Ilustrasi orang hanya memiliki sedikit uang.
Tren Leisure

7 Tips Agar Tak Terjebak Utang Konsumtif, Pakai Tunai

  • Utang konsumtif tak hanya menguras uang, tapi juga berpotensi menimbulkan persoalan keuangan yang serius. Jenis utang ini umumnya disertai suku bunga yang tinggi, sehingga jumlah bunga yang harus dibayar bisa jauh lebih besar dibandingkan pokok utangnya.

Tren Leisure

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Utang konsumtif adalah utang yang diambil untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau yang tidak mampu dibeli secara tunai. Utang ini sering kali digunakan untuk memenuhi gaya hidup yang cenderung konsumtif dan impulsif.

Contoh utang konsumtif meliputi utang kartu kredit, pinjaman online, atau pinjaman untuk membeli mobil atau gadget terbaru. Utang-utang ini biasanya dikenakan suku bunga tinggi dan dapat membebani keuangan dalam jangka panjang.

Utang konsumtif tak hanya menguras uang, tapi juga berpotensi menimbulkan persoalan keuangan yang serius. Jenis utang ini umumnya disertai suku bunga yang tinggi, sehingga jumlah bunga yang harus dibayar bisa jauh lebih besar dibandingkan pokok utangnya.

Lantas, bagaimana agar terhindar dari utang konsumtif?

Tips Agar Tak Terjebak Utang Konsumtif

Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara menghindari utang konsumtif:

1. Buat Anggaran dan Rencana Keuangan

Tanpa perencanaan anggaran yang matang, pengeluaran dapat menjadi tidak terkendali dan pada akhirnya membuat Anda bergantung pada utang untuk memenuhi kebutuhan harian. Oleh karena itu, penting juga untuk menetapkan batasan bagi pengeluaran hiburan atau kebutuhan yang tidak terlalu mendesak.

Maka dari itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah menyusun anggaran yang terperinci untuk pendapatan dan pengeluaran bulanan Anda. Tentukan pos pengeluaran dan atur alokasi dana secara bijak. Dengan begitu, Anda mungkin tidak perlu berutang untuk memenuhi kebutuhan atau menutupi pengeluaran.

2. Harus Tahu Mana Kebutuhan dan Keinginan

Salah satu alasan utama seseorang terjerat utang konsumtif adalah kebiasaan membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan.

Dorongan untuk memiliki barang terbaru seperti gadget, pakaian, atau produk mewah sering kali mendorong orang utang. Padahal, tidak semua dari barang-barang tersebut bersifat penting atau mendesak untuk dimiliki.

Pikirkan secara matang sebelum membeli sesuatu. Tanyakan pada diri sendiri apakah barang atau jasa tersebut memang dibutuhkan atau sekadar keinginan sementara. Hindari godaan untuk membeli secara impulsif, dan berikan waktu bagi diri Anda untuk mempertimbangkannya sebelum membuat keputusan akhir.

3. Usahakan Belanja dengan Uang Tunai

Cobalah untuk membayar belanjaan menggunakan uang tunai agar Anda lebih sadar akan jumlah uang yang dikeluarkan. Melakukan pembayaran dengan uang tunai dapat mendorong kita untuk lebih bijak dalam mengelola pengeluaran dan menghindari pemborosan.

Memang, keluar dari jeratan utang tidak semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan pola pikir yang positif serta disiplin tinggi untuk menghentikan kebiasaan belanja yang kurang bijak dan berpotensi menimbulkan utang.

Perlu diingat, utang hanya akan menambah beban bunga dan memperbesar biaya yang harus ditanggung di kemudian hari.

4. Pertimbangkan Rasio Utang dan Pendapatan

Jika terpaksa utang, idealnya porsi utang dan pendapatan tidak melebihi 30% dari total penghasilan agar keuangan tetap seimbang dan pengeluaran tidak melampaui pendapatan.

Jika memang harus berutang, pastikan untuk mempertimbangkannya dengan matang sebelum mengambil cicilan. Terlalu banyak cicilan justru bisa membebani keuangan dan meningkatkan pengeluaran dalam jangka panjang.

5. Lunasi Utang Secepatnya

Sebisa mungkin, usahakan untuk melunasi utang secepatnya. Utang yang dibiarkan terlalu lama dapat menimbulkan bunga dan biaya tambahan.

Jika Anda memutuskan untuk meminjam uang, pastikan memahami dengan jelas besaran bunga serta biaya lainnya yang menyertai. Bandingkan berbagai pilihan pinjaman dari beberapa sumber agar bisa mendapatkan penawaran yang paling menguntungkan.

6. Simpan Uang untuk Dana Darurat

Salah satu alasan utama banyak orang terpaksa berutang adalah karena tidak memiliki dana darurat yang mencukupi. Ketika menghadapi situasi tak terduga, mereka harus meminjam uang untuk menutupi kebutuhan tersebut. Padahal, jika dana darurat telah disiapkan sejak awal, kondisi ini bisa dihindari.

Maka, sisihkan sebagian penghasilan setiap bulan untuk membangun dana darurat. Idealnya, jumlah dana darurat yang perlu dimiliki adalah sekitar 3 hingga 6 kali dari total pengeluaran bulanan.

Dengan memiliki dana darurat yang memadai, Anda akan merasa lebih tenang dan tidak perlu mengandalkan utang saat menghadapi situasi darurat di kemudian hari.

7. Cari Penghasilan Tambahan

Pendapatan yang terbatas sering menjadi alasan utama seseorang terpaksa mengambil utang konsumtif. Namun, alih-alih terus-menerus bergantung pada utang, Anda bisa mulai mencari peluang untuk menambah penghasilan.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan, seperti menjalani pekerjaan freelance, memulai usaha kecil, atau mengikuti pelatihan keterampilan untuk meningkatkan daya saingmu di dunia kerja.

Dengan adanya sumber penghasilan tambahan, pengelolaan keuangan menjadi lebih fleksibel, sehingga Anda tidak perlu lagi merasa khawatir kekurangan dana.

Memiliki penghasilan tambahan memiliki nilai penting yang dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti peningkatan kondisi keuangan hingga keleluasaan dalam menyusun rencana masa depan.