Ilustrasi dokter sedang menjalankan operasi.
Nasional

Apa Itu Vasektomi yang Diusulkan Dedi Mulyadi untuk Syarat Bansos?

  • Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan rencana kebijakan yang mengharuskan vasektomi atau KB pria sebagai salah satu syarat untuk menjadi penerima bantuan sosial bagi masyarakat prasejahtera di wilayahnya. Lalu, apa sebenarnya vasektomi?

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan rencana kebijakan yang mengharuskan vasektomi atau KB pria sebagai salah satu syarat untuk menjadi penerima bantuan sosial bagi masyarakat prasejahtera di wilayahnya. Bahkan, ia mengusulkan bagi warga yang bersedia menjalani vasektomi akan diberi insentif sebesar Rp500 ribu.

Dedi mengungkapkan, ia sering dimintai tolong oleh orang untuk membantu biaya kelahiran yang dapat mencapai hingga Rp25 juta. “Lahiran itu enggak tanggung-tanggung loh 25 juta, 15 juta karena rata-rata caesar dan itu rata-rata anak keempat, anak kelima,” katanya, usai rapat koordinasi di ruang Edelweis lantai 5 Gedung Balai Kota Depok, Selasa, 29 April 2025.

Lantas, apa itu vasektomi?

Pengertian Vasektomi

Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen bagi pria yang dilakukan dengan memutus jalur sperma menuju air mani. Akibatnya, air mani tidak lagi mengandung sperma sehingga tidak bisa menyebabkan pembuahan. Meski demikian, pria yang menjalani vasektomi tetap dapat mengalami orgasme dan ejakulasi.

Meski vasektomi sangat efektif dalam mencegah kehamilan, prosedur ini tidak mengganggu kemampuan pria untuk ereksi maupun menikmati hubungan seksual. Dari segi biaya, vasektomi pada pria jauh lebih murah dibandingkan dengan prosedur sterilisasi pada wanita (ligasi tuba) maupun penggunaan kontrasepsi jangka panjang untuk wanita.

Vasektomi juga tergolong sangat efektif dan memiliki efek samping yang minimal. Bahkan, hanya sekitar 1 dari 2.000 wanita yang tetap bisa hamil setelah pasangannya menjalani prosedur ini.

Vasektomi merupakan operasi minor yang aman, sangat efektif, dan bersifat permanen. Prosedur ini sangat sesuai bagi laki-laki yang telah berkeluarga dan tidak lagi berencana memiliki anak sebagai bagian dari program keluarga berencana (KB).

Perlu dicatat, prosedur ini tidak melindungi dari penularan infeksi menular seksual. Terdapat dua metode pembedahan dalam vasektomi, yakni metode konvensional dan metode tanpa pisau bedah.

Vasektomi konvensional merupakan prosedur bedah yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil di kedua sisi skrotum, tepatnya di bagian atas dekat pangkal penis. Melalui sayatan tersebut, dokter atau tenaga medis akan mengakses dan memotong saluran vas deferens, yang berfungsi membawa sperma dari testis.

Sementara, vasektomi tanpa sayatan merupakan prosedur yang melibatkan penahanan saluran vas deferens dengan penjepit kecil dari luar kulit skrotum. Dalam proses ini, dokter membuat lubang kecil pada kulit skrotum untuk memasukkan alat penjepit dan menarik keluar vas deferens.

Prosedur vasektomi umumnya dilakukan secara rawat jalan, baik di klinik maupun ruang operasi, dan biasanya memakan waktu kurang dari 30 menit. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi lokal, yaitu membuat area sekitar vas deferens mati rasa melalui suntikan.

Dalam beberapa kasus, prosedur bisa menggunakan bius total, sehingga pasien akan tertidur selama proses berlangsung.

Setelah menjalani vasektomi, pria tetap dapat mengalami ereksi dan ejakulasi, namun cairan ejakulasinya tidak lagi mengandung sperma.

Dibutuhkan beberapa bulan untuk semua sperma dibersihkan dari vas deferens. Oleh karena itu, penggunaan metode kontrasepsi lain tetap disarankan hingga hasil analisis semen menunjukkan bahwa sperma sudah tidak ditemukan lagi pada ejakulat.

Vasektomi memiliki sejumlah potensi risiko dan komplikasi, seperti infeksi, perdarahan, dan rasa nyeri. Namun, kasus komplikasi tergolong jarang, dan sebagian besar pria yang menjalani prosedur ini hanya mengalami gangguan ringan.

Vasektomi dikenal sebagai bentuk pengendalian kelahiran atau keluarga berencana yang sangat efektif, dengan tingkat keberhasilan lebihi dari 99%. Karena merupakan bentuk sterilisasi permanen, penting bagi pria untuk benar-benar yakin bahwa mereka tidak ingin memiliki anak lagi sebelum menjalani prosedur ini.

Jika di kemudian hari pria berubah pikiran dan ingin memiliki anak, terdapat opsi untuk melakukan prosedur pembalikan vasektomi melalui pembedahan mikroskopik. Namun, prosedur ini tidak selalu berhasil dan biaya yang diperlukan cukup mahal.