Museum Sejarah Jakarta.jpg
Tren Leisure

Anak Muda Harus Tahu! Begini Cara Bedakan Sejarah Asli dan Hoaks

  • sejarah bukan cuma cerita masa lalu, tapi juga cara kita memahami jati diri, mengambil pelajaran, dan menentukan arah ke depan. Hoaks sejarah bisa dipakai untuk propaganda politik, memperkeruh konflik identitas, atau menyesatkan generasi muda.

Tren Leisure

Debrinata Rizky

JAKARTA – Di era media sosial seperti sekarang, informasi sejarah gampang banget dipelintir. Dari narasi kepahlawanan, konflik politik masa lalu, sampai teori konspirasi, semuanya bisa viral meski belum tentu benar. Anak muda yang melek digital wajib lebih kritis supaya nggak gampang termakan hoaks sejarah.

Kenapa ini penting? Karena sejarah bukan cuma cerita masa lalu, tapi juga cara kita memahami jati diri, mengambil pelajaran, dan menentukan arah ke depan. Hoaks sejarah bisa dipakai untuk propaganda politik, memperkeruh konflik identitas, atau menyesatkan generasi muda.

Nah, biar nggak gampang ketipu, berikut beberapa cara membedakan sejarah asli dan hoaks yang wajib anak muda tahu:

1. Cek Sumber Utama
Informasi sejarah yang sahih biasanya bersumber dari arsip, dokumen resmi, surat kabar sezaman, atau karya sejarawan terverifikasi. Kalau sumbernya cuma “katanya” atau potongan video tanpa konteks, wajib curiga.

2. Bandingkan Banyak Referensi
Jangan puas dengan satu postingan atau akun. Cari buku sejarah, jurnal, atau portal berita kredibel. Peristiwa penting biasanya dibahas dari berbagai sudut, jadi kita bisa lihat mana yang konsisten.

3. Waspadai Narasi Emosional
Hoaks sejarah sering dibuat dramatis atau provokatif. Kalimat seperti “pemerintah sembunyikan fakta ini” atau “sejarah yang sengaja dihapus” harus dicek ulang. Banyak hoaks sengaja membakar emosi untuk viral.

4. Periksa Penulis atau Pembicara
Siapa yang menulis atau ngomong? Sejarawan, dosen sejarah, atau orang tanpa latar belakang riset? Banyak akun medsos bergaya "pintar" padahal cuma jual sensasi.

5. Pakai Logika Sehat
Kalau narasi terasa terlalu ekstrem, penuh teori konspirasi tanpa bukti kuat, atau melawan logika, besar kemungkinan itu hoaks. Sejarah kompleks, jarang hitam-putih.

6. Manfaatkan Arsip Digital dan Lembaga Resmi
Banyak arsip sekarang sudah online. Perpustakaan nasional, Arsip Nasional RI, bahkan surat kabar lama bisa diakses daring. Gunakan juga portal cek fakta resmi.

7. Diskusi dan Tanya Ahli
Jangan ragu bertanya ke guru, dosen, atau komunitas sejarah. Diskusi membantu melihat perspektif lain dan menghindari pemahaman sempit.

Dengan langkah-langkah ini, anak muda bisa jadi generasi yang lebih kritis, cerdas, dan susah dibodohi. Ingat, melawan hoaks sejarah itu bagian dari menjaga warisan pengetahuan yang jujur untuk masa depan.