
Bank Digital Ikutan Demam Paylater, Apa Untungnya Buat Kita?
- Demam paylater tampaknya benar-benar telah menjangkit industri perbankan nasional. Satu per satu bank digital ikut menawarkan fitur "beli sekarang, bayar nanti", dan yang terbaru adalah PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) melalui aplikasi andalannya, Raya App.
Tren Pasar
JAKARTA - Industri buy now pay later (BNPL) atau paylater perbankan kembali diramaikan oleh pemain baru. Kali ini, bank digital PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) secara resmi meluncurkan fitur Raya Paylater di dalam aplikasi mereka, Raya App, pada Kamis, 3 Juli 2025.
Langkah ini menegaskan keseriusan bank-bank digital untuk bersaing langsung dengan para pemain fintech yang selama ini mendominasi pasar "beli sekarang, bayar nanti", terutama di ekosistem pembayaran QRIS.
Bagi nasabah dan investor, kemunculan produk baru ini tentu memunculkan sejumlah pertanyaan penting. Mulai dari fitur yang ditawarkan, strategi di baliknya, hingga gambaran besar industrinya. Berikut adalah ulasan lengkapnya.
- Langkah Jitu Merdeka Finansial Ala ‘Prof’ Kalimasada
- Jual Sambal dan Bebek, UMKM Binaan BRI Ekspansi Pasar Internasional
- Tiba-tiba Menggila, Simak Cara Membaca Reli Harga Emas Terbaru
1. Mengapa Bank Digital Ikut Meramaikan Pasar Paylater?
Layanan BNPL telah menjadi fitur krusial dalam ekosistem digital. Peluncuran Raya Paylater menunjukkan bahwa bank digital tidak ingin ketinggalan tren dan berupaya mempertahankan loyalitas nasabah dengan menyediakan opsi pembayaran yang fleksibel dan modern.
Bank Raya kini bergabung dengan sejumlah bank besar dan digital lain seperti Bank Mandiri (Livin' Paylater), BCA, Allo Bank, dan Digibank by DBS. Langkah ini adalah bagian dari strategi untuk bersaing secara langsung, tidak hanya dengan sesama bank, tetapi juga dengan seluruh pemain di industri teknologi finansial.
Dengan demikian, kehadiran emiten perbankan digital dengan kode saham AGRO dalam arena paylater menandakan bahwa persaingan untuk menjadi pilihan utama dalam transaksi digital nasabah akan semakin intensif di masa mendatang.
2. Apa Saja Fitur dan Ketentuan Raya Paylater?
Raya Paylater menawarkan limit atau plafon pinjaman yang dapat disesuaikan hingga maksimal Rp5 juta. Terkait biaya, Bank Raya menerapkan service fee sebesar 3% yang dihitung dari total limit yang disetujui, bukan berdasarkan nominal per transaksi.
Fitur ini terintegrasi penuh dengan sistem pembayaran QRIS. Artinya, nasabah dapat memanfaatkan limit paylater untuk transaksi di puluhan juta merchant di seluruh Indonesia, memberikan kemudahan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari belanja harian hingga pembayaran lainnya.
Untuk memastikan kenyamanan, fitur ini juga dilengkapi dengan sistem auto-debet. Opsi ini memungkinkan nasabah untuk mengatur pemotongan saldo secara otomatis saat tagihan jatuh tempo, sehingga membantu mengurangi risiko keterlambatan pembayaran.
3. Bagaimana Bank Raya Menjaga Keamanan dan Mengelola Risiko?
Meskipun proses pendaftarannya dirancang agar mudah dan cepat melalui aplikasi, Bank Raya menegaskan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Salah satu pilar utamanya adalah proses credit scoring yang cermat.
Credit scoring adalah analisis data nasabah untuk menilai kelayakan kredit dan kemampuan membayar. Artinya, tidak semua pengajuan akan disetujui secara otomatis, dan besaran limit yang diberikan akan disesuaikan dengan profil risiko setiap individu.
Selain seleksi risiko di awal, perseroan juga berkomitmen untuk terus memberikan edukasi finansial. Langkah ini bertujuan agar nasabah menggunakan fasilitas paylater secara bijak dan bertanggung jawab, bukan untuk mendorong perilaku konsumtif yang berisiko.
4. Apa Strategi Bisnis di Balik Peluncuran Raya Paylater?
Peluncuran fitur ini bukanlah sekadar ikut tren, melainkan sebuah langkah strategis untuk memperdalam interaksi (engagement) dan menumbuhkan ekosistem digital Bank Raya. Data internal menunjukkan adanya momentum pertumbuhan yang kuat untuk dieksploitasi.
Asal tahu saja, hingga Mei 2025, tercatat pengguna Raya App telah melampaui 1 juta nasabah, dengan total transaksi mencapai 1,7 juta kali atau tumbuh 53,9% secara tahunan (year-on-year). Ini juga ditopang pertumbuhan simpanan digital yang mencapai Rp1,3 triliun (naik 52,61% YoY) menjadi fondasi utamanya.
Direktur Bisnis Bank Raya, Kicky Andrie Davetra, menegaskan kehadiran fitur Raya Paylater memberikan nilai tambah dari Raya App. “Kami optimis inovasi ini akan membuka potensi pertumbuhan digital saving Bank Raya agar dapat dimanfaatkan secara lebih luas," ujarnya dalam siaran pers, Kamis, 3 Juli 2025.
5. Seberapa Besar Potensi Pasar Paylater Perbankan di Indonesia?
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar BNPL perbankan menunjukkan potensi yang sangat besar. Per April 2025, total baki debet kreditnya mencapai Rp21,35 triliun, sebuah angka yang tumbuh signifikan 26,59% secara tahunan.
Basis penggunanya pun sangat luas, dengan jumlah rekening paylater perbankan yang telah mencapai 24,36 juta akun. Angka-angka ini mengonfirmasi bahwa permintaan masyarakat terhadap layanan pembayaran tunda ini sangat tinggi dan pasarnya terbukti "gurih".
Namun, penting untuk dicatat bahwa porsi kredit paylater ini baru mencapai 0,27% dari total seluruh portofolio kredit perbankan nasional. Angka yang masih kecil ini justru menunjukkan bahwa ruang pertumbuhan bagi para pemain, termasuk Bank Raya, masih sangat terbuka lebar.