Aktifitas Bursa Saham - Panji 4.jpg
Tren Pasar

Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga, Indeks Saham Teknologi Pesta Pora!

  • Keputusan ini langsung disambut dengan euforia di Bursa Efek Indonesia. Namun, ada satu sektor yang 'berpesta' paling meriah dibandingkan yang lain, yaitu sektor teknologi, yang indeksnya langsung melesat tajam hingga lebih dari 3,63%.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akhirnya memberikan 'kabar baik' yang ditunggu-tunggu oleh pasar. Dalam rapatnya hari ini, Rabu, 16 Juli 2025, BI secara resmi memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%.

Keputusan ini langsung disambut dengan euforia di Bursa Efek Indonesia. Namun, ada satu sektor yang 'berpesta' paling meriah dibandingkan yang lain, yaitu sektor teknologi, yang indeksnya langsung melesat tajam hingga lebih dari 3,63%.

Kondisi ini tentu memicu pertanyaan: apa hubungan magis antara suku bunga dan saham teknologi? Mengapa mereka yang paling diuntungkan dari kebijakan ini? Mari kita bedah lima poin penting di balik fenomena pasar yang menarik ini.

1. Kenapa Pemangkasan Suku Bunga Bikin Pasar Hepi?

Pertama, kita perlu memahami logika dasarnya. Ketika Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, ini akan memicu efek domino yang sangat positif bagi pasar saham. Biaya pinjaman bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis menjadi lebih murah.

Di sisi lain, bagi kita sebagai nasabah, menyimpan uang di instrumen yang aman seperti deposito menjadi kurang menarik karena bunganya akan ikut turun. Hal ini tentu saja akan mendorong sebagian dana untuk berpindah ke aset lain.

Akibatnya, banyak dana 'pindah' dari simpanan ke instrumen yang lebih berisiko namun berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi, yaitu saham. Inilah yang membuat pasar saham secara umum menjadi lebih bergairah setelah adanya pengumuman.

2. Juara Utamanya: Sektor Teknologi yang Paling Sensitif

Lalu, mengapa saham teknologi yang 'terbang' paling tinggi? Jawabannya adalah karena perusahaan di sektor ini paling sensitif terhadap perubahan suku bunga. Banyak perusahaan teknologi, terutama yang masih dalam fase pertumbuhan, sangat bergantung pada pendanaan.

Pendanaan tersebut seringkali berasal dari pinjaman untuk riset, pengembangan, dan ekspansi. Suku bunga yang lebih rendah berarti biaya modal mereka menjadi lebih murah, yang secara langsung berpotensi meningkatkan profitabilitas perusahaan di masa depan.

Selain itu, valuasi saham teknologi seringkali didasarkan pada ekspektasi keuntungan di masa depan. Suku bunga yang lebih rendah membuat proyeksi keuntungan di masa depan itu menjadi lebih berharga nilainya di masa sekarang.

3. Siapa Lagi yang Ikut Pesta? Sektor Transportasi & Infrastruktur

Meskipun sektor teknologi menjadi bintang utama, beberapa sektor lain juga ikut kecipratan sentimen positif. Sektor transportasi dan logistik tercatat melonjak 2,43%, sementara sektor infrastruktur juga menguat signifikan sebesar 1,90% pada hari yang sama.

Alasannya serupa dengan sektor teknologi. Sektor-sektor ini bersifat padat modal (capital intensive), artinya mereka butuh dana yang sangat besar untuk belanja aset seperti membangun jalan tol atau membeli armada truk. Suku bunga rendah sangat membantu mereka.

4. Alasan di Balik Keputusan BI: Inflasi Aman, Ekonomi Perlu Dorongan

Keputusan BI untuk memangkas suku bunga ini bukan tanpa alasan yang kuat dan terukur. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa langkah ini diambil karena tingkat inflasi nasional saat ini sudah terkendali dan berada dalam target aman.

“Keputusan ini konsisten dengan makin rendahnya prakiraan inflasi... serta perlunya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry dalam konferensi pers pada hari ini Rabu, 16 Juli 2025.

Artinya, BI melihat bahwa 'rem' ekonomi (suku bunga tinggi) sudah bisa sedikit dilonggarkan untuk memberikan 'gas' atau dorongan bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, tanpa perlu khawatir inflasi akan melonjak liar.

5. Jadi, Apa Artinya Ini Buat Investor?

Bagi para investor, pemangkasan suku bunga ini adalah sebuah sinyal yang sangat positif. Momen ini menandakan dimulainya era kebijakan moneter yang lebih longgar, yang secara historis menjadi lingkungan yang sangat baik untuk pergerakan pasar saham.

Ini menjadi pengingat penting untuk mulai mencermati sektor-sektor mana saja yang paling diuntungkan dari tren suku bunga rendah. Sektor yang sensitif terhadap biaya pendanaan seperti teknologi, infrastruktur, properti, dan transportasi berpotensi menjadi primadona.

Investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk meninjau kembali komposisi portofolionya. Tujuannya adalah untuk mungkin menambah porsi pada saham-saham di sektor yang paling diuntungkan dari kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia ini.