
Altcoin Anjlok Hampir 10 Persen di Akhir Juli, Baca Tips Ini Supaya Jantung Kamu Aman!
- Berdasarkan data dari Coinglass, sebanyak 314.302 posisi trader harus ditutup paksa, dengan total kerugian mendekati angka US$1 miliar. Kebanyakan posisi yang terdampak berasal dari spekulan yang mengharapkan kelanjutan tren bullish pada altcoin, yang selama beberapa minggu sebelumnya memang terus mencetak kenaikan.
Tren Pasar
JAKARTA - Pasar altcoin mengalami koreksi tajam di pekan terakhir Juli 2025. Total kapitalisasi pasarnya tercatat turun hampir 10%, dari US$1,57 triliun menjadi sekitar US$1,4 triliun. Penurunan drastis ini memicu gelombang likuidasi besar-besaran yang mencapai lebih dari US$840 juta hanya dalam waktu 24 jam terakhir.
Mayoritas dari likuidasi tersebut berasal dari posisi long leverage yang terlalu optimis terhadap reli harga kripto belakangan ini. Berdasarkan data dari Coinglass, sebanyak 314.302 posisi trader harus ditutup paksa, dengan total kerugian mendekati angka US$1 miliar.
Kebanyakan posisi yang terdampak berasal dari spekulan yang mengharapkan kelanjutan tren bullish pada altcoin, yang selama beberapa minggu sebelumnya memang terus mencetak kenaikan.
Analis kripto dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menilai bahwa koreksi besar-besaran ini sebetulnya masih dalam batas wajar dan merupakan bagian dari siklus pasar. Menurutnya, aksi ambil untung (profit taking) yang terjadi setelah empat pekan kenaikan berturut-turut adalah hal yang sehat dalam ekosistem kripto.
“Koreksi seperti ini bukan berarti tren naik sudah berakhir. Ini justru fase konsolidasi yang alami sebelum pasar kembali menentukan arah selanjutnya,” jelas Fyqieh melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, Jumat, 25 Juli 2025.
Ia juga menegaskan bahwa selama Bitcoin masih bisa bertahan kuat dan tidak masuk dalam fase penurunan besar, maka peluang altcoin untuk rebound tetap terbuka.
Pergeseran Sentimen: Asia Beli, Barat Jual
Menariknya, laporan dari 10x Research menunjukkan bahwa reli harga kripto yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir didorong oleh aktivitas perdagangan di wilayah Asia. Sementara itu, investor di kawasan Amerika Serikat dan Eropa justru lebih banyak melakukan aksi jual untuk mengamankan keuntungan.
Fenomena ini juga terlihat pada pergerakan harga Ethereum (ETH). ETH sempat melonjak cukup tinggi saat jam perdagangan Asia, namun kemudian mengalami tekanan jual saat memasuki jam pasar di Eropa dan AS.
Pasar Masih "Tamak", Tapi Tetap Waspada
Meskipun tekanan pasar cukup tinggi, kondisi psikologis pelaku pasar masih cenderung positif. Hal ini terlihat dari Crypto Fear & Greed Index yang masih berada di zona “Greed” alias ketamakan. Artinya, sentimen pasar belum benar-benar masuk ke fase kepanikan.
Namun begitu, Fyqieh mengingatkan investor untuk tidak terlena. Altcoin dikenal memiliki volatilitas yang lebih ekstrem dibandingkan Bitcoin. Apalagi, dominasi Bitcoin saat ini masih cukup tinggi, yakni sekitar 53%. Selama dominasi BTC bertahan di level ini, peluang altcoin untuk rally panjang sangat terbatas.
“Altcoin season bisa saja terjadi, tapi biasanya bersifat singkat dan cepat berbalik arah kalau dominasi Bitcoin tidak turun secara signifikan,” tegas Fyqieh.
Baca Juga: CEO JP Morgan Anti-Kripto, Kenapa Banknya Malah Tawarkan Pinjaman Bitcoin?
Dominasi Bitcoin Jadi Penentu Arah Altcoin
Menurut Fyqieh, untuk melihat potensi berlanjutnya altcoin rally, salah satu indikator utama yang perlu diperhatikan adalah dominasi pasar Bitcoin. Ketika dana investor masih banyak mengalir ke BTC, altcoin cenderung jadi "opsi kedua".
Sebaliknya, jika dominasi Bitcoin mulai menurun secara konsisten, barulah altcoin memiliki ruang untuk menguat lebih signifikan.
“Sekarang ini, uang masih stay di BTC. Jadi wajar kalau altcoin kena imbas duluan saat pasar koreksi,” tambahnya.
Strategi di Tengah Pasar yang Fluktuatif
Dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian seperti sekarang, Fyqieh menyarankan agar investor menerapkan manajemen risiko yang disiplin. Koreksi memang bisa jadi peluang untuk masuk di harga lebih rendah, tapi tetap harus hati-hati karena arah pasar bisa berubah sewaktu-waktu.
“Kalau Bitcoin gagal bikin rekor harga baru dan malah sideways, bisa jadi dana yang masuk ke altcoin ditarik lagi secara agresif,” jelas Fyqieh.
Ia pun menekankan pentingnya pendekatan jangka pendek berbasis analisis teknikal yang kuat. Investor disarankan untuk tidak hanya mengandalkan sentimen pasar semata, tapi juga melihat indikator-indikator teknikal untuk memetakan potensi pergerakan harga selanjutnya.
- Perjalanan Bisnis Indomie: Dari Mi Instan Rumahan sampai Jadi Ikon Konglomerasi
- Ada Tetangga RI, Berikut 10 Negara yang Dulunya Miskin Tapi Sekarang Kaya Raya
- 7 Tips Memulai Karier sebagai Beauty Content Creator
Kesimpulan: Koreksi Adalah Peluang, Asal Tahu Batasnya
Penurunan harga altcoin pada akhir Juli 2025 ini memang cukup mengejutkan bagi sebagian trader, terutama yang memegang posisi long dengan leverage tinggi. Namun, dalam dunia kripto yang volatil, koreksi semacam ini bukan hal baru.
Selama Bitcoin masih stabil dan tidak masuk tren turun, altcoin masih punya peluang untuk bangkit. Kuncinya ada pada disiplin manajemen risiko, pemahaman atas dominasi pasar, dan kesiapan menghadapi perubahan arah yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Bagi investor yang sudah terbiasa di pasar kripto, ini bukan akhir segalanya. Justru, bagi yang jeli membaca peluang, koreksi bisa menjadi momen emas untuk masuk. Tapi ingat, jangan terbawa euforia, karena pasar kripto tidak pernah bisa ditebak dengan pasti.