese Factory Lahir, Bukan Sekadar Fast Food
Lalu, datanglah ide brilian: gimana kalau kita bikin restoran cepat saji yang khas Indonesia banget? Maka pada 8 Februari 2011, PT Richeese Kuliner Indonesia resmi berdiri dan outlet pertama Richeese Factory dibuka di Paris Van Java Mall, Bandung.
Konsepnya unik dan belum banyak yang main di situ: ayam goreng tepung gurih yang disajikan dengan saus keju spesial dan pilihan saus pedas dari level 0 sampai 5. Nggak heran, dari awal kemunculannya, Richeese langsung jadi magnet buat anak muda dan keluarga yang pengen makan enak tapi beda dari yang lain.
Baca Juga: Brand Kuliner Asal Bandung Sukses Tembus Pasar Internasional
Melejit Cepat: Dari Satu Gerai ke Ratusan Outlet
Siapa sangka, ide sederhana ini bisa meledak di pasaran. Dari satu outlet, mereka terus berekspansi ke berbagai kota di Indonesia. Pada 2019, mereka sudah punya lebih dari 160 outlet. Dan di tahun 2023, jumlahnya naik jadi lebih dari 230 outlet.
Nggak berhenti di situ, Richeese juga melebarkan sayap ke luar negeri. Pada Oktober 2023, mereka buka gerai pertama di Kuala Lumpur, Malaysia. Bahkan, kabarnya, mereka juga sudah punya belasan gerai di Shenzhen, Tiongkok!
Keju, Pedas, dan Inovasi yang Nggak Pernah Habis
Yang bikin Richeese nggak ngebosenin adalah mereka terus berinovasi. Mulai dari menu baru kayak Pink Lava, sup krim keju, sampai dessert manis yang bikin nagih. Bahkan, mereka juga masuk ke pasar makanan instan dan frozen food: ada mi instan rasa Richeese, nugget, dan camilan lainnya yang dijual di supermarket.
Semuanya ini tetap membawa rasa khas Richeese: gurih, creamy, dan kadang bikin lidah terbakar (buat kamu yang suka level 5).
Warisan Keluarga dan Konsistensi
Di balik layar, perusahaan ini masih dijalankan oleh keluarga. Setelah dibangun oleh Krisdianto dan Ida, kini bisnis diteruskan oleh anak mereka, Erwin Lesmana, yang menjabat sebagai Direktur Utama. Di tangan Erwin, Richeese makin berkembang dan tampil modern, tapi tetap nggak kehilangan jati dirinya.
Dan yang patut diapresiasi, sejak awal berdiri, Richeese Factory konsisten mempertahankan sertifikasi halal. Bahkan mereka juga punya Sistem Jaminan Halal (SJH) Grade A. Jadi, buat kamu yang muslim, bisa makan dengan tenang.
- 10 Tips Supaya Kamu Nggak Jadi Founder Startup Karbitan
- Info Saham Hari Ini: IHSG Wait and See, Cermati AMRT, ICBP, dan PGEO
- Cuan Gila di Saham ANTM dan ARCI Ratusan Persen, Masih Berani Serok?
Penghargaan dan Pengakuan
Kerja keras mereka nggak sia-sia. Richeese Factory sudah memenangkan berbagai penghargaan, mulai dari Bronze Champion QSR WOW Brand, Marketing Award, sampai penghargaan sebagai merchant favorit di Shopee. Itu semua bukti kalau brand ini nggak cuma dicintai pelanggan, tapi juga dihargai di dunia bisnis.
Dari dapur rumah di Bandung, kini mereka sudah punya ratusan gerai, bahkan sampai ke luar negeri. Yang bikin mereka bertahan dan terus tumbuh bukan cuma resep ayam goreng dan saus kejunya, tapi juga semangat inovasi, komitmen terhadap kualitas, dan nilai-nilai keluarga.
Jadi, kalau kamu lagi merintis usaha dari rumah, jangan minder. Siapa tahu, kamu lagi bangun "Richeese Factory" versimu sendiri.