
AS Tangkap Citra Balon Terbang Mata-Mata di Pangkalan Militer China
- Perusahaan AS, BlackSky menangkap citra balon mata-mata China di pangkalan militer yang terletak di Timur LautNegara Tersebut.
Dunia
JAKARTA- Perusahaan AS, BlackSky menangkap citra balon mata-mata China di pangkalan militer yang terletak di Timur Laut negara tersebut. Ditemukannya balon mata-mata di pangkalan militer China menandakan peningkatan signifikan dalam program pesawat China.
Berdasarkan gambar yang diambil oleh BlackSky, tampak sebuah balon udara yang punya panjang sekitar 30,8 meter di atas landasan pacu pangkalan iliter provinsi Xinjiang, Timur Laut China.
Seorang ahli dirgantara mengatakan bahwa mereka melihat landasan pacu dan fitur lain yang menunjukkan bahwa pangkalan itu mampu meluncurkan kapal udara. Gambar-gambar itu juga menunjukkan sebuah hanggar besar yang diyakini memiliki panjang sekitar 274 meter. Dengan ukuran demikian, hanggar dapat dimanfaatkan untuk menampung kapal udara yang lebih besar.
Mengutip Insider Rabu, 3 Mei 2023, gambar balon mata-mata diambil BlackSky kisaran November 2022, beberapa bulan sebelum AS menembak jatuh balon mata-mata yang melintas di negaranya.
Kala itu, Pemerintah AS menuduh bahwa balon itu telah digunakan untuk mengawasi situs militer AS. Namun, China menolak klaim tersebut dan mengatakan balon itu digunakan untuk tujuan damai.
Setelah balon jatuh, pesawat tempur AS menembakkan beberapa objek misterius lagi dari langit di atas Amerika Utara. Namun balon kedua kemudian diketahui sebagai ulah dari penerbang balon biasa.
Mengutip analisis pengajuan paten militer China oleh Arms Control Wonk, sebuah blog yang dijalankan oleh para ahli proliferasi senjata, pangkalan Xinjiang yang dikenal sebagai situs Korla atau Bohu juga digunakan untuk mengembangkan laser yang dapat menargetkan satelit AS.
Situs tersebut juga digunakan untuk melakukan penelitian gelombang mikro bertenaga tinggi, serta mengembangkan kapal udara,
Sekadar informasi, penggunaan balon udara dalam peperangan dan spionase kembali ke awal 1900-an. Para ahli mengatakan bahwa mereka tetap menjadi alat yang tak ternilai untuk mengumpulkan intelijen karena harganya relatif murah.
Selain itu, balon mata-mata mereka melayang perlahan di atas suatu area. Alhasil, mereka dapat mengambil citra yang lebih detail daripada satelit.