
Bahaya Tersembunyi Vitamin B6, Blackmores Diterpa Gugatan di Australia
- Kasus keracunan massal di Australia mengguncang merek suplemen Blackmores. Kandungan vitamin B6 dosis tinggi sebabkan kerusakan saraf
Tren Global
JAKARTA - Nama Blackmores, merek suplemen asal Australia yang telah lama menjadi pilihan masyarakat Indonesia, kini tengah diterpa isu serius setelah kasus keracunan massal dilaporkan di Australia. Kasus ini memicu sorotan tajam terhadap kandungan vitamin B6 dosis tinggi dalam beberapa produknya, yang berpotensi menimbulkan kerusakan saraf permanen jika dikonsumsi berlebihan.
Blackmores didirikan pada tahun 1938 dan kini dikenal sebagai pemimpin pasar suplemen alami di Australia. Perusahaan ini memproduksi lebih dari 250 jenis produk kesehatan dan beroperasi di 12 negara Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.
Pada tahun 2023, Blackmores resmi diakuisisi oleh Kirin Holdings Jepang, memperluas pengaruhnya di pasar global. Produk Blackmores banyak dijual melalui apotek, supermarket, dan platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, hingga Lazada.
Kasus Keracunan Massal di Australia
Pada tahun 2025, puluhan konsumen di Australia mengajukan gugatan class action terhadap Blackmores. Mereka mengklaim mengalami neuropati perifer, kerusakan saraf yang menyebabkan kesemutan, kebas, gangguan otot, hingga detak jantung tidak normal akibat mengonsumsi suplemen Blackmores Super Magnesium+ dan Ashwagandha+.
Produk-produk ini mengandung vitamin B6 hingga 100 mg per tablet, jauh melebihi rekomendasi harian. Sebagai pembanding, angka kecukupan gizi (AKG) vitamin B6 di Indonesia hanya 1,3 mg/hari untuk orang dewasa.
Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia menegaskan bahwa konsumsi >50 mg vitamin B6 per hari dalam jangka panjang dapat memicu kerusakan saraf permanen. Regulator tersebut kini berupaya membatasi penjualan suplemen vitamin B6 dosis tinggi hanya melalui apotek.
“Sangat mengkhawatirkan melihat banyak suplemen di rak toko obat yang mengandung B6 jauh di atas batas aman harian. Kasus Dominic tragis, namun sayangnya bukan satu-satunya.” ujar pendiri firma hukum asal Australia, Polaris Lawyers, Nick Mann, Selasa, 22 juli 2025.
- Indonesia Lolos ke Semifinal ASEAN U-23 Mandiri Cup Usai Tahan Malaysia
- Vietnam Vs Indonesia: Sama-sama Kena Tarif Trump, Hasil Negosiasi Beda Jauh
Produk Blackmores di Indonesia yang Berpotensi Berisiko
Sejumlah produk Blackmores dengan kandungan vitamin B6 dosis tinggi tersedia bebas di Indonesia, baik melalui apotek resmi maupun e-commerce. Produk-produk tersebut meliputi Blackmores Super Magnesium+ (100 mg vitamin B6/tablet) dengan risiko neuropati dan gangguan saraf permanen, Blackmores Immune Zinc (50 mg vitamin B6/tablet) dengan potensi toksisitas kronis.
Selain itu, Blackmores Hair Growth & Scalp Ultra (10 mg vitamin B6/kapsul) dengan risiko overdosis kumulatif, serta Blackmores Executive B (10 mg vitamin B6/tablet) yang berbahaya jika dikonsumsi bersamaan dengan multivitamin lain. Konsumsi ≥50 mg vitamin B6 per hari selama >6 bulan dapat menyebabkan kerusakan saraf yang sulit dipulihkan, dengan gejala seperti kesemutan dan kelemahan otot.
Berbeda dengan Australia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia belum memiliki regulasi ketat terkait batas dosis vitamin B6 dalam suplemen. Namun, menurut BPOM, produk asal Australia tersebut tidak terdaftar di Indonesia.
"Kalau dari data BPOM memang produk yang di Australia itu tidak terdaftar di kita (Indonesia), bisa cek di Cek BPOM atau BPOM mobile," ungkap BPOM dalam keterangan resminya.
- Indonesia Lolos ke Semifinal ASEAN U-23 Mandiri Cup Usai Tahan Malaysia
- Vietnam Vs Indonesia: Sama-sama Kena Tarif Trump, Hasil Negosiasi Beda Jauh
Bahaya Vitamin B6 Berlebih
Vitamin B6 adalah vitamin larut air, namun dalam dosis besar tubuh tidak mampu dibuang seluruhnya oleh tubuh melalui urin. Akumulasi ini menyebabkan toksisitas dengan gejala seperti sensasi terbakar atau kesemutan pada tangan dan kaki, gangguan koordinasi motorik, hingga kerusakan saraf permanen.
Konsumen disarankan untuk selalu memeriksa kandungan suplemen sebelum mengonsumsi, khususnya dosis vitamin B6. Hindari kombinasi multivitamin dengan suplemen tambahan B6 tanpa pengawasan medis, dan batasi konsumsi <10 mg/hari kecuali atas rekomendasi dokter. Jika mengalami efek samping seperti kebas atau kesemutan, segera laporkan ke BPOM dan konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
Kasus keracunan Blackmores menjadi pengingat bahwa suplemen bukan produk bebas risiko. Perlunya pembaruan regulasi BPOM mengenai dosis aman vitamin B6 semakin mendesak. Tanpa pengawasan ketat, konsumen Indonesia rentan mengalami efek samping berbahaya dari produk impor dosis tinggi.