Waspada! Teknologi AI Dapat Memudahkan Peretas Mencuri Password Anda
Tren Inspirasi

AI dan ESG Jadi Prioritas Utama dalam Bisnis di Indonesia Selama 5 Tahun ke Depan

  • Keberlanjutan kini bukan hanya urusan citra, tapi juga menjadi strategi utama yang punya dampak nyata terhadap efektivitas keuangan perusahaan.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Menghadapi tren keuangan Indonesia 2025 yang penuh tantangan, para CFO dituntut memiliki strategi menghadapi krisis yang adaptif dan inovatif. Dalam laporan riset terbaru DBS Bank bertajuk “New Realities, New Possibilities”, terungkap bahwa optimalisasi biaya modal kini menjadi prioritas utama CFO di Indonesia. Di sisi lain, pemanfaatan teknologi keuangan terbaru seperti Generative AI, serta meningkatnya fokus pada ESG dan pembiayaan hijau, membuka peluang pertumbuhan strategis. Laporan ini menjadi rujukan penting bagi pemimpin keuangan untuk menavigasi perubahan pasar global dan membangun ketahanan finansial jangka panjang.

Survei ini melibatkan lebih dari 800 pemimpin keuangan dari tujuh sektor industri di 14 pasar global, termasuk Indonesia. Fokus utama riset adalah untuk memahami bagaimana tren makroekonomi global—seperti geopolitik, inflasi, dan gangguan rantai pasok—mempengaruhi strategi keuangan perusahaan dan bagaimana teknologi baru bisa jadi peluang untuk inovasi dan efisiensi.

Hasil riset mencatat ada tiga tantangan besar yang menjadi perhatian CFO dan treasurer global:

  1. Ketegangan geopolitik (58% responden),
  2. Volatilitas inflasi dan suku bunga (57%),
  3. Gangguan rantai pasokan (55%).

Ketiga isu ini dianggap sangat memengaruhi stabilitas dan pertumbuhan bisnis. Meski begitu, peluang tetap terbuka lewat pemanfaatan teknologi baru. Sebanyak 83% responden menyebut teknologi seperti Generative AI dan Blockchain sebagai game changer, diikuti oleh tren keberlanjutan atau ESG (76%) yang dianggap dapat mendukung efisiensi dan inovasi perusahaan.

Tren Baru: AI dan Manajemen Likuiditas Makin Diandalkan

Survei dilakukan dalam dua periode, yakni sebelum dan sesudah pengumuman tarif dari Amerika Serikat pada April 2025. Hasil dari kedua periode menunjukkan bahwa financial intelligence berbasis data masih jadi prioritas utama para pemimpin keuangan. AI dianggap penting dalam proses analisis dan visualisasi data keuangan, termasuk untuk manajemen kas dan pengambilan keputusan.

Yang menarik, manajemen likuiditas dan valuta asing (FX) naik signifikan sebagai prioritas. Dari sebelumnya berada di urutan ketujuh, kini naik ke posisi kedua dalam survei lanjutan. Ini menunjukkan bahwa CFO kini semakin memikirkan bagaimana menjaga likuiditas perusahaan dan merespons fluktuasi nilai tukar dengan strategi yang lebih tangguh.

Fokus CFO Indonesia: Optimalkan Modal di Tengah Gejolak

Bagaimana dengan Indonesia?

DBS menemukan bahwa para CFO di Tanah Air punya fokus yang agak berbeda dari tren global. Sebanyak 80% pemimpin keuangan di Indonesia menempatkan optimalisasi biaya modal sebagai prioritas utama. Ini merupakan respons atas kondisi perdagangan internasional yang menekan, pelemahan nilai tukar rupiah, dan tekanan inflasi yang masih terasa.

“Bank DBS Indonesia menyadari bahwa tantangan CFO kini bukan hanya soal data dan teknologi. Mereka juga harus menghadapi risiko volatilitas likuiditas dan kurs asing,” ujar Anthonius Sehonamin, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, Kamis, 24 Juli 2025.

Menurut Anthonius, hasil survei DBS memberikan panduan yang relevan bagi pelaku industri di Indonesia dalam menghadapi dinamika pasar dan memanfaatkan peluang pertumbuhan yang muncul.

Baca Juga: Usaha Makin Cuan, Lingkungan Tetap Aman: Berkenalan dengan Pembiayaan Hijau

ESG Jadi Agenda Strategis Perusahaan Indonesia

Menariknya, 78% perusahaan di Indonesia juga menganggap ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai agenda strategis utama. Ini sejalan dengan makin ketatnya kewajiban pelaporan keberlanjutan dan meningkatnya ekspektasi dari para investor. ESG juga jadi kunci untuk memastikan akses perusahaan terhadap pembiayaan hijau dan investasi yang bertanggung jawab.

Sementara itu, 76% responden menilai peningkatan aktivitas treasury sebagai langkah krusial untuk mendeteksi peluang efisiensi, memperbaiki proses internal, dan memperkuat dampak strategis perusahaan.

Strategi Efektif CFO Indonesia di Tengah Ketidakpastian

Untuk mengukur efektivitas strategi keuangan perusahaan, DBS juga mengenalkan indikator baru bernama Strategic Effectiveness Indicator (SEI). Indikator ini digunakan untuk mengevaluasi seberapa efektif strategi yang dijalankan oleh CFO dan treasurer.

Hasilnya:

  • ESG mendapat nilai SEI tertinggi (82%),
  • Diikuti oleh optimalisasi biaya modal (78%),
  • Dan peningkatan aktivitas kebendaharaan (76%).

Dari hasil tersebut, terlihat jelas bahwa keberlanjutan kini bukan hanya urusan citra, tapi juga menjadi strategi utama yang punya dampak nyata terhadap efektivitas keuangan perusahaan.

Solusi Strategis untuk CFO dan Treasurer di Indonesia

Berdasarkan laporan “New Realities, New Possibilities”, DBS menyarankan tiga solusi utama yang dapat dilakukan oleh para CFO dan treasurer Indonesia agar tetap adaptif dan tangguh:

  1. Eksplorasi teknologi Gen AI dan otomatisasi cerdas
    • CFO perlu memanfaatkan teknologi mutakhir untuk memperkuat ketahanan finansial, mulai dari pemrosesan data otomatis hingga prediksi pasar.
  2. Integrasi ESG ke dalam perencanaan keuangan
    • Dengan bantuan layanan konsultasi ESG, perusahaan bisa menyelaraskan tujuan bisnis dan keberlanjutan sekaligus membuka akses ke pembiayaan ramah lingkungan.
  3. Diversifikasi sumber pembiayaan
    • CFO harus menyeimbangkan rasio utang dan ekuitas, menjajaki pendanaan jangka panjang, serta membuka akses dari berbagai kanal pembiayaan guna menurunkan risiko dan biaya modal.

Tantangan dan Peluang di Era Disrupsi Teknologi

Menurut Dandy Indra Wardhana Pandi, Head of Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia, pemimpin bisnis saat ini menghadapi tekanan besar dari disrupsi teknologi dan ketidakpastian global. Namun, ia menekankan bahwa kondisi ini bisa jadi peluang, jika disikapi dengan strategi yang tepat.

“Inovasi digital dan evaluasi kinerja jadi kunci. Ini saatnya menjadikan mitra terpercaya sebagai bagian dari strategi utama dalam mengelola risiko dan mengembangkan bisnis,” ujar Dandy.

Indonesia Punya Peluang Jadi Pusat Manufaktur Alternatif

Terakhir, laporan ini juga menyoroti potensi Indonesia untuk tampil sebagai alternatif pusat manufaktur global. Ekspansi kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kondisi geopolitik yang berubah membuka peluang bagi Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam rantai pasok dunia. Hal ini diyakini bisa membentuk ulang arah perdagangan, investasi, dan pertumbuhan industri nasional dalam beberapa tahun ke depan.

Sebagai catatan, “New Realities, New Possibilities” merupakan edisi ketiga dari serial riset yang dirilis oleh DBS Bank. Seri ini ditujukan untuk para profesional keuangan, terutama di bidang treasury dan CFO, sebagai panduan memahami dinamika ekonomi sekaligus menangkap peluang strategis.